Pemkab Maros Genjot Percepatan Penginputan Data UMKM di Aplikasi SIKP
loading...
A
A
A
MAROS - Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Sulawesi Selatan (Sulsel), khususnya TPAKD Maros menggelar rapat pleno, Selasa (2/8/2022). Rapat digelar di Baruga B Kantor Bupati Maros .
TPAKD Kabupaten Maros merupakan forum koordinasi antar instansi dan stakeholder terkait peningkatan percepatan akses keuangan di daerah. Sesuai dengan visi Maros, mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera.
Baca Juga: AS Chaidir Syam
"Semua stakeholder, OJK, BI kami sangat berterimakasih. Juga pada semua Bank yang melakukan pembinaan terhadap kelompok klaster UMKM kami, bahkan menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR)," ungkapnya.
Berdasarkan data OJK terhadap persebaran KUR di Sulsel, dari 24 kabupaten/kota, Maros berada pada urutan ke 14. Menurut Chaidir, ini disebabkan karena beberapa hal yang membuat perhitungan menjadi sedikit keliru.
"Misalnya saja pembangunan perumahan. Hampir 80% pembangunan dilakukan di Maros, tetapi saat akad ternyata dilakukan di perbankan yang ada di Makassar. Sehingga kadang kala investasinya masuk di hitungan Makassar," bebernya.
Baca Juga: Chaidir
Saat ini pihaknya masih terus berusaha maksimal memberi dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat. Terlebih dalam sektor UMKM. Chaidir mengungkapkan, sentra gula aren di Kecamatan Tompobulu juga sedang dibuat dan dalam perhatian khusus.
"Tahun ini kita sudah lakukan festival UMKM, ternyata yang menjadi kendala adalah persoalan kemasannya. Kita berusaha menyediakan rumah kemasan yang akan membantu prodak UMKM terlihat lebih menarik. Tahun ini kita berusaha membuat market place, biar produk UMKM bisa masuk ke berbagai pemasaran," jelasnya.
Sejalan dengan itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulampua, Darwisman menyebutkan, Maros memiliki peluang UMKM yang sangat besar. Menurutnya, pemerintah daerah hanya sisa memberikan dorongan.
"Jumlah UMKM di Maros ada kurang lebih 7 ribuan. Sisa diklasterkan saja berapa UMKM yang sudah maju, berkembang, ataupun stak. Sisa yang menjadi PR kita adalah membangun kembali jika ada UMKM yang sudah mati suri," sebutnya.
Darwisman juga menjelaskan data OJK terhadap perkembangan UMKM Maros, penyaluran kredit khususnya segmentasi UMKM tumbuh tinggi 36,43 persen dengan nominal mencapai Rp1,05 triliun dan NPL sebesar 3,66 persen. Share kredit UMKM terhadap total kredit perbankan mencapai 38,40 persen.
Baca juga:Disdukcapil Maros Buat Inovasi Pelayanan Administrasi Kependudukan
"Untuk kredit mikro dan kecil tumbuh tinggi masing-masing sebesar 144,15% dan 11,23%. Sedangkan kredit menengah mengalami perlambatan sebesar -80,91%," bebernya.
Usai melakukan rapat pleno, dilakukan kunjungan ke klaster kelompok nelayan udang, kepiting, ikan bandeng dan rumput laut di Desa Minasa Upa, Kecamatan Bontoa.
TPAKD Kabupaten Maros merupakan forum koordinasi antar instansi dan stakeholder terkait peningkatan percepatan akses keuangan di daerah. Sesuai dengan visi Maros, mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera.
Baca Juga: AS Chaidir Syam
"Semua stakeholder, OJK, BI kami sangat berterimakasih. Juga pada semua Bank yang melakukan pembinaan terhadap kelompok klaster UMKM kami, bahkan menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR)," ungkapnya.
Berdasarkan data OJK terhadap persebaran KUR di Sulsel, dari 24 kabupaten/kota, Maros berada pada urutan ke 14. Menurut Chaidir, ini disebabkan karena beberapa hal yang membuat perhitungan menjadi sedikit keliru.
"Misalnya saja pembangunan perumahan. Hampir 80% pembangunan dilakukan di Maros, tetapi saat akad ternyata dilakukan di perbankan yang ada di Makassar. Sehingga kadang kala investasinya masuk di hitungan Makassar," bebernya.
Baca Juga: Chaidir
Saat ini pihaknya masih terus berusaha maksimal memberi dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat. Terlebih dalam sektor UMKM. Chaidir mengungkapkan, sentra gula aren di Kecamatan Tompobulu juga sedang dibuat dan dalam perhatian khusus.
"Tahun ini kita sudah lakukan festival UMKM, ternyata yang menjadi kendala adalah persoalan kemasannya. Kita berusaha menyediakan rumah kemasan yang akan membantu prodak UMKM terlihat lebih menarik. Tahun ini kita berusaha membuat market place, biar produk UMKM bisa masuk ke berbagai pemasaran," jelasnya.
Sejalan dengan itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulampua, Darwisman menyebutkan, Maros memiliki peluang UMKM yang sangat besar. Menurutnya, pemerintah daerah hanya sisa memberikan dorongan.
"Jumlah UMKM di Maros ada kurang lebih 7 ribuan. Sisa diklasterkan saja berapa UMKM yang sudah maju, berkembang, ataupun stak. Sisa yang menjadi PR kita adalah membangun kembali jika ada UMKM yang sudah mati suri," sebutnya.
Darwisman juga menjelaskan data OJK terhadap perkembangan UMKM Maros, penyaluran kredit khususnya segmentasi UMKM tumbuh tinggi 36,43 persen dengan nominal mencapai Rp1,05 triliun dan NPL sebesar 3,66 persen. Share kredit UMKM terhadap total kredit perbankan mencapai 38,40 persen.
Baca juga:Disdukcapil Maros Buat Inovasi Pelayanan Administrasi Kependudukan
"Untuk kredit mikro dan kecil tumbuh tinggi masing-masing sebesar 144,15% dan 11,23%. Sedangkan kredit menengah mengalami perlambatan sebesar -80,91%," bebernya.
Usai melakukan rapat pleno, dilakukan kunjungan ke klaster kelompok nelayan udang, kepiting, ikan bandeng dan rumput laut di Desa Minasa Upa, Kecamatan Bontoa.
(luq)