Penuh Kasih Sayang, Prajurit TNI Rehab Sekolah Mirip Kandang Ayam
loading...
A
A
A
KUPANG - Penuh kasih sayang untuk anak-anak di daerah tertinggal dan terisolir, para prajurit TNI AD dari Kodim 1604 Kupang, NTT, membangun kembali bangunan sekolah yang sudah tidak layak kondisinya.
(Baca juga: Kota Malang Kembali ke Zona Merah, 1 Wanita Cantik Diisolasi )
Bangunan sekolah yang ada di Desa Oebesi, Kecamatan Amarasi Timur, Kabupaten Kupang, NTT tersebut, lebih mirip kandang ayam. Dindingnya dari bambu yang sudah mulai rusak dimakan usia, dan lantainya masih tanah.
Di sudut ruang kelas, nampak buku-buku lusuh ditempatkan di rak buku yang tidak kalah lusuhnya, serta kondisi atap kelas masih terbuat dari daun yang selalu bocor saat hujan deras.
Para prajurit TNI AD dari Kondim 1604 Kupang, membangun kembali sekolah tidak layak itu, melalui program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD). Semangat gotong royong, begitu menonjol dalam pelaksanaan TMMD ke-108 tersebut.
Masyarakat setempat juga turut bahu-membahu menyelesaikan pembangunan sekolah dan gereja tersebut. Banguna semi permanen yang selama ini menjadi ruang belajar mengajar, segera berganti dengan bangunan permanen yang lebih aman serta nyaman.
(Baca juga: Mekanik Pesawat Ditemukan Tewas Membusuk di Dalam Rumahnya )
Komandan Kodim 1604 Kupang, Letkol Inf. Jimmy Rihi Tugu mengatakan, melalui program TMMD, para prajurit TNI AD bisa membantu meringankan beban masyarakat, termasuk membangun sekolah dan tempat ibadah supaya nyaman dan aman bagi masyarakat.
"Ada 150 personel yang kami kerahkan dalam TMMD ke-108 ini. Mereka disebat ke berbagai wilayah desa terpencil dan terioslir, seperti di Desa Oebesi. Kami berharap kegiatan ini bisa membantu mencerdaskan anak bangsa, dan meringankan bebas masyarakat," ujar Jimmy.
Selain pembangunan fisik sekolah dan gereja, Jimmy juga mengatakan, para prajurit TNI yang terlibat di TMMD ke-108 ini juga mengajar anak-anak sekolah, untuk membangun moral, dan mental anak-anak desa.
Gotong royong yang tumbuh di tengah masyarakat, untuk turun tangan membantu para prajurit TNI AD yang bekerja keras mewujudkan sekolah dan tempat ibadah layak huni tersebut, juga bagian dari upaya membangun kebersamaan antar umat beragama sehingga terbangun toleransi yang utuh di tenga masyarakat.
(Baca juga: Tiba-tiba Armuji Mengundurkan Diri Sebagai Bacawawali Surabaya )
Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 6 Amarasi Timur, Yoktan Boymau mengatakan, sekolah yang saat ini sedang direhap oleh prajurit TNI AD bersama masyarakat, merupakan sekolah satu atap yang menaungi SD dan SMP.
"Sekolah ini dibangun secara sukarela pada tahun 2017 silam. Para gurunya juga masih berstatus honorer, namun mereka penuh semangat mengajar untuk mencerdaskan anak-anak di desa terpencil ini," tegasnya.
Bukan hanya bangunan fisik sekolah yang mulai hancur. Yoktan mengakui, fasilitas buku-buku penunjang belajar mengajar juga sangat terbatas. Bahkan, diakuinya buku pelajaran tersebut banyak yang meminjam ke sekolah tetangga.
Rasa syukur atas bantuan pemerintah dan TNI AD, yang membangun sekolah satu atap di Desa Oebesi juga diungkapkan Komite Sekolah, Ibrahim Pae. Selama ini diakuinya, sekolah sering libur saat musim penghujan karena atapnya sering bocor,
"Sekolah ini memang sudah tidak layak lagi, karena dibangun secara sukarela sejak 2017 silam. Terimakasih untuk TNI AD dan pemerintah yang telah memperbaiki sekolah ini," ujarnya.
