Universitas Brawijaya Galang Kerjasama Tangani Penyebaran Wabah PMK

Senin, 22 Agustus 2022 - 23:46 WIB
loading...
Universitas Brawijaya Galang Kerjasama Tangani Penyebaran Wabah PMK
Universitas Brawijaya (UB) menggalang kerjasama untuk menangani penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di sejumlah daerah. Foto/Ist
A A A
PASURUAN - Universitas Brawijaya (UB) menggalang kerjasama untuk menangani penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di sejumlah daerah di Indonesia.

Kolaborasi itu di antaranya melalui lokakarya yang mengusung tema “Membangun Sinergi Penerapan Manajemen Krisis untuk Mengatasi Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku".



Kegiatan ini dilakukan secara luring selama dua hari di KPSP Setia Kawan, Nangkojajar, Pasuruan pada Senin (22/8/2022) dan di KUD Karang Ploso, Malang pada Selasa (23/8/2022). Lokakarya ini diselenggarakan Universitas Brawijaya bekerjasama dengan U.S. Dairy Export Council (USDEC).

“Kami bersyukur dengan terciptanya solidaritas antara pemerintah, akademisi, komunitas, bisnis, serta media untuk bersama-sama bangkit melawan wabah PMK yang saat ini sedang terjadi. Kami harapkan kerjasama ini bisa terus terjalin serta berkelanjutan dengan dukungan yang lebih besar lagi dari berbagai pihak,” kata Guru Besar Ilmu Gizi Ternak Ruminansia Fakultas Peternakan UB, Prof Hendrawan Soetanto.

Prof Hendrawan mengajarkan para peternak cara membuat ramuan herbal untuk membantu meningkatkan imunitas hewan ternak, obat herbal untuk penyembuhan luka, serta mengajak para peternak untuk membudidayakan beberapa “Tanaman Ajaib” seperti Echinacea dan juga Moringa (kelor).

Selain itu, Arie Sri Hardiastuti dari Departemen Kimia UB juga memperkenalkan manfaat eco-enzyme kepada para peternak serta mengajarkan cara pembuatannya.



Sementara Kepala Dinas Peternakan (Kadisnak) Kabupaten Pasuruan, Diana Lukita Rahayu menyatakan sudah menerima lebih dari 85.000 dosis vaksin.

Saat ini, vaksin tersebut sudah diberikan kepada 60 persen populasi sapi di wilayahnya. “Alhamdulillah kami juga sudah memulai vaksinasi kedua," ujarnya.

Namun, tantangan terberat berikutnya adalah keterbatasan jumlah tenaga kesehatan hewan untuk melakukan vaksinasi. "Di wilayah kami hanya terdapat 5 Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan) untuk mencakup 24 kecamatan. Sehingga ini menjadi sebuah tantangan yang cukup berat,” ucapnya.

Sedangkan Direktur PT BULS (Berdikari United Livestock), Irman Yasin Limpo yang turut hadir juga menyampaikan bahwa tenaga kesehatan hewan di Kabupaten Sidrap juga terbatas.

“Jumlah dokter hewan sangatlah tidak memadai untuk dapat merawat lebih dari 6.000 ekor sapi pada fasilitas yang luasnya 11.000 hektare. Oleh karena itu kami juga menyerap tenaga dari SMK Peternakan dan juga veteriner lulusan universitas,” katanya.

Menanggapi hal itu, Ketua Umum DPP KNPI, Muhammad Ryano Panjaitan menyebut kurangnya jumlah Puskeswan di Kabupaten Pasuruan harus mendapatkan perhatian khusus. Apalagi di tengah merebaknya wabah PMK.

Di sisi lain ia juga mengapresiasi pemerintah yang sejauh ini sudah berhasil menyediakan 7 juta vaksin PMK untuk didistribusikan kepada para peternak di berbagai wilayah di Indonesia.

Kepala BBIB Singosari, Kresno Suharto menyampaikan pesan dari Dirjen PKH Nasrullah bahwa program pertama yang dicanangkan oleh pemerintah adalah melakukan vaksinasi dengan target pengadaan sebanyak 29 juta dosis hingga akhir tahun ini.

Kemudian pemerintah juga ingin proses produksi vaksin di Indonesia dapat dilakukan secara lokal. “Pusvet sudah bisa produksi vaksin PMK lokal, InsyaAllah bulan September atau Oktober sudah bisa launching,” ujarnya.

USDEC Country Manager for Indonesia, Arief Rashidi menyampaikan, aksi solidaritas ini diharapkan dapat mendapatkan dukungan yang lebih besar di kemudian hari.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1530 seconds (0.1#10.140)