Pimpin Apel Pasukan Tanggap Bencana, Begini Pesan Gubernur Sulsel
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Cuaca buruk kini mulai melanda sebagian wilayah di Sulsel hingga mengakibatkan bencana longsor dan banjir di sejumlah titik. Gubernur Andi Sudirman Sulaiman pun memberi respons dan langsung memimpin apel pasukan tanggap bencana.
Apel pasukan Kesiapsiagaan Penanganan Bencana Alam dan Pengecekan Peralatan SAR di Sulsel tahun 2022 itu digelar di Lapangan Karebosi, Jumat (18/11/2022) dan diikuti sebanyak 1.050 personel.
Gubernur Andi Sudirman Sulaiman menyampaikan, kesiap-siagaan ini pada SDM aparatur, logistik dan peralatan dalam menghadapi bencana alam dengan menggunakan prinsip tanggap, tangkas dan tangguh.
Selain silaturahmi, apel ini juga sebagai konsolidasi penanganan kebencanaan. “Apel ini kita dapat berkolaborasi bersinergi yang bermuara pada perlindungan pada masyarakat terhadap bencana alam, baik faktor alam atau non alam,” katanya.
Sudirman menyampaikan, perlu mewaspadai potensi puncak musim hujan serta meminimalisir dampak cuaca ekstrem, curah hujan yang tinggi disertai angin kencang yang berpotensi menyebabkan banjir dan longsor maupun bencana hidrometeorologis lainnya.
Sulsel juga masuk dalam daerah yang rawan atau rentan bencana. Sehingga perlu kesiap-siagaan dan untuk mengurangi resiko bencana dengan mitigasi.
“Kita perlu waspada karena sering terjadi. Beberapa wilayah sering banjir dan longsor. Kemarin, terjadi di Jalan Poros Malino. Bahkan ada yang rutin terjadi (banjir) seperti Wajo dan beberapa titik di Makassar,“ ujarnya.
Dia juga menekankan penerapan manajemen penanggulangan bencana tanggap darurat yang memerlukan respon cepat kurang dari 24 jam dengan baik.
Gubernur pun meminta pemerintahan mulai dari desa/kelurahan hingga Provinsi bersinergi untuk selalu tanggap dan dapat merespons setiap kejadian yang ada di masyarakat dan membutuhkan bantuan. Standby 24 jam dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Saya sampaikan kepada Babinkantibmas dan Babinsa serta kepala desa dan lurah untuk menjadi ujung tombak terdepan, tercepat dalam penanganan untuk melakukan koordinasi, memegang contact emergency call. Demikian juga Kepala BPBD Sulsel untuk mengaktifkan nomor 24 jam untuk menerima telepon dari instansi mana saja,” ucapnya.
Pelibatan publik juga penting dalam dalam penanganan kebencanaannya. “Mari kita bangun partisipasi publik dengan pelibatan pentahelix kebencanaan yaitu pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi dan media pers dengan bersama sama turun dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di setiap fase,” sebutnya.
Dia juga menyampaikan penghargaan kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di Provinsi Sulsel, yaitu pihak TNI/Polri, Basarnas, BMKG, Instansi lintas sektoral, para bupati/wali kota se-Sulsel, Organisasi Kemanusiaan dan Stakeholder dari berbagai elemen masyarakat.
Apel pasukan Kesiapsiagaan Penanganan Bencana Alam dan Pengecekan Peralatan SAR di Sulsel tahun 2022 itu digelar di Lapangan Karebosi, Jumat (18/11/2022) dan diikuti sebanyak 1.050 personel.
Gubernur Andi Sudirman Sulaiman menyampaikan, kesiap-siagaan ini pada SDM aparatur, logistik dan peralatan dalam menghadapi bencana alam dengan menggunakan prinsip tanggap, tangkas dan tangguh.
Selain silaturahmi, apel ini juga sebagai konsolidasi penanganan kebencanaan. “Apel ini kita dapat berkolaborasi bersinergi yang bermuara pada perlindungan pada masyarakat terhadap bencana alam, baik faktor alam atau non alam,” katanya.
Sudirman menyampaikan, perlu mewaspadai potensi puncak musim hujan serta meminimalisir dampak cuaca ekstrem, curah hujan yang tinggi disertai angin kencang yang berpotensi menyebabkan banjir dan longsor maupun bencana hidrometeorologis lainnya.
Sulsel juga masuk dalam daerah yang rawan atau rentan bencana. Sehingga perlu kesiap-siagaan dan untuk mengurangi resiko bencana dengan mitigasi.
“Kita perlu waspada karena sering terjadi. Beberapa wilayah sering banjir dan longsor. Kemarin, terjadi di Jalan Poros Malino. Bahkan ada yang rutin terjadi (banjir) seperti Wajo dan beberapa titik di Makassar,“ ujarnya.
Dia juga menekankan penerapan manajemen penanggulangan bencana tanggap darurat yang memerlukan respon cepat kurang dari 24 jam dengan baik.
Gubernur pun meminta pemerintahan mulai dari desa/kelurahan hingga Provinsi bersinergi untuk selalu tanggap dan dapat merespons setiap kejadian yang ada di masyarakat dan membutuhkan bantuan. Standby 24 jam dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Saya sampaikan kepada Babinkantibmas dan Babinsa serta kepala desa dan lurah untuk menjadi ujung tombak terdepan, tercepat dalam penanganan untuk melakukan koordinasi, memegang contact emergency call. Demikian juga Kepala BPBD Sulsel untuk mengaktifkan nomor 24 jam untuk menerima telepon dari instansi mana saja,” ucapnya.
Pelibatan publik juga penting dalam dalam penanganan kebencanaannya. “Mari kita bangun partisipasi publik dengan pelibatan pentahelix kebencanaan yaitu pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi dan media pers dengan bersama sama turun dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di setiap fase,” sebutnya.
Dia juga menyampaikan penghargaan kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di Provinsi Sulsel, yaitu pihak TNI/Polri, Basarnas, BMKG, Instansi lintas sektoral, para bupati/wali kota se-Sulsel, Organisasi Kemanusiaan dan Stakeholder dari berbagai elemen masyarakat.
(nic)