Tokoh Masyarakat Jayapura Sebut Sudah Lama Merindukan Kedatangan KPK
loading...
A
A
A
JAYAPURA - KPK sudah memeriksa Gubernur Papua Lukas Enembe di rumah kediamannya di Koya Tengah, Jayapura. Namun lembaga antirasuah itu belum menahan Lukas yang berstatus tersangka kasus suap dan gratifikasi senilai Rp1 miliar. Hal ini lantaran Lukas Enembe masih dalam keadaan sakit, dan menjalani perawatan di kediaman pribadinya itu.
Setidaknya ada sementara pihak yang merasa lega atas kedatangan KPK untuk memeriksa orang nomor satu di Papua itu. Salah satunya adalah Naftali Felle, Kepala Suku di Kampung Abar, Sentani, Kabupaten Jayapura.
Menurutnya, upaya-upaya yang tengah dilakukan KPK dalam rangka mengungkap kasus suap dan gratifikasi yang dituduhkan kepada Gubernur Papua Lukas Enembe, sudah tepat dan perlu didukung oleh seluruh masyarakat Papua.
“KPK bekerja bukan untuk diri sendiri tapi untuk kepentingan masyarakat, supaya dana-dana yang dialirkan dari pusat untuk kepentingan masyarakat bisa tersalurkan dengan benar sehingga kita merasa bahwa kami diperhatikan,” kata Naftali yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Musyawarah Kampung (Bamuskam) Abar, Sentani, ini.
Naftali menyebut, dalam berbagai pertemuan dan diskusi di kalangan tokoh-tokoh masyarakat Kabupaten Jayapura selama ini, pada umumnya mereka mengeluhkan seretnya aliran dana pembangunan ke kampung-kampung, karena berbagai sebab. Di antaranya karena adanya kepentingan elit-elit politik Papua.
“Kita tahu bersama masyarakat Papua selama ini kan meminta referendum itu karena apa, salah satu sebab itu mereka tidak rasakan dana-dana yang dikucurkan dari pusat. Karena itu tadi, di elit-elit politik di atas mereka memainkan dana-dana ini untuk kepentingan sendiri,” kata pensiunan PNS Dinas Kesehatan Provinsi Papua ini.
Naftali bahkan menyebut, ada dana-dana yang sengaja dipotong untuk kepentingan Gubernur. “Selama ini ada dana-dana yang dipangkas untuk kepentingan dan membiayai kerja daripada Lukas Enembe khususnya,” kata Naftali.
Baca: Haul Pakubuwono XII Jadi Ajang Silaturahmi Keluarga Besar Keraton Kasunanan Surakarta.
Maka sudah tepat, lanjut Naftali, KPK tidak hanya memeriksa Gubernur Papua, tetapi semua pihak yang terindikasi terlibat dalam pengelolaan uang rakyat di Papua.
“Kita tahu bersama bahwa ada antek-anteknya, kaki tangannya Lukas Enembe yang mem-backup dan mendukung supaya Lukas Enembe tidak dibawa ke forum hukum ini, ada oknum-oknum tertentu yang bermain di belakang mem-backup upaya pemeriksaan dan penangkapan daripada KPK," katanya.
Sekali lagi Naftali menegaskan bahwa siapapun yang terlibat dalam memanipulasi uang rakyat di Papua harus dihukum. “Ini langkah yang diambil KPK ini tepat karena kita negara hukum. Tiada ada satu orang pun yang kebal hukum," pungkasnya.
Setidaknya ada sementara pihak yang merasa lega atas kedatangan KPK untuk memeriksa orang nomor satu di Papua itu. Salah satunya adalah Naftali Felle, Kepala Suku di Kampung Abar, Sentani, Kabupaten Jayapura.
Menurutnya, upaya-upaya yang tengah dilakukan KPK dalam rangka mengungkap kasus suap dan gratifikasi yang dituduhkan kepada Gubernur Papua Lukas Enembe, sudah tepat dan perlu didukung oleh seluruh masyarakat Papua.
“KPK bekerja bukan untuk diri sendiri tapi untuk kepentingan masyarakat, supaya dana-dana yang dialirkan dari pusat untuk kepentingan masyarakat bisa tersalurkan dengan benar sehingga kita merasa bahwa kami diperhatikan,” kata Naftali yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Musyawarah Kampung (Bamuskam) Abar, Sentani, ini.
Naftali menyebut, dalam berbagai pertemuan dan diskusi di kalangan tokoh-tokoh masyarakat Kabupaten Jayapura selama ini, pada umumnya mereka mengeluhkan seretnya aliran dana pembangunan ke kampung-kampung, karena berbagai sebab. Di antaranya karena adanya kepentingan elit-elit politik Papua.
“Kita tahu bersama masyarakat Papua selama ini kan meminta referendum itu karena apa, salah satu sebab itu mereka tidak rasakan dana-dana yang dikucurkan dari pusat. Karena itu tadi, di elit-elit politik di atas mereka memainkan dana-dana ini untuk kepentingan sendiri,” kata pensiunan PNS Dinas Kesehatan Provinsi Papua ini.
Naftali bahkan menyebut, ada dana-dana yang sengaja dipotong untuk kepentingan Gubernur. “Selama ini ada dana-dana yang dipangkas untuk kepentingan dan membiayai kerja daripada Lukas Enembe khususnya,” kata Naftali.
Baca: Haul Pakubuwono XII Jadi Ajang Silaturahmi Keluarga Besar Keraton Kasunanan Surakarta.
Maka sudah tepat, lanjut Naftali, KPK tidak hanya memeriksa Gubernur Papua, tetapi semua pihak yang terindikasi terlibat dalam pengelolaan uang rakyat di Papua.
“Kita tahu bersama bahwa ada antek-anteknya, kaki tangannya Lukas Enembe yang mem-backup dan mendukung supaya Lukas Enembe tidak dibawa ke forum hukum ini, ada oknum-oknum tertentu yang bermain di belakang mem-backup upaya pemeriksaan dan penangkapan daripada KPK," katanya.
Sekali lagi Naftali menegaskan bahwa siapapun yang terlibat dalam memanipulasi uang rakyat di Papua harus dihukum. “Ini langkah yang diambil KPK ini tepat karena kita negara hukum. Tiada ada satu orang pun yang kebal hukum," pungkasnya.
(nag)