Pemprov Jatim Target 2.399.159 Balita Imunisasi Campak Rubella
loading...
A
A
A
SURABAYA - Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim), Emil Elestianto Dardak melaunching Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di wilayah Jatim dalam acara Rapat Koordinasi Prioritas Pembangunan Kesehatan Provinsi Jawa Timur di Surabaya, Selasa (2/8/2022).
BIAN di Jatim ini dilaksanakan Agustus 2022 dengan pemberian imunisasi tambahan campak rubella (MR) kepada sasaran usia 9 bulan sampai dengan 59 bulan dan target sasaran sebanyak 2.399.159 anak.
Kegiatan ini dilaksanakan secara gratis di seluruh sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), taman kanak-kanak (TK), serta pos pelayanan imunisasi seperti posyandu, polindes, poskesdes, puskesmas pembantu, puskesmas dan rumah sakit dan lain-lain.
Emil mengatakan, pandemi Covid-19 mengakibatkan pelaksanaan imunisasi rutin tidak dapat berjalan optimal. Data beberapa tahun terakhir menunjukkan terjadinya penurunan cakupan imunisasi rutin, baik itu imunisasi dasar maupun imunisasi lanjutan, yang cukup signifikan.
Baca juga: Sri Mulyani Sentil Realisasi Belanja Pemda Rendah, Khofifah Angkat Bicara
Adanya BIAN, ia meminta para orang tua yang anaknya berusia 9 bulan sampai dengan 59 bulan untuk tidak ragu melakukan imunisasi bagi anaknya. Terutama bagi anak yang belum imunisasi rutin maupun lanjutan. “Mari di Bulan Imunisasi Anak Nasional ini kita kejar imunisasi anak-anak kita yang kemarin sempat tertunda karena pandemi," katanya.
Menurut Emil, pelaksanaan BIAN ini menjadi bukti komitmen Jatim dalam upaya mencapai target global yakni eliminasi Campak Rubela/Congenital Rubella Syndrome (CRS) pada tahun 2023. Serta ikut mempertahankan Indonesia Bebas Polio.
“Upaya penting dalam mencapai eliminasi campak-rubela/ CRS, selain dengan penguatan imunisasi rutin, juga melaksanakan pemberian imunisasi tambahan campak-rubela yang sifatnya massal dan tanpa memandang status imunisasi sebelumnya bagi sasaran prioritas yang telah ditetapkan,” jelasnya.
Menurut Wagub Emil, dalam pencapaian eradikasi polio global, dibutuhkan upaya imunisasi kejar polio injeksi untuk menutup kesenjangan imunitas dan memastikan anak-anak terlindungi dari virus polio tipe 2. Upaya-upaya tersebut dilaksanakan melalui kegiatan BIAN.
Selain imunisasi tambahan campak rubella, lanjut Emil, Jatim telah melaksanakan imunisasi kejar. Yaitu melengkapi imunisasi rutin (polio dan DPT-HB-HIB ) yang belum lengkap didapat saat bayi dan balita di bawah dua tahun (baduta).
“Pelaksanaan imunisasi kejar ini sudah mulai dilaksanakan sejak Bulan Mei 2022 dan akan terus berlangsung sampai semua anak yang belum lengkap imunisasinya dapat terimunisasi lengkap sesuai usianya,” katanya.
Data hasil imunisasi kejar Jawa Timur sampai dengan tanggal 25 juli 2022 adalah untuk polio tetes sebanyak 26.541 anak (18.68%), polio suntik sebanyak 53.611 (24.59%) anak, serta DPT-HB-HIB sebanyak 68.748.anak (29.23%).
Kegiatan imunisasi kejar polio dan DPT-HEB B-HIB ini akan berhasil memberikan perlindungan terhadap penyakit Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) pada anak-anak jika tercapai target minimal ? 80% tinggi dan merata di seluruh desa.
Lebih lanjut Emil mengatakan, vaksin yang digunakan dalam pelaksanaan BIAN ini aman dan berkualitas serta telah mendapatkan rekomendasi dari WHO dan mendapatkan izin edar dari BPOM.
