75 Juta Orang Diprediksi Hidup dengan Kanker, Kenali Gejala dan Sebabnya
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pada 2030 diperkirakan ada 75 juta warga dunia yang hidup dengan kanker , 17 juta diantaranya menyebabkan kematian. Tingginya kasus kanker ini mestinya menjadi perhatian masyarakat dengan mengenali gejala dan menghindari penyebabnya.
Ketua Cabang Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Koordinator Jawa Barat Dradjat R. Suardi mengatakan, pengidap kanker tercatat terus meningkat setiap tahunnya. Pada 2005 kematian akibat kanker di seluruh dunia 7 juta orang. 11 kasus baru dengan 25 juta orang hidup dengan kanker. Angka tersebut diperkirakan terus meningkat dengan prediksi 2030 sebanyak 75 juta orang.
"Sayangnya, 70 penyakit kanker berada di negara berkembang termasuk Indonesia," jelas Dradjat pada acara Media Event Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Jawa Barat di Bandung.
Baca juga: Pria Harus Tahu! Ejakulasi 20 Kali Sebulan Tekan Risiko Kanker Prostat
Menurut dia, kesenjangan informasi mengakibatkan berbagai macam asumsi dan perkiraan atau mitos yang seringnya kurang tepat bahkan sama sekali tidak benar mengenai kanker. Namun mitos ini justru banyak beredar dan diterima oleh masyarakat sebagai sebuah kebenaran.
Kasus kanker di Jawa Barat, ujarnya, seperti fenomena gunung es. Artinya masih banyak kasus kanker yang belum ditemukan, sehingga butuh kerjasama dengan semua pihak guna mengungkap lebih banyak kasus penyakit kanker yang terjadi.
"Mayoritas masyarakat percaya bahwa kanker merupakan penyakit turunan. Padahal jika melihat statistik, penyakit kanker yang dipicu oleh faktor genetik turunan hanya 5%. selebihnya yakni, 95% bukan akibat faktor turunan,"jelasnya.
Dia memaparkan, proses terjadinya bisa akibat dari faktor internal dan eksternal. Menurutnya, faktor internal adalah faktor genetik baik turunan maupun bukan turunan. Sedangkan faktor eksternal adalah akibat faktor Biologi, Kimiawi dan Fisik seperti terkena paparan sinar matahari berlebihan dan berulang ulang hingga mengakibatkan trauma fisik.
"Unsur kimiawi yang berada di makanan jika dikonsumsi terus menerus dalam waktu lama juga bisa memicu kanker. Masalah kanker ini biasanya baru muncul pada usia 40 tahun, karena sampai terbentuk kanker melewati fase cukup panjang, " Imbuh dia.
Sementara itu, Wakil Ketua YKI Jabar, dr Indra Wijaya menjelaskan seputar penyakit kanker paru-paru. Menurutnya, Kanker paru-paru merupakan salah satu jenis penyakit dengan angka kematian tertinggi. Semua orang bisa berisiko menderita kanker paru-paru.
"85 persen kanker paru-paru berhubungan dengan eksposur rokok. Namun kanker paru-paru bisa juga terjadi pada orang yang bukan perokok atau yang sudah berhenti merokok," ujarnya.
Selain terpapar asap rokok, lanjut dia, kanker paru-paru juga bisa dipicu oleh konsumsi makanan tidak sehat secara berlebihan, kurang berolahraga serta terlalu banyak mengonsumsi zat pengawet dan lainnya. Karena itu, pasien penderita kanker paru-paru saat ini banyak terjadi di kalangan usia muda.
Kesenjangan penyakit kanker terjadi di negara berkembang, hal tersebut kata dia, terlihat saat negara maju mengalami penurunan, ternyata secara global kasus penyakit kanker justru mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Kesenjangan jumlah kasus kanker di negara maju dan negara berkembang, menurut dr Indra Wijaya adalah akibat dari pengobatan kanker komprehensif yang hanya tersedia di lebih dari 90% negara berpenghasilkan tinggi. "Tapi kurang 15% negara perpenghasilan rendah dapat menjalani pengobatan kanker secara komprehensif, lanjutnya.
Begitu pula dengan kelangsungan hidup anak anak yang didiagnosis kanker. Ia memaparkan, saat ini lebih dari 80% terjadi di negara bernghasilan tinggi, dan 20% di negara berpenghasilan rendah.
"Kesenjangan yang terjadi di dunia kini menjadi perhatian dalam peringatan World Cancer Day tahun ini. sehingga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengangkat tema "Close the Care GAP" yang dapat dilakukan dengan diagnosis dini, pengobatan yang lebih efektif sesuai target, dan manajemen pasien yang lebih baik," pungkasnya.
Diketahui, acara tersebut digelar YKI Bandung sebagian upaya mengurangi kesenjangan informasi tentang penyakit kanker. Karena banyak pasien yang terlambat mendapatkan penanganan medis sejak dini.
