Pimpin Orkestra G20, Pianis Ananda Sukarlan Yakin Indonesia Bisa Diperhitugkan Dunia

Rabu, 07 September 2022 - 22:54 WIB
loading...
Pimpin Orkestra G20,...
Pianis hebat Ananda Sukarlan tengah menyiapkan konser orkestra istimewa di pelataran Candi Borobudur pada 12 September 2022. Ananda mengumpulkan musisi muda dari 20 negara anggota G20. Foto ist
A A A
JAKARTA - Pianis hebat Ananda Sukarlan tengah menyiapkan konser orkestra istimewa di pelataran Candi Borobudur pada 12 September 2022. Dipercaya sebagai Direktur Artistik G20 Orchestra, Ananda mengumpulkan musisi muda dari 20 negara anggota G20.

Ananda menyampaikan bahwa lewat event ini Indonesia bisa menampilkan musisi-musisi terbaiknya dan menjadi momen untuk menunjukkan kemampuannya di mata dunia. Karena itu, lanjut dia, dirinya merancang orksetra G20 ini tidak sekedar pertunjukan biasa. Baca Juga: Jakarta Music Festival & Jakarta Blues Festival Ramaikan Akhir Pekan



"Orkestra ini jangan hanya orkestra biasa. Ini harus bisa membuat gebrakan, sesuatu yang baru, ngara lain belum pernah lakukan. Dalam hal gender yang dalam musik klasik didominasi laki-laki, pada orkestra ini kita mengedepankan kesetaraan gender, yang tercermin pada komposisi musisi yang terlibat di dalamnya. Orkestra ini juga milenial karena anggotanya anak muda, karena kita ingin inovasi yang ada di anak muda," kata Ananda dalam diskusi online yang digelar Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), Rabu (7/9/2022).

Lebih lanjut Ananda menjelaskan bahwa orkestra yang akan digelar nanti akan disajikan dalam bentuk musik klasik. Langkah ini dilakukan untuk memperkenalkan budaya dan kearifan lokal dalam event penyelenggaraan Pertemuan G20. Rencananya konser perdana G20 Orchestra ini akan mengusung beberapa tema di antaranya bercerita tentang perang dunia pertama dan dampaknya.

Menurut Anada, Oerkestra yang melibatkan musisi dari 20 negara itu tidak sekedar pertnujukan musik klasik. Lebih dari itu, G20 Orchestra adalah sebuah dokumentasi sejarah yang dibuat dalam bentuk musik orkestra. Baca Juga: Korea Music Festival in Jakarta 2016 Dipertanyakan Keabsahannya

"Kita bisa mengklaim juga bahwa kita buat orkestra ini sebagai warisan musik klasik, yang sebelumnya tidak ada orkestra yang anggotanya dari 20 negara. Musik itu bukan hanya sekedar hiburan, tapi juga bentuk dokumentasi, dari kejadian sejarah, juga satu bentuk diplomasi antarmanusia yang berbeda. Karena musik itu bahasa universal," pungkasnya.

Sebagai bahasa universal, tambahnya, musik juga bisa mempersatukan manusia dari berbagai latar belakang suku, ras dan status sosial. “Sudah dibuktikan, kita sudah berkumpul lima hari selama di Jakarta, musikus itu sudah kayak keluarga, mereka senang banget, persahabatan persaudaraannya luar biasa. Rencana kami tercapai, kita semua bersatu, bodoh amat dari agama apa, suku apa dan pandangan politiknya,” tuturnya.

Orkestra yang akan dimainkan bukan karya biasa tetapi karya-karya dari 100 tahun terakhir. "Itu harus terdokumentasi sehingga membuat kita semakin aware tentang apa yang akan dilakukan nanti," ujarnya.

Ia menegaskan bahwa melalui sajian orkestra istimewa ini, dirinya juga ingin menampilkan kebudayaan Indonesia ke mata dunia. Karena itu, menurutnya, pilihan lokasi Candi Borobudur untuk menghelat orksetra istimewa tersebut sangat relevan dengan semangat memanfaatkan aset budaya sebagai media diplomasi.

“Pesan lain dari acara ini ialah kita bisa menggunakan aset budaya kita untuk berdiplomasi. Jadi budaya itu tidak boleh ditaruh di lemari es, seperti yang disampaikan dalam UU Kebudayaan, budaya itu harus dimanfaatkan,” tuturnya.

Adapun persiapannya kata Ananda sudah hampir 100 persen. "Nanti mereka akan segera ke Yogyakarta. Kita bikin semacam try out pada jam 3 tanggal 9. Jadi memang musikus sudah sangat siap, tanggal 9 sudah hampir 100 persen meskipun bukan baju konser, kita juga masih butuh masukan. Tanggal 10 dan 11 kita ke Borobudur untuk cek sound,” ucapnya.

Akhirnya saat ini Inodonesia bisa dipandang oleh dunia, bahwa bangsa ini bukan hanya punya budaya tetapi juga dunia musik. "Kita bisa sejajar dengan negara-negara lain, bisa menawarkan musisi musisi kita untuk bermain bersama musisi-musisi dari negara lain," uangkap Ananda saraya menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Dirinya pun berharap agar setiap tahun, orkestra ini dengan kesetaraan jender terus ditampilkan. "Karena kita punya misi untuk mendokumentasikan sejarah melalui musik, apalagi ada ungkapan untuk menghancurkan satu negara cukup hilangkan saja sejarahnya, produk produk seninya, tidak perlu perang," tutup musisi hebat ini.
(don)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2110 seconds (0.1#10.140)