Tausiah di Ponpes Salafiyah 2 Mlangi, TGB Kisahkan Perjuangan Presiden Jokowi

Sabtu, 20 Agustus 2022 - 22:00 WIB
loading...
Tausiah di Ponpes Salafiyah...
Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo, TGB Muhammad Zainul Majdi silaturahmi ke Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyah 2 Milangi, Sleman, DIY, Sabtu (20/8/2022). Foto/MPI/Nur Khabibi
A A A
SLEMAN - Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo, Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi melakukan silaturahmi ke Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyah 2 Mlangi, Sleman, DIY, Sabtu (20/8/2022).

Dalam kesempatan tersebut, TGB menyatakan Ponpes sebagai tempat untuk menempa diri dan harus ditempuh secara sungguh-sungguh.



TGB mengatakan, orang-orang hebat saat ini semuanya telah melalui proses yang panjang. Menempuh segala pengalaman pahit.

“Seperti Pak Presiden Jokowi, itu bermula dari tukang kayu. Keluar masuk hutan di Aceh,” kata TGB dalam kunjungan tersebut, Sabtu (20/8/2022).

“Proses panjang itu harus dilihat utuh. Jangan hari ini saja,” ujarnya menambahkan.

Hal yang sama juga berlaku untuk Ponpes Salafiyah 2 Mlangi asuhan KH Irwan Masduqi. Pondok ini dimulai dari bangunan sederhana dengan biaya Rp2,5 juta.



“Hingga kini lahir pondok yang indah. Ini menunjukkan keberkahan karena terus bertambah,” bebernya.

Dikatakan Doktor Ahli Tafsir Alquran ini, sabar pohonnya pahit namun buahnya manis. Santri maupun santriwati harus konsisten menjalani proses.

“Tugasnya belajar, kalau ananda punya kewajiban belajar. Tunaikan salat lima waktu sebaik mungkin,” imbuhnya.



Di ponpes, TGB menyatakan, santri mendapat pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Nantinya tiga hal tersebut akan diterapkan dalam kehidupan di masyarakat.

“Jalani proses ini penuh kesungguhan,” ujarnya.

Ia pun menyinggung saat berkeliling ke seluruh penjuru pesantren, selain menyaksikan bangunan tradisional khas Jawa, di pesantren ini menghadirkan kemandirian ekonomi bagi santri.

“Menjaga nilai pesantren dengan akhlakul karimah, tradisi pesantren, ekonomi, dan seluruh pencapaian teknologi juga dapat masuk,” tuturnya.

Kiai Irwan Masduqi menceritakan, di ponpes ini memang mengarahkan pengembangan ekonomi. Ini dapat menopang santri kurang mampu.

“Santri tak mampu memang diberdayakan di bidang pertanian, menjadi admin laundri, sampai mengurus minimarket,” katanya.

Kiai yang akrab disapa Gus Irwan ini melanjutkan, telah menyesuaikan pendidikan di pesantren dengan teknologi. Semua proses pendaftaran dan kurikulum memakai perangkat digital.

“Sehingga orang tua bisa mengecek seperti apa putra dan putri mereka di ponpes,” sambungnya.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2279 seconds (0.1#10.140)