Konservasi Terumbu Karang Pantai Tulamben Bali Digelar 4 Hari
loading...
A
A
A
KARANGASEM - Konservasi terumbu karang di pesisir Pantai Tulamben, Karangasem, Bali digelar selama empat hari. Diharapkan dengan konservasi ini kawasan terumbu karang di Pulau Dewata bisa tetap terjaga.
Bali memilikikawasan konservasiterumbu karang terluas di Indonesia. Hal itulah yang mendorong Malleum Iustitiae Institute bersama Jaladharma Diving Club (JDC) melaksanakan program konservasi terumbu karang di Pesisir Tulamben.
"Menurut Statistik Lingkungan Hidup 2021, luas kawasan konservasi terumbu karang di Bali mencapai 977 hektare. Hal ini tentunya harus kita lestarikan bersama demi menjaga ekosistem biota laut maupun manfaat ekonomis bagi pariwisata Bali," kata pendiri Malleum Iustitiae Institute, Efatha Filomeno Borromeu Duarte, Sabtu (19/11/2022).
Kegiatan konservasi terumbu karang di Tulamben selama empat hari (14-17 November 2022) sebagai bentuk kepedulian pelestarian ekosistem biota laut Pulau Bali.
"Kegiatan konservasi terumbu karang yang dilaksanakan di Tulamben merupakan bentuk konkret kepedulian kami kalangan kampus bersama Jaladharma Diving Club untuk menjaga dan melestarikan keindahan alam biota laut Pulau Bali," lanjutnya.
Efatha Duarte yang sehari-hari beraktivitas sebagai dosen Universitas Udayana menegaskan adanya penguatan pemahaman peserta melalui penyampaian materi dari para instruktur profesional.
"Melalui kegiatan selama 4 hari, peserta menerima materi mengenai pengenalan terumbu karang dan konservasi terumbu karang oleh Aini dari Mero Foundation, Dio dari JDC serta Nyoman Swastika selaku Kepala Dusun Tulamben," jelasnya.
Dia menjelaskan bahwa materi yang diberikan terkait pentingnya terumbu karang.
"Kita ketahui bahwa, terumbu karang merupakan salah satu penghasil oksigen dalam lautan dan hunian bagi biota laut lainnya, sehingga menjadi penting untuk sebaik mungkin menjaga dan melestarikannya," tandasnya.
Sementara, Suyanto Nawawi Ketua JDC mengungkapkan urgensi konservasi terumbu karang.
“Kita menitik beratkan pada usaha sebaik mungkin menjaga dan melindungi terumbu karang, karena seperti yang kita tau bahwa terumbu karang sebagai penyumbang oksigen di bumi hingga 80 persen,” ungkap Suyanto.
Kegiatan konservasi terumbu karang ini berjalan lurus dalam menumbuhkan ekonomi masyarakat pasca pandemi.
"Potensi mengenai terumbu karang yang tumbuh menjadi salah satu potensi penggerak ekonomi masyarakat sebagai destinasi wisata di Tulamben", jelas Suyanto.
Selain itu, Ia mengungkapkan potensi alam bawah laut Tulamben menyisakan histori peninggalan perang dunia II yang dapat menarik minat wisatawan.
“Pantai Tulamben sangat luar biasa potensinya, salah satu spot diving terdapak bangkai kapal perang USS Liberty milik Amerika Serikat yang karam, ini menjadi salah satu destinasi wisata,” jelasnya.
Pada kegiatan konservasi ini, peserta dibekali teori dan diajak menyelam untuk menikmati keindahan bawah laut Tulamben.
"Sekaligus praktik dengan ikut menanam terumbu karang sebagai bentuk kepedulian generasi muda dalam mencintai biota laut," jelas Suyanto.
Peserta kegiatan konservasi terumbu karang ini berasal dari berbagai kalangan, yang rata-rata merupakan mahasiswa dengan latar belakang berbagai daerah seperti asal NTT, Papua, Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan.
