Wujudkan Kurikulum Merdeka, Jabar Terapkan Gerakan 7 Harkat
loading...
A
A
A
BANDUNG - Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat menggagas cara kreatif untuk mencetak pelajar yang Pancasilais sekaligus mewujudkan sekolah ramah anak lewat penerapan Gerakan 7 Hari Berkarakter (Harkat).
Gerakan 7 Harkat yang diinisiasi Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah VII Jabar ini merupakan implementasi kurikulum merdeka belajar yang digulirkan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek).
Kepala Cadisdik Wilayah VII Jabar, Firman Oktora mengatakan, implementasi Gerakan 7 Harkat juga selaras dengan pendidikan karakter khas Jabar, yaitu Jabar Masagi yang mengangkat kearifan lokal Jabar.
"Kita terapkan secara konkret dan tematik melalui Gerakan 7 Harkat. Di wilayah Cabang Dinas Wilayah VII dilaksanakan secara serentak dan kreatif di SMA, SMK dan SLB se-Kota Bandung dan Cimahi," kata Firman Oktora, Senin (24/10/2022).
Firman lantas menjelaskan tema masing-masing hari pada Gerakan 7 Harkat tersebut. Senin, lanjut Firman, Gerakan 7 Harkat bercerita tentang wawasan kebangsaan, Selasa (wawasan global), dan Rabu (literasi dan lingkungan hidup).
Kemudian, pada Kamis gerakan tersebut bercerita mengenai wawasan lokal, Jumat (sehat jiwa raga), Sabtu (rumahku istanaku), dan Minggu (sosial-kemanusiaan).
"Gerakan 7 Harkat ini bukan hanya membentengi peserta didik di lingkungan sekolah saja. Hari keenam dan ketujuh itu merupakan kegiatan di luar sekolah. Artinya, Gerakan 7 Harkat ini mengacu pada Tripusat Pendidikan yaitu sekolah, keluarga dan masyarakat," jelas Firman.
Guna menyosialisasikan tema-tema tersebut, lanjut Firman, Cadisdik Wilayah VII Jabar berkolaborasi dengan radio streaming yang dikelola oleh Disdik Jabar, yaitu Phi Radio. Kolaborasi juga dilakukan dengan MKKS SMA, SMK SLB di Cadisdik Wilayah VII Jabar serta Forum Wakasek Kesiswaan.
"Selain itu, kolaborasi dilakukan dengan komunitas-komunitas siswa, seperti Forum OSIS, Forum Sadar hukum, Pramuka, Paskibra, dan forum siswa lainnya. Ada juga FKSS (Forum Kepala Sekolah Swasta) SMA di Kota Bandung," terang Firman.
Agar implementasi Gerakan 7 Harkat semakin luas, lanjut Firman, pihaknya juga mengemas kegiatan dengan judul Salam Sapa Tujuh Harkat yang dilaksanakan pada 7 titik sekolah.
Ketujuh titik sekolah tersebut, yakni SMA BPI Bandung, SMAN 6 Cimahi, SMAN 15 Bandung, SLBN A Padjadjaran Bandung, SLBN Citeureup Cimahi, SMKN 14 Bandung dan SMKN 3 Cimahi.
"Pada setiap kegiatan tersebut sekaligus kami mengampanyekan sekolah ramah anak mulai Gerakan Tujuh Amanah, yaitu aman dan nyaman di sekolah," lanjut Firman.
Dalam Gerakan Tujuh Amanah, anak anak menginisiasi kegiatan dalam bentuk talkshow yang menghadirkan narasumber atau pakar, termasuk melaksanakan deklarasi dan komitmen bersama serta penyematan simbolis duta Tujuh Amanah Cadisdik VII.
"Tujuh Amanah Cadisdik VII isinya anti-perundungan, anti-intoleransi, anti-kekerasan seksual, anti-narkoba, anti-tawuran, antikorupsi, dan antivandalisme," ujar Firman.
Kegiatan tersebut, lanjut Firman, dilakukan di masing masing sekolah sehingga akan terwujud sumber daya manusia (SDM) unggul Jabar yaitu generasi beriman, berakhlak, berilmu, dan sehat.
Diketahui, Gerakan 7 Harkat dibuka di SMKN 3 Kota Cimahi, Jumat (21/10/2022) lalu. Pembukaan dihadiri Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar, Dedi Supandi dan Bunda Literasi Bunda Literasi Jabar Atalia Praratya Kamil.
Kadisdik Jabar Dedi Supandi mengatakan, Gerakan 7 Harkat adalah bagian dari implementasi Jabar Masagi. "Ke depan, anak-anak yang sukses bukanlah yang pintar, tapi yang memiliki karakter. Maka, karakter itu perlu dituangkan dalam konteks sehari-hari," ujar Dedi.
Dedi menuturkan, SMKN 3 Cimahi memiliki 1.700 siswa. Jika dalam satu minggu ada tagline foto (kebaikan) yang dibuat dan setiap Jumat di-share.
"Dengan jumlah 1.700 siswa dikali tujuh hari akan ada 11.900 foto kebaikan yang di-share. Jika satu SMK saja ada 11.900 macam kebaikan maka medsos akan diisi dengan foto kebaikan," ucapnya.
Jika langkah tersebut bisa dilakukan, lanjut Dedi, pada momentum Indonesia Emas 2045 mendatang, anak-anak sekarang akan menjadi generasi yang mampu melahirkan solusi bagi negeri ini dengan ilmu yang dimiliki. "Jangan menjadi generasi yang hanya bisa mencaci atas kesalahan orang lain," pesan Dedi.