(Baca juga: Kota Malang Kembali ke Zona Merah, 1 Wanita Cantik Diisolasi )
Bangunan sekolah yang ada di Desa Oebesi, Kecamatan Amarasi Timur, Kabupaten Kupang, NTT tersebut, lebih mirip kandang ayam. Dindingnya dari bambu yang sudah mulai rusak dimakan usia, dan lantainya masih tanah.
Di sudut ruang kelas, nampak buku-buku lusuh ditempatkan di rak buku yang tidak kalah lusuhnya, serta kondisi atap kelas masih terbuat dari daun yang selalu bocor saat hujan deras.
Para prajurit TNI AD dari Kondim 1604 Kupang, membangun kembali sekolah tidak layak itu, melalui program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD). Semangat gotong royong, begitu menonjol dalam pelaksanaan TMMD ke-108 tersebut.
Masyarakat setempat juga turut bahu-membahu menyelesaikan pembangunan sekolah dan gereja tersebut. Banguna semi permanen yang selama ini menjadi ruang belajar mengajar, segera berganti dengan bangunan permanen yang lebih aman serta nyaman.
(Baca juga: Mekanik Pesawat Ditemukan Tewas Membusuk di Dalam Rumahnya )
Komandan Kodim 1604 Kupang, Letkol Inf. Jimmy Rihi Tugu mengatakan, melalui program TMMD, para prajurit TNI AD bisa membantu meringankan beban masyarakat, termasuk membangun sekolah dan tempat ibadah supaya nyaman dan aman bagi masyarakat.
"Ada 150 personel yang kami kerahkan dalam TMMD ke-108 ini. Mereka disebat ke berbagai wilayah desa terpencil dan terioslir, seperti di Desa Oebesi. Kami berharap kegiatan ini bisa membantu mencerdaskan anak bangsa, dan meringankan bebas masyarakat," ujar Jimmy.
Selain pembangunan fisik sekolah dan gereja, Jimmy juga mengatakan, para prajurit TNI yang terlibat di TMMD ke-108 ini juga mengajar anak-anak sekolah, untuk membangun moral, dan mental anak-anak desa.
Gotong royong yang tumbuh di tengah masyarakat, untuk turun tangan membantu para prajurit TNI AD yang bekerja keras mewujudkan sekolah dan tempat ibadah layak huni tersebut, juga bagian dari upaya membangun kebersamaan antar umat beragama sehingga terbangun toleransi yang utuh di tenga masyarakat.
(Baca juga: Tiba-tiba Armuji Mengundurkan Diri Sebagai Bacawawali Surabaya )
Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 6 Amarasi Timur, Yoktan Boymau mengatakan, sekolah yang saat ini sedang direhap oleh prajurit TNI AD bersama masyarakat, merupakan sekolah satu atap yang menaungi SD dan SMP.
"Sekolah ini dibangun secara sukarela pada tahun 2017 silam. Para gurunya juga masih berstatus honorer, namun mereka penuh semangat mengajar untuk mencerdaskan anak-anak di desa terpencil ini," tegasnya.
Bukan hanya bangunan fisik sekolah yang mulai hancur. Yoktan mengakui, fasilitas buku-buku penunjang belajar mengajar juga sangat terbatas. Bahkan, diakuinya buku pelajaran tersebut banyak yang meminjam ke sekolah tetangga.
Rasa syukur atas bantuan pemerintah dan TNI AD, yang membangun sekolah satu atap di Desa Oebesi juga diungkapkan Komite Sekolah, Ibrahim Pae. Selama ini diakuinya, sekolah sering libur saat musim penghujan karena atapnya sering bocor,
"Sekolah ini memang sudah tidak layak lagi, karena dibangun secara sukarela sejak 2017 silam. Terimakasih untuk TNI AD dan pemerintah yang telah memperbaiki sekolah ini," ujarnya.
(eyt)