Penting Memahami Gejala Awal Gangguan Kesehatan Mental
loading...
A
A
A
AMBON - Memaknai Hari Kesehatan Jiwa Internasional yang jatuh pada tanggal 10 Oktober, Siloam Hospitals, Ambon menggelar edukasi mengenai kesehatan jiwa. Edukasi ini sangat penting, sebab jiwa yang sehat akan berdampak pada tubuh yang sehat. Sebaliknya, jiwa yang sakit akan menyebabkan tubuh sakit.
Hadir sebagai pembicara dalam edukasi ini adalah dr David Santosa Tjoei SpKJ MARS FISQua, dokter spesialis jiwa di RS Siloam, Ambon. Dokter David, dalam edukasinya, menekankan pentingnya memahami gejala awal sakit jiwa atau mental.
Menurutnya, gejala awal gangguan kesehatan mental dapat diketahui melalui perubahan pola makan, pola tidur, kecenderungan menutup diri dalam interaksi dengan orang lain.
Selain itu tubuh dirasakan sering lemah, letih lesu, keluhan kesehatan di banyak 'titik' dalam tubuh. "Dan beberapa tampilan fisik seperti pupil pada organ mata, raut wajah, sikap yang tidak konsisten, interpersonal buruk dan lain sebagainya," jelas dr David.
Lanjut dr David, kesehatan jiwa manusia dapat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu biologis (genetik, gangguan otak dan lainnya), edukasi (pola asuh dan traumatik), dan social culture. "Ketiga hal mendasar ini mencakup kesehatan emosional, psikologis, dan sosial dari periode tumbuh kembang manusia sejak kecil hingga dewasa," jelasnya.
Sakit jiwa dapat menjadi kronis dan menimbulkan konflik kehidupan jika tidak ditangani dengan baik. Menjaga kesehatan mental, lanjut dr David, sebenarnya tidak sulit.
"Banyak hal-hal yang perlu dilakukan dan dihindari agar kesehatan mental/kesehatan jiwa terjaga, yaitu mengelola faktor biologis, sosial dan menerapkan pola asuh secara rutin berkualitas," imbuh dr David dalam edukasi bertajuk "Make Mental Health and Well Being For All a Global Priority".
Dokter David mengatakan bahwa faktor biologis dapat dicegah dengan farmakologi, asupan gizi seimbang dan menghindari pemakaian obat terlarang atau narkoba. Selain itu, perlu diimbangi dengan kualitas dari faktor edukatif.
"Peran penting orang tua memberi didikan dengan kasih sayang pada anak, namun tidak terlalu dimanja. Faktor kenyamanan lingkungan dan pola interaksi turut berperan menjaga kesehatan jiwa ini," ungkap dr David.
Hadir sebagai pembicara dalam edukasi ini adalah dr David Santosa Tjoei SpKJ MARS FISQua, dokter spesialis jiwa di RS Siloam, Ambon. Dokter David, dalam edukasinya, menekankan pentingnya memahami gejala awal sakit jiwa atau mental.
Menurutnya, gejala awal gangguan kesehatan mental dapat diketahui melalui perubahan pola makan, pola tidur, kecenderungan menutup diri dalam interaksi dengan orang lain.
Selain itu tubuh dirasakan sering lemah, letih lesu, keluhan kesehatan di banyak 'titik' dalam tubuh. "Dan beberapa tampilan fisik seperti pupil pada organ mata, raut wajah, sikap yang tidak konsisten, interpersonal buruk dan lain sebagainya," jelas dr David.
Lanjut dr David, kesehatan jiwa manusia dapat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu biologis (genetik, gangguan otak dan lainnya), edukasi (pola asuh dan traumatik), dan social culture. "Ketiga hal mendasar ini mencakup kesehatan emosional, psikologis, dan sosial dari periode tumbuh kembang manusia sejak kecil hingga dewasa," jelasnya.
Sakit jiwa dapat menjadi kronis dan menimbulkan konflik kehidupan jika tidak ditangani dengan baik. Menjaga kesehatan mental, lanjut dr David, sebenarnya tidak sulit.
"Banyak hal-hal yang perlu dilakukan dan dihindari agar kesehatan mental/kesehatan jiwa terjaga, yaitu mengelola faktor biologis, sosial dan menerapkan pola asuh secara rutin berkualitas," imbuh dr David dalam edukasi bertajuk "Make Mental Health and Well Being For All a Global Priority".
Dokter David mengatakan bahwa faktor biologis dapat dicegah dengan farmakologi, asupan gizi seimbang dan menghindari pemakaian obat terlarang atau narkoba. Selain itu, perlu diimbangi dengan kualitas dari faktor edukatif.
"Peran penting orang tua memberi didikan dengan kasih sayang pada anak, namun tidak terlalu dimanja. Faktor kenyamanan lingkungan dan pola interaksi turut berperan menjaga kesehatan jiwa ini," ungkap dr David.
(don)