Hermanto Meninggal Dunia, Ini Sederet Jejak Pengabdiannya di Bidang Infrastruktur
loading...
A
A
A
BATANG - Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya, yakni Hermanto Dardak , Wakil Menteri Pekerjaan Umum periode 2010-2014. Ia meninggal dalam kecelakaan maut, di Jalan Tol Pemalang Batang, KM 341+400 Jalur/B, pukul 03.25 WIB. Ia dalam perjalanan ke Jakarta setelah menghadiri seminar nasional mengenai pemindahan ibukota negara di Semarang.
Kabar soal meninggalnya Hermanto Dardak disampaikan oleh putranya Emil Elestianto Dardak via sambungan whatsapp. "Benar, pukul 03.25 WIB, dini hari," kata Emil.
Hermanto meninggalkan seorang istri, Sri Widayatie, dan 3 orang anak, Emil Elestianto Dardak (Wakil Gubernur Jawa Timur), Amila Alistiawati dan Eron Ariodito. Putra ketiga Hermanto, Eril Arioristanto Dardak telah meninggal dunia sebelumnya pada tahun 2018.
Putra kelahiran Trenggalek, 9 Januari 1957 dari pasangan KH Mochamad Dardak dan Siti Mardiyah ini memiliki nama lengkap Achmad Hermanto Dardak.
Ia mengenyam pendidikan di Trenggalek hingga lulus dari SMA Negeri 1 Trenggalek. Lalu, ia melanjutkan ke jenjang lebih tingga di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1975 dengan mengambil pendidikan di Teknik Sipil dan lulus tahun 1980.
Setelah lulus dari ITB, Hermanto Dardak melanjutkan studi Master di Teknik Sipil Universitas New South Wales, Australia dan lulus 1985. Ia mendapat gelar doktor dari Universitas yang sama pada tahun 1990.
Hermanto menjadi orang Indonesia pertama yang memperoleh penghargaan bergengsi Professional of the Year dari International Road Federation. Sejumlah organisasi pernah dipimpinya antara lain menjadi ketua organisasi permukiman internasional EAROPH, dan memimpin REAAA (Road Engineering Association for Asia and Australiasia).
Di dunia keinsinyuran, Hermanto mendapat amanah memimpin sebagai Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia periode 2015-2018, dan turut membidani lahirnya UU Keinsinyuran dan pembangunan menara Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Baca juga: Hermanto Dardak Alami Kecelakaan Maut Usai Hadiri Bedah Buku di Semarang
Selama hidupnya, Hermanto Dardak mendedikasikan diri dalam dunia pembangunan infrastruktur dengan terlibat sebagai insinyur sipil di Indonesia. Ia meniti karir sebagai PNS di Kementerian Pekerjaan Umum.
Karir Hermanto melesat hingga menjadi Kepala Biro KLN di usia 38 tahun, dan selanjutnya menjadi Dirjen Penataan Ruang dan berperan melahirkan UU Penataan Ruang 2007.
Atas prestasinya, Hermanto kemudian diamanahi sebagai Dirjen Bina Marga. Ia berperan menuntaskan pembangunan jembatan Suramadu, mengatasi banjir tol bandara Soetta dengan pembangunan jalur tol elevated.
Hermanto mencapai puncak karirnya saat diamanahi sebagai Wakil Menteri Pekerjaan Umum (Wamen PU) periode 2009-2014. Dalam kapasitas sebagai Wamen PU, Hermanto berperan menginisiasi berbagai rintisan infrastruktur strategis seperti bendungan, jalan tol trans Sumatra melalui konsep penugasan (Hermanto menjabat komisaris utama Hutama Karya periode 2007-2014).
Pasca menjabat Wamen PU, ayah tiga anak ini mendapat tugas khusus untuk merintis pendirian Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) di bawah Kementerian PUPR.
Karena dedikasinya terhadap bangsa dan negara, Hermanto memperoleh penghargaan Bintang Mahaputera Utama dari Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, pada tahun 2014. Selain itu, juga didapatnya beberapa penghargaan seperti Honorary Fellow dari Institution of Engineer Asia, Distinguish Alumni Award Australia, Insinyur Profesional Utama dari Persatuan Insinyur Indonesia(PPI) dan Legacy Award dari Ikatan Ahli Perencana (IAP).
Tugas terakhirnya, sebelum tutup usia, ia dipercaya sebagai ketua tim pengarah pembangunan infrastruktur Ibu Kota Negara (IKN) Kementerian PUPR dan turut berperan menentukan titik nol IKN.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak anaknya, mengungkapkan rasa bangganya karena telah memiliki sosok ayah seperti Hermanto Dardak. Atas kekaguman itu Emil mengunggah perasaan hati yang menyertakan lagu favorit sang ayah 'My Way' karya Frank Sinatra.
