Pembangunan Bendungan hingga Jembatan untuk Jaga Ketahanan Pangan Negeri Majapahit

Minggu, 04 September 2022 - 06:00 WIB
loading...
Pembangunan Bendungan hingga Jembatan untuk Jaga Ketahanan Pangan Negeri Majapahit
Pembangunan bendungan hingga jembatan dilakukan untuk menjaga ketahanan pangan negeri Majapahit.Foto/ilustrasi
A A A
Rakyat Kerajaan Majapahit sebagian besar mengandalkan hasil bumi dan kekayaan alam nusantara yang melimpah. Bahkan sejak pemerintahan Raden Wijaya di awal masa pemerintahan Majapahit, rakyat kerap mengandalkan kekayaan sumber daya alam (SDA).

Para penguasa di Majapahit betul-betul memperhatikan hasil pertanian yang menjadi hajat hidup orang banyak. Bahkan mayoritas rakyat Majapahit adalah petani yang mengandalkan penghasilan dari hasil bumi.

Kakawin Negarakertagama pupuh 82 sebagaimana dijelaskan Prof. Slamet Muljana, pada bukunya "Tafsir Sejarah Negara Kretagama" menguatkan bagaimana pertanian menjadi tumpuan hidup rakyat. Di Kakawin Negarakertagama pula diterangkan ada beberapa penguasa di daerah Majapahit yang membuka hutan untuk pertanian.

Baca juga: Misteri Kutukan Raja Sriwijaya Terhadap Tanah Jawa yang Dicap Pemberontak

Raja Kertawardhana yang tak lain adalah ayah dari Hayam Wuruk misalnya, ia dikisahkan sempat membuka hutan di Sagala, jangan ketinggalan Raja Wijayarajasa dari Wengker yang membuka hutan di Surabana, Pasuruan, dan Pajang, sedangkan Dyah Hayam Wuruk menebangi hutan di Watsara dekat Tigawangi untuk dijadikan ladang dan sawah.

Bahkan demi mempertahankan ketahanan pangan di ladang dan persawahan rakyatnya, piagam Kandangan tahun 1350 mencatat pembangunan bendungan di daerah Kusmala oleh demung Martabun dan Rangga Sapu atas perintah Raja Wijayarajasa. Tak hanya itu akses pembangunan jembatan juga menjadi prioritas di wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Tujuannya menyediakan perairan demi kepentingan pertanian. Kesibukan masyarakat desa dipusatkan pada pertanian dan peternakan. Hasilnya diperuntukkan untuk mencukupi kebutuhan makanan rakyat desa, sebagian sisanya dibawa ke kota, dan kelebihannya dijual di pasar.

Kakawin Negarakertagama pupuh 88 memberitakan amanah dari Raja Wijayarajasa kepada para pembesar desa yang berkumpul di istana. Sang raja menekankan pembinaan desa demi kemajuan dan keselamatan masyarakat desa.

Bhre Wengker atau Wijayarajasa yang merupakan penguasa salah satu wilayah Kerajaan Majapahit juga menyerukan pemeliharaan jembatan, jalan - jalan, ladang, hingga persawahan dijaga sebaik-baiknya. Khusus untuk ladang dan persawahan sang penguasa meminta rakyatnya agar menjaga kesuburan dan menggarapnya dengan sebaik-baiknya.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4015 seconds (0.1#10.140)