Pencurian Data Marak, Virtus Showcase Tekankan Keamanan Siber Perusahaan
loading...
A
A
A
SURABAYA - Keamanan siber sebuah perusahaan menjadi hal penting saat ini. Untuk memberikan edukasi sekaligus meningkatkan keamanan siber perusahaan, Vistus Showcase kembali digelar di Surabaya dengan tema ‘Protect Everything, Everyone, Everywhere with Comprehensive Security’, Rabu (9/11/2022)
Presiden Direktur Virtus Technology Indonesia, Erwin Kuncoro mengatakan akhir-akhir ini banyak kasus pencurian data pribadi pelanggan sejumlah perusahaan.
“Serangan siber kembali menyita perhatian kita, para pelaku semakin canggih dan ancaman bagi para pelaku bisnis terus berkembang. Selain Infrastruktur IT dan digital yang menjadi target utama, email phising sebagai contohnya kita juga banyak dilakukan para hacker untuk melumpuhkan seluruh perusahaan,” ujarnya.
Baca juga: Curi Data di 70 Negara, Sindikat Penyebar Scampage Beromzet Rp5 Miliar Ditangkap
Virtus Showcase akan memberi pengetahuan kepada pelaku bisnis, khususnya di Surabaya terkait pentingnya membangun kesadaran, yakni dengan menerapkan praktik teknologi terbaik atau mencegah dan memerangi serangan dunia siber.
Pakar siber sekaligus Chairman Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja memaparkan lanskap keamanan siber di Indonesia saat ini dan ke depannya, yakni tentang strategi yang tepat untuk perusahaan di Indonesia demi meningkatkan data.
“Keamanan siber Indonesia sebenarnya tidak berbeda jauh dibandingkan negara lain, tetapi persoalan mendasar yang serius adalah kelangkaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlatih dan tersertifikasi secara proper, di mana kesenjangan SDM kita dibandingkan dengan negara-negara lainnya sangat jauh,” ungkapnya.
Menurutnya, keamanan data adalah hal yang sangat penting. Oleh karena itu, ia menyatakan bahwa digelarnya acara tersebut adalah untuk mengetahui dan menangani masalah tersebut.
Ia menambahkan, langkah-langkah yang harus diperhatikan yakni memahami percepatan perkembangan digital dan harus diimbangi dengan kemampuan dan kualitas SDM.
“Yang tidak kalah penting juga harus ada ketersediaan anggaran untuk membangun semua itu. Perlu diingat juga dalam manajemen keamanan siber ada tiga hal yang harus kita bangun dan perhatikan yaitu people, process, dan technology,” pungkasnya.
Sementara itu, laporan National Cyber Security Index (NCSI) mencatat, skor indeks keamanan siber Indonesia sebesar 38,96 poin dari 100 pada 2022. Angka ini menempatkan Indonesia berada di peringkat ke-3 terendah di antara negara-negara G20.
Berdasarkan Verizon 2022 Data Breach Investigations Report, di wilayah APAC mengalami serangan terkait Social and Hacking yang tinggi dengan 4,114 insiden. Pola serangan terbanyak adalah social engineering, basic web application dan gangguan sistem sebanyak 98 persen serangan serta serangan data kredensial (72 persen), serangan data internal (26 persen), dan serangan data lainnya (11 persen)
Presiden Direktur Virtus Technology Indonesia, Erwin Kuncoro mengatakan akhir-akhir ini banyak kasus pencurian data pribadi pelanggan sejumlah perusahaan.
“Serangan siber kembali menyita perhatian kita, para pelaku semakin canggih dan ancaman bagi para pelaku bisnis terus berkembang. Selain Infrastruktur IT dan digital yang menjadi target utama, email phising sebagai contohnya kita juga banyak dilakukan para hacker untuk melumpuhkan seluruh perusahaan,” ujarnya.
Baca juga: Curi Data di 70 Negara, Sindikat Penyebar Scampage Beromzet Rp5 Miliar Ditangkap
Virtus Showcase akan memberi pengetahuan kepada pelaku bisnis, khususnya di Surabaya terkait pentingnya membangun kesadaran, yakni dengan menerapkan praktik teknologi terbaik atau mencegah dan memerangi serangan dunia siber.
Pakar siber sekaligus Chairman Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja memaparkan lanskap keamanan siber di Indonesia saat ini dan ke depannya, yakni tentang strategi yang tepat untuk perusahaan di Indonesia demi meningkatkan data.
“Keamanan siber Indonesia sebenarnya tidak berbeda jauh dibandingkan negara lain, tetapi persoalan mendasar yang serius adalah kelangkaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlatih dan tersertifikasi secara proper, di mana kesenjangan SDM kita dibandingkan dengan negara-negara lainnya sangat jauh,” ungkapnya.
Menurutnya, keamanan data adalah hal yang sangat penting. Oleh karena itu, ia menyatakan bahwa digelarnya acara tersebut adalah untuk mengetahui dan menangani masalah tersebut.
Ia menambahkan, langkah-langkah yang harus diperhatikan yakni memahami percepatan perkembangan digital dan harus diimbangi dengan kemampuan dan kualitas SDM.
“Yang tidak kalah penting juga harus ada ketersediaan anggaran untuk membangun semua itu. Perlu diingat juga dalam manajemen keamanan siber ada tiga hal yang harus kita bangun dan perhatikan yaitu people, process, dan technology,” pungkasnya.
Sementara itu, laporan National Cyber Security Index (NCSI) mencatat, skor indeks keamanan siber Indonesia sebesar 38,96 poin dari 100 pada 2022. Angka ini menempatkan Indonesia berada di peringkat ke-3 terendah di antara negara-negara G20.
Berdasarkan Verizon 2022 Data Breach Investigations Report, di wilayah APAC mengalami serangan terkait Social and Hacking yang tinggi dengan 4,114 insiden. Pola serangan terbanyak adalah social engineering, basic web application dan gangguan sistem sebanyak 98 persen serangan serta serangan data kredensial (72 persen), serangan data internal (26 persen), dan serangan data lainnya (11 persen)
(msd)