"Mereka berasal dari perguruan tinggi di Bali seperti dari UNUD, Universitas Warmadewa, Undiksha, dan UHN Bali ini diharapkan selain semakin cinta terhadap alam Bali juga dapat meningkatkan rasa kebersamaan antar sesama," pungkasnya.
Bali memilikikawasan konservasiterumbu karang terluas di Indonesia. Hal itulah yang mendorong Malleum Iustitiae Institute bersama Jaladharma Diving Club (JDC) melaksanakan program konservasi terumbu karang di Pesisir Tulamben.
"Menurut Statistik Lingkungan Hidup 2021, luas kawasan konservasi terumbu karang di Bali mencapai 977 hektare. Hal ini tentunya harus kita lestarikan bersama demi menjaga ekosistem biota laut maupun manfaat ekonomis bagi pariwisata Bali," kata pendiri Malleum Iustitiae Institute, Efatha Filomeno Borromeu Duarte, Sabtu (19/11/2022).
Kegiatan konservasi terumbu karang di Tulamben selama empat hari (14-17 November 2022) sebagai bentuk kepedulian pelestarian ekosistem biota laut Pulau Bali.
"Kegiatan konservasi terumbu karang yang dilaksanakan di Tulamben merupakan bentuk konkret kepedulian kami kalangan kampus bersama Jaladharma Diving Club untuk menjaga dan melestarikan keindahan alam biota laut Pulau Bali," lanjutnya.
Efatha Duarte yang sehari-hari beraktivitas sebagai dosen Universitas Udayana menegaskan adanya penguatan pemahaman peserta melalui penyampaian materi dari para instruktur profesional.
"Melalui kegiatan selama 4 hari, peserta menerima materi mengenai pengenalan terumbu karang dan konservasi terumbu karang oleh Aini dari Mero Foundation, Dio dari JDC serta Nyoman Swastika selaku Kepala Dusun Tulamben," jelasnya.
Dia menjelaskan bahwa materi yang diberikan terkait pentingnya terumbu karang.
"Kita ketahui bahwa, terumbu karang merupakan salah satu penghasil oksigen dalam lautan dan hunian bagi biota laut lainnya, sehingga menjadi penting untuk sebaik mungkin menjaga dan melestarikannya," tandasnya.
Sementara, Suyanto Nawawi Ketua JDC mengungkapkan urgensi konservasi terumbu karang.
“Kita menitik beratkan pada usaha sebaik mungkin menjaga dan melindungi terumbu karang, karena seperti yang kita tau bahwa terumbu karang sebagai penyumbang oksigen di bumi hingga 80 persen,” ungkap Suyanto.
Kegiatan konservasi terumbu karang ini berjalan lurus dalam menumbuhkan ekonomi masyarakat pasca pandemi.
"Potensi mengenai terumbu karang yang tumbuh menjadi salah satu potensi penggerak ekonomi masyarakat sebagai destinasi wisata di Tulamben", jelas Suyanto.
Selain itu, Ia mengungkapkan potensi alam bawah laut Tulamben menyisakan histori peninggalan perang dunia II yang dapat menarik minat wisatawan.
“Pantai Tulamben sangat luar biasa potensinya, salah satu spot diving terdapak bangkai kapal perang USS Liberty milik Amerika Serikat yang karam, ini menjadi salah satu destinasi wisata,” jelasnya.
Pada kegiatan konservasi ini, peserta dibekali teori dan diajak menyelam untuk menikmati keindahan bawah laut Tulamben.
"Sekaligus praktik dengan ikut menanam terumbu karang sebagai bentuk kepedulian generasi muda dalam mencintai biota laut," jelas Suyanto.
Peserta kegiatan konservasi terumbu karang ini berasal dari berbagai kalangan, yang rata-rata merupakan mahasiswa dengan latar belakang berbagai daerah seperti asal NTT, Papua, Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan.
"Mereka berasal dari perguruan tinggi di Bali seperti dari UNUD, Universitas Warmadewa, Undiksha, dan UHN Bali ini diharapkan selain semakin cinta terhadap alam Bali juga dapat meningkatkan rasa kebersamaan antar sesama," pungkasnya.
(shf)