Vaksin MR 95% efektif untuk mencegah Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) seperti campak, rubella, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, meningitis, pneumonia serta polio serta telah digunakan di lebih dari 141 negara di dunia. “Oleh karena itu, untuk menyukseskan BIAN, perlu dukungan penuh dari semua pihak," katanya.
BIAN di Jatim ini dilaksanakan Agustus 2022 dengan pemberian imunisasi tambahan campak rubella (MR) kepada sasaran usia 9 bulan sampai dengan 59 bulan dan target sasaran sebanyak 2.399.159 anak.
Kegiatan ini dilaksanakan secara gratis di seluruh sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), taman kanak-kanak (TK), serta pos pelayanan imunisasi seperti posyandu, polindes, poskesdes, puskesmas pembantu, puskesmas dan rumah sakit dan lain-lain.
Emil mengatakan, pandemi Covid-19 mengakibatkan pelaksanaan imunisasi rutin tidak dapat berjalan optimal. Data beberapa tahun terakhir menunjukkan terjadinya penurunan cakupan imunisasi rutin, baik itu imunisasi dasar maupun imunisasi lanjutan, yang cukup signifikan.
Baca juga: Sri Mulyani Sentil Realisasi Belanja Pemda Rendah, Khofifah Angkat Bicara
Adanya BIAN, ia meminta para orang tua yang anaknya berusia 9 bulan sampai dengan 59 bulan untuk tidak ragu melakukan imunisasi bagi anaknya. Terutama bagi anak yang belum imunisasi rutin maupun lanjutan. “Mari di Bulan Imunisasi Anak Nasional ini kita kejar imunisasi anak-anak kita yang kemarin sempat tertunda karena pandemi," katanya.
Menurut Emil, pelaksanaan BIAN ini menjadi bukti komitmen Jatim dalam upaya mencapai target global yakni eliminasi Campak Rubela/Congenital Rubella Syndrome (CRS) pada tahun 2023. Serta ikut mempertahankan Indonesia Bebas Polio.
“Upaya penting dalam mencapai eliminasi campak-rubela/ CRS, selain dengan penguatan imunisasi rutin, juga melaksanakan pemberian imunisasi tambahan campak-rubela yang sifatnya massal dan tanpa memandang status imunisasi sebelumnya bagi sasaran prioritas yang telah ditetapkan,” jelasnya.
Menurut Wagub Emil, dalam pencapaian eradikasi polio global, dibutuhkan upaya imunisasi kejar polio injeksi untuk menutup kesenjangan imunitas dan memastikan anak-anak terlindungi dari virus polio tipe 2. Upaya-upaya tersebut dilaksanakan melalui kegiatan BIAN.
Selain imunisasi tambahan campak rubella, lanjut Emil, Jatim telah melaksanakan imunisasi kejar. Yaitu melengkapi imunisasi rutin (polio dan DPT-HB-HIB ) yang belum lengkap didapat saat bayi dan balita di bawah dua tahun (baduta).
“Pelaksanaan imunisasi kejar ini sudah mulai dilaksanakan sejak Bulan Mei 2022 dan akan terus berlangsung sampai semua anak yang belum lengkap imunisasinya dapat terimunisasi lengkap sesuai usianya,” katanya.
Data hasil imunisasi kejar Jawa Timur sampai dengan tanggal 25 juli 2022 adalah untuk polio tetes sebanyak 26.541 anak (18.68%), polio suntik sebanyak 53.611 (24.59%) anak, serta DPT-HB-HIB sebanyak 68.748.anak (29.23%).
Kegiatan imunisasi kejar polio dan DPT-HEB B-HIB ini akan berhasil memberikan perlindungan terhadap penyakit Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) pada anak-anak jika tercapai target minimal ? 80% tinggi dan merata di seluruh desa.
Lebih lanjut Emil mengatakan, vaksin yang digunakan dalam pelaksanaan BIAN ini aman dan berkualitas serta telah mendapatkan rekomendasi dari WHO dan mendapatkan izin edar dari BPOM.
Vaksin MR 95% efektif untuk mencegah Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) seperti campak, rubella, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, meningitis, pneumonia serta polio serta telah digunakan di lebih dari 141 negara di dunia. “Oleh karena itu, untuk menyukseskan BIAN, perlu dukungan penuh dari semua pihak," katanya.
(msd)