Khofifah Ungkap 4 Tantangan Pendidikan di Rakernas LP Ma'arif NU
loading...
A
A
A
MALANG - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengajak Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU untuk melakukan percepatan adaptasi dan inovasi menjawab tantangan global. Sebab, jika NU secara makro ingin memajukan peradaban dunia, maka pintu masuk utamanya melalui pendidikan.
Menurut Khofifah, terdapat empat poin penting tantangan dunia pendidikan yang perlu diperhatikan lembaga pendidikan (LP) termasuk LP Ma'arif NU. Pertama yakni adanya Era Disrupsi yang menuntut inovasi dalam penyelenggaraan tata kelola maupun proses belajar mengajar untuk percepatan adaptasi.
"Inovasi menjadi kata kunci karena perubahan yang terjadi saat ini, menuntut adanya percepatan untuk bisa beradaptasi dengan dinamika perkembangan jaman," katanya saat acara Inagurasi dan Penutupan Rakernas LP Ma’arif NU PBNU di Batu, Minggu (28/9/2022) malam.
Baca juga: Panggung Hiburan HUT ke-77 RI di Lumajang Ricuh, Penonton Saling Hantam
Tantangan kedua yaitu adanya Era Globalisasi dimana standar kualitas sekolah tidak hanya diukur dalam skala lokal atau nasional tapi dalam skala global. Sehingga, kualitas pendidikan termasuk LP Ma'arif harus dijalankan mengikuti standar internasional.Tantangan ketiga, terang Khofifah, yaitu adanya Era Media Sosial. Dimana harapan dan tuntutan masyarakat semakin tinggi dan makin mudah diketahui secara luas.
"Untuk itu, lembaga pendidikan juga harus memanfaatkan media sosial sebagai sarana perkuat komunikasi dan jejaring termasuk promosi atas prestasi yang dicapai. Karena di era saat ini insan pendidikan juga harus open mind dan manfaatkan media sosial sebaik mungkin untuk fungsi belajar dan syiar," ujarnya.
Tantangan keempat yaitu adanya Era Gig Economy. Dimana ada kecenderungan generasi milenial dengan profesi tertentu untuk menjadi pekerja temporer yang lebih fleksibel dan tidak terikat dengan perusaahan tertentu. Menurutnya, tren ini harus diperkenalkan kepada SMA/SMK dilingkungan Ma’arif.
“Banyak millenials dengan ketrampilan spesifik seperti fotografer, programmer dan ketrampilan spesifik lainnya yang bekerja secara profesional namun dalam jangka waktu pendek," katanya.
Sementara itu. Ketua LP Ma’arif NU PBNU Prof Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, dalam rakernas ini akan melakukan evaluasi program kerja tahun-tahun sebelumnya dan membahas program kerja untuk masa mendatang. Rakernas juga akan membahas standar pendidikan LP Ma'arif hingga membangun Satuan Tugas (Satgas) untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan perundungan kekerasan seksual di lingkungan lembaga pendidikan.
“Satgas ini dijuluki sebagai Satgas Ma’arif Bermartabat. Ini merupakan langkah preventif kami untuk mencegah perilaku diskriminatif dan menghormati perbedaan yang ada,” ungkapnya.
Menurut Khofifah, terdapat empat poin penting tantangan dunia pendidikan yang perlu diperhatikan lembaga pendidikan (LP) termasuk LP Ma'arif NU. Pertama yakni adanya Era Disrupsi yang menuntut inovasi dalam penyelenggaraan tata kelola maupun proses belajar mengajar untuk percepatan adaptasi.
"Inovasi menjadi kata kunci karena perubahan yang terjadi saat ini, menuntut adanya percepatan untuk bisa beradaptasi dengan dinamika perkembangan jaman," katanya saat acara Inagurasi dan Penutupan Rakernas LP Ma’arif NU PBNU di Batu, Minggu (28/9/2022) malam.
Baca juga: Panggung Hiburan HUT ke-77 RI di Lumajang Ricuh, Penonton Saling Hantam
Tantangan kedua yaitu adanya Era Globalisasi dimana standar kualitas sekolah tidak hanya diukur dalam skala lokal atau nasional tapi dalam skala global. Sehingga, kualitas pendidikan termasuk LP Ma'arif harus dijalankan mengikuti standar internasional.Tantangan ketiga, terang Khofifah, yaitu adanya Era Media Sosial. Dimana harapan dan tuntutan masyarakat semakin tinggi dan makin mudah diketahui secara luas.
"Untuk itu, lembaga pendidikan juga harus memanfaatkan media sosial sebagai sarana perkuat komunikasi dan jejaring termasuk promosi atas prestasi yang dicapai. Karena di era saat ini insan pendidikan juga harus open mind dan manfaatkan media sosial sebaik mungkin untuk fungsi belajar dan syiar," ujarnya.
Tantangan keempat yaitu adanya Era Gig Economy. Dimana ada kecenderungan generasi milenial dengan profesi tertentu untuk menjadi pekerja temporer yang lebih fleksibel dan tidak terikat dengan perusaahan tertentu. Menurutnya, tren ini harus diperkenalkan kepada SMA/SMK dilingkungan Ma’arif.
“Banyak millenials dengan ketrampilan spesifik seperti fotografer, programmer dan ketrampilan spesifik lainnya yang bekerja secara profesional namun dalam jangka waktu pendek," katanya.
Sementara itu. Ketua LP Ma’arif NU PBNU Prof Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, dalam rakernas ini akan melakukan evaluasi program kerja tahun-tahun sebelumnya dan membahas program kerja untuk masa mendatang. Rakernas juga akan membahas standar pendidikan LP Ma'arif hingga membangun Satuan Tugas (Satgas) untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan perundungan kekerasan seksual di lingkungan lembaga pendidikan.
“Satgas ini dijuluki sebagai Satgas Ma’arif Bermartabat. Ini merupakan langkah preventif kami untuk mencegah perilaku diskriminatif dan menghormati perbedaan yang ada,” ungkapnya.
(msd)