"Farewell my lifelong inspiration. Im so proud to have you as my father. This is your favorite song.," tulis Emil Dardak dalam unggahan instagram story miliknya.
Kabar soal meninggalnya Hermanto Dardak disampaikan oleh putranya Emil Elestianto Dardak via sambungan whatsapp. "Benar, pukul 03.25 WIB, dini hari," kata Emil.
Baca Juga
Hermanto meninggalkan seorang istri, Sri Widayatie, dan 3 orang anak, Emil Elestianto Dardak (Wakil Gubernur Jawa Timur), Amila Alistiawati dan Eron Ariodito. Putra ketiga Hermanto, Eril Arioristanto Dardak telah meninggal dunia sebelumnya pada tahun 2018.
Putra kelahiran Trenggalek, 9 Januari 1957 dari pasangan KH Mochamad Dardak dan Siti Mardiyah ini memiliki nama lengkap Achmad Hermanto Dardak.
Ia mengenyam pendidikan di Trenggalek hingga lulus dari SMA Negeri 1 Trenggalek. Lalu, ia melanjutkan ke jenjang lebih tingga di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1975 dengan mengambil pendidikan di Teknik Sipil dan lulus tahun 1980.
Setelah lulus dari ITB, Hermanto Dardak melanjutkan studi Master di Teknik Sipil Universitas New South Wales, Australia dan lulus 1985. Ia mendapat gelar doktor dari Universitas yang sama pada tahun 1990.
Hermanto menjadi orang Indonesia pertama yang memperoleh penghargaan bergengsi Professional of the Year dari International Road Federation. Sejumlah organisasi pernah dipimpinya antara lain menjadi ketua organisasi permukiman internasional EAROPH, dan memimpin REAAA (Road Engineering Association for Asia and Australiasia).
Di dunia keinsinyuran, Hermanto mendapat amanah memimpin sebagai Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia periode 2015-2018, dan turut membidani lahirnya UU Keinsinyuran dan pembangunan menara Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Baca juga: Hermanto Dardak Alami Kecelakaan Maut Usai Hadiri Bedah Buku di Semarang
Selama hidupnya, Hermanto Dardak mendedikasikan diri dalam dunia pembangunan infrastruktur dengan terlibat sebagai insinyur sipil di Indonesia. Ia meniti karir sebagai PNS di Kementerian Pekerjaan Umum.
Karir Hermanto melesat hingga menjadi Kepala Biro KLN di usia 38 tahun, dan selanjutnya menjadi Dirjen Penataan Ruang dan berperan melahirkan UU Penataan Ruang 2007.
Atas prestasinya, Hermanto kemudian diamanahi sebagai Dirjen Bina Marga. Ia berperan menuntaskan pembangunan jembatan Suramadu, mengatasi banjir tol bandara Soetta dengan pembangunan jalur tol elevated.
Hermanto mencapai puncak karirnya saat diamanahi sebagai Wakil Menteri Pekerjaan Umum (Wamen PU) periode 2009-2014. Dalam kapasitas sebagai Wamen PU, Hermanto berperan menginisiasi berbagai rintisan infrastruktur strategis seperti bendungan, jalan tol trans Sumatra melalui konsep penugasan (Hermanto menjabat komisaris utama Hutama Karya periode 2007-2014).
Pasca menjabat Wamen PU, ayah tiga anak ini mendapat tugas khusus untuk merintis pendirian Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) di bawah Kementerian PUPR.
Karena dedikasinya terhadap bangsa dan negara, Hermanto memperoleh penghargaan Bintang Mahaputera Utama dari Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, pada tahun 2014. Selain itu, juga didapatnya beberapa penghargaan seperti Honorary Fellow dari Institution of Engineer Asia, Distinguish Alumni Award Australia, Insinyur Profesional Utama dari Persatuan Insinyur Indonesia(PPI) dan Legacy Award dari Ikatan Ahli Perencana (IAP).
Tugas terakhirnya, sebelum tutup usia, ia dipercaya sebagai ketua tim pengarah pembangunan infrastruktur Ibu Kota Negara (IKN) Kementerian PUPR dan turut berperan menentukan titik nol IKN.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak anaknya, mengungkapkan rasa bangganya karena telah memiliki sosok ayah seperti Hermanto Dardak. Atas kekaguman itu Emil mengunggah perasaan hati yang menyertakan lagu favorit sang ayah 'My Way' karya Frank Sinatra.
"Farewell my lifelong inspiration. Im so proud to have you as my father. This is your favorite song.," tulis Emil Dardak dalam unggahan instagram story miliknya.
(don)