Gerakan 7 Harkat yang diinisiasi Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah VII Jabar ini merupakan implementasi kurikulum merdeka belajar yang digulirkan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek).
Kepala Cadisdik Wilayah VII Jabar, Firman Oktora mengatakan, implementasi Gerakan 7 Harkat juga selaras dengan pendidikan karakter khas Jabar, yaitu Jabar Masagi yang mengangkat kearifan lokal Jabar.
"Kita terapkan secara konkret dan tematik melalui Gerakan 7 Harkat. Di wilayah Cabang Dinas Wilayah VII dilaksanakan secara serentak dan kreatif di SMA, SMK dan SLB se-Kota Bandung dan Cimahi," kata Firman Oktora, Senin (24/10/2022).
Firman lantas menjelaskan tema masing-masing hari pada Gerakan 7 Harkat tersebut. Senin, lanjut Firman, Gerakan 7 Harkat bercerita tentang wawasan kebangsaan, Selasa (wawasan global), dan Rabu (literasi dan lingkungan hidup).
Kemudian, pada Kamis gerakan tersebut bercerita mengenai wawasan lokal, Jumat (sehat jiwa raga), Sabtu (rumahku istanaku), dan Minggu (sosial-kemanusiaan).
"Gerakan 7 Harkat ini bukan hanya membentengi peserta didik di lingkungan sekolah saja. Hari keenam dan ketujuh itu merupakan kegiatan di luar sekolah. Artinya, Gerakan 7 Harkat ini mengacu pada Tripusat Pendidikan yaitu sekolah, keluarga dan masyarakat," jelas Firman.
Guna menyosialisasikan tema-tema tersebut, lanjut Firman, Cadisdik Wilayah VII Jabar berkolaborasi dengan radio streaming yang dikelola oleh Disdik Jabar, yaitu Phi Radio. Kolaborasi juga dilakukan dengan MKKS SMA, SMK SLB di Cadisdik Wilayah VII Jabar serta Forum Wakasek Kesiswaan.
"Selain itu, kolaborasi dilakukan dengan komunitas-komunitas siswa, seperti Forum OSIS, Forum Sadar hukum, Pramuka, Paskibra, dan forum siswa lainnya. Ada juga FKSS (Forum Kepala Sekolah Swasta) SMA di Kota Bandung," terang Firman.
Agar implementasi Gerakan 7 Harkat semakin luas, lanjut Firman, pihaknya juga mengemas kegiatan dengan judul Salam Sapa Tujuh Harkat yang dilaksanakan pada 7 titik sekolah.
Ketujuh titik sekolah tersebut, yakni SMA BPI Bandung, SMAN 6 Cimahi, SMAN 15 Bandung, SLBN A Padjadjaran Bandung, SLBN Citeureup Cimahi, SMKN 14 Bandung dan SMKN 3 Cimahi.
"Pada setiap kegiatan tersebut sekaligus kami mengampanyekan sekolah ramah anak mulai Gerakan Tujuh Amanah, yaitu aman dan nyaman di sekolah," lanjut Firman.
Dalam Gerakan Tujuh Amanah, anak anak menginisiasi kegiatan dalam bentuk talkshow yang menghadirkan narasumber atau pakar, termasuk melaksanakan deklarasi dan komitmen bersama serta penyematan simbolis duta Tujuh Amanah Cadisdik VII.
"Tujuh Amanah Cadisdik VII isinya anti-perundungan, anti-intoleransi, anti-kekerasan seksual, anti-narkoba, anti-tawuran, antikorupsi, dan antivandalisme," ujar Firman.
Kegiatan tersebut, lanjut Firman, dilakukan di masing masing sekolah sehingga akan terwujud sumber daya manusia (SDM) unggul Jabar yaitu generasi beriman, berakhlak, berilmu, dan sehat.
Diketahui, Gerakan 7 Harkat dibuka di SMKN 3 Kota Cimahi, Jumat (21/10/2022) lalu. Pembukaan dihadiri Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar, Dedi Supandi dan Bunda Literasi Bunda Literasi Jabar Atalia Praratya Kamil.
Kadisdik Jabar Dedi Supandi mengatakan, Gerakan 7 Harkat adalah bagian dari implementasi Jabar Masagi. "Ke depan, anak-anak yang sukses bukanlah yang pintar, tapi yang memiliki karakter. Maka, karakter itu perlu dituangkan dalam konteks sehari-hari," ujar Dedi.
Dedi menuturkan, SMKN 3 Cimahi memiliki 1.700 siswa. Jika dalam satu minggu ada tagline foto (kebaikan) yang dibuat dan setiap Jumat di-share.
"Dengan jumlah 1.700 siswa dikali tujuh hari akan ada 11.900 foto kebaikan yang di-share. Jika satu SMK saja ada 11.900 macam kebaikan maka medsos akan diisi dengan foto kebaikan," ucapnya.
Jika langkah tersebut bisa dilakukan, lanjut Dedi, pada momentum Indonesia Emas 2045 mendatang, anak-anak sekarang akan menjadi generasi yang mampu melahirkan solusi bagi negeri ini dengan ilmu yang dimiliki. "Jangan menjadi generasi yang hanya bisa mencaci atas kesalahan orang lain," pesan Dedi.
(don)