"Bertepatan dengan peringatan hari kanker sedunia, kami mengadakan Media Event YKI Jabar guna mengatasi kesenjangan informasi tentang kanker" Ujar Ketua Panitia, Nelimay
Ketua Cabang Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Koordinator Jawa Barat Dradjat R. Suardi mengatakan, pengidap kanker tercatat terus meningkat setiap tahunnya. Pada 2005 kematian akibat kanker di seluruh dunia 7 juta orang. 11 kasus baru dengan 25 juta orang hidup dengan kanker. Angka tersebut diperkirakan terus meningkat dengan prediksi 2030 sebanyak 75 juta orang.
"Sayangnya, 70 penyakit kanker berada di negara berkembang termasuk Indonesia," jelas Dradjat pada acara Media Event Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Jawa Barat di Bandung.
Baca juga: Pria Harus Tahu! Ejakulasi 20 Kali Sebulan Tekan Risiko Kanker Prostat
Menurut dia, kesenjangan informasi mengakibatkan berbagai macam asumsi dan perkiraan atau mitos yang seringnya kurang tepat bahkan sama sekali tidak benar mengenai kanker. Namun mitos ini justru banyak beredar dan diterima oleh masyarakat sebagai sebuah kebenaran.
Kasus kanker di Jawa Barat, ujarnya, seperti fenomena gunung es. Artinya masih banyak kasus kanker yang belum ditemukan, sehingga butuh kerjasama dengan semua pihak guna mengungkap lebih banyak kasus penyakit kanker yang terjadi.
"Mayoritas masyarakat percaya bahwa kanker merupakan penyakit turunan. Padahal jika melihat statistik, penyakit kanker yang dipicu oleh faktor genetik turunan hanya 5%. selebihnya yakni, 95% bukan akibat faktor turunan,"jelasnya.
Dia memaparkan, proses terjadinya bisa akibat dari faktor internal dan eksternal. Menurutnya, faktor internal adalah faktor genetik baik turunan maupun bukan turunan. Sedangkan faktor eksternal adalah akibat faktor Biologi, Kimiawi dan Fisik seperti terkena paparan sinar matahari berlebihan dan berulang ulang hingga mengakibatkan trauma fisik.
"Unsur kimiawi yang berada di makanan jika dikonsumsi terus menerus dalam waktu lama juga bisa memicu kanker. Masalah kanker ini biasanya baru muncul pada usia 40 tahun, karena sampai terbentuk kanker melewati fase cukup panjang, " Imbuh dia.
Sementara itu, Wakil Ketua YKI Jabar, dr Indra Wijaya menjelaskan seputar penyakit kanker paru-paru. Menurutnya, Kanker paru-paru merupakan salah satu jenis penyakit dengan angka kematian tertinggi. Semua orang bisa berisiko menderita kanker paru-paru.
"85 persen kanker paru-paru berhubungan dengan eksposur rokok. Namun kanker paru-paru bisa juga terjadi pada orang yang bukan perokok atau yang sudah berhenti merokok," ujarnya.
Selain terpapar asap rokok, lanjut dia, kanker paru-paru juga bisa dipicu oleh konsumsi makanan tidak sehat secara berlebihan, kurang berolahraga serta terlalu banyak mengonsumsi zat pengawet dan lainnya. Karena itu, pasien penderita kanker paru-paru saat ini banyak terjadi di kalangan usia muda.
Kesenjangan penyakit kanker terjadi di negara berkembang, hal tersebut kata dia, terlihat saat negara maju mengalami penurunan, ternyata secara global kasus penyakit kanker justru mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Kesenjangan jumlah kasus kanker di negara maju dan negara berkembang, menurut dr Indra Wijaya adalah akibat dari pengobatan kanker komprehensif yang hanya tersedia di lebih dari 90% negara berpenghasilkan tinggi. "Tapi kurang 15% negara perpenghasilan rendah dapat menjalani pengobatan kanker secara komprehensif, lanjutnya.
Begitu pula dengan kelangsungan hidup anak anak yang didiagnosis kanker. Ia memaparkan, saat ini lebih dari 80% terjadi di negara bernghasilan tinggi, dan 20% di negara berpenghasilan rendah.
"Kesenjangan yang terjadi di dunia kini menjadi perhatian dalam peringatan World Cancer Day tahun ini. sehingga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengangkat tema "Close the Care GAP" yang dapat dilakukan dengan diagnosis dini, pengobatan yang lebih efektif sesuai target, dan manajemen pasien yang lebih baik," pungkasnya.
Diketahui, acara tersebut digelar YKI Bandung sebagian upaya mengurangi kesenjangan informasi tentang penyakit kanker. Karena banyak pasien yang terlambat mendapatkan penanganan medis sejak dini.
"Bertepatan dengan peringatan hari kanker sedunia, kami mengadakan Media Event YKI Jabar guna mengatasi kesenjangan informasi tentang kanker" Ujar Ketua Panitia, Nelimay
(msd)