Genjot Imunisasi 3,6 Juta Anak, Jabar Pasang Target Bebas Campak dan Rubela 2023
loading...
A
A
A
BANDUNG - Provinsi Jawa Barat menggenjot program imunisasi anak sebagai salah satu upaya untuk mengejar target bebas penyakit campak dan rubela pada 2023 mendatang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jabar, Ryan Bayusantika Ristandi menuturkan, target tersebut sesuai dengan target nasional.
Optimalisasi program imunisasi, kata Ryan, dilakukan melalui Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang digelar mulai 1 Agustus hingga awal September 2022.
Baca juga: Inflasi Jabar 4,94 Persen, Tertinggi Sejak 3 Tahun Terakhir
"Kita ingin mengeleminasi penyakit campak dan rubela ini di tahun 2023 sesuai target nasional, lalu kita akan follow up terus sampai 2026. Imunisasi kali ini tanpa melihat riwayat imunisasi sebelumnya," kata Ryan dalam keterangan resminya, Selasa (2/8/2022).
Selain imunisasi campak dan rubela, lanjut Ryan, dalam BIAN kali ini pemerintah juga mengimunisasi anak yang belum mendapatkan imunisasi lengkap akibat terkendala pandemi COVID-19.
"Jadi ini sekaligus imunisasi yang bolong-bolong akibat pandemi kemarin. Kita akan berikan imunisasi seperti difteri, tetanus, polio, dan lain-lain. Hal itu dilakukan untuk mencegah peningkatan kejadian luar biasa akibat imunisasi yang belum lengkap," paparnya.
Ryan menyebutkan, terdapat 3,6 juta anak di Jabar yang menjadi sasaran imunisasi dalam BIAN tahun ini.
"Terdapat 3,6 juta anak yang tersebar di seluruh kabupaten kota di Jabar dan untuk keperluan imunisasi ini sudah kita distribusikan ke masing-masing kabupaten kota," ucapnya.
Ryan juga menjelaskan, dari 27 kabupaten kota di Jabar, ada 5 kabupaten kota yang menjadi prioritas dalam BIAN yakni Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kota Bandung, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur.
"Lima kabupaten kota ini menjadi prioritas karena cakupan imunisasi di daerah tersebut kita nilai masih kurang," sebutnya.
Dia menambahkan, kondisi cakupan imunisasi di Jabar hingga pascapandemi baru mencapai sekitar 83 persen atau masih rendah dibandingkan target imunisasi yang dipatok 95 persen.
"Sampai pascapandemi ini baru 83 persen. Oleh karena itu, kita akan kejar cakupannya sesuai target sampai 95 persen. Kita pernah mencapai lebih dari 95 persen sebelumnya," katanya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jabar, Ryan Bayusantika Ristandi menuturkan, target tersebut sesuai dengan target nasional.
Optimalisasi program imunisasi, kata Ryan, dilakukan melalui Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang digelar mulai 1 Agustus hingga awal September 2022.
Baca juga: Inflasi Jabar 4,94 Persen, Tertinggi Sejak 3 Tahun Terakhir
"Kita ingin mengeleminasi penyakit campak dan rubela ini di tahun 2023 sesuai target nasional, lalu kita akan follow up terus sampai 2026. Imunisasi kali ini tanpa melihat riwayat imunisasi sebelumnya," kata Ryan dalam keterangan resminya, Selasa (2/8/2022).
Selain imunisasi campak dan rubela, lanjut Ryan, dalam BIAN kali ini pemerintah juga mengimunisasi anak yang belum mendapatkan imunisasi lengkap akibat terkendala pandemi COVID-19.
"Jadi ini sekaligus imunisasi yang bolong-bolong akibat pandemi kemarin. Kita akan berikan imunisasi seperti difteri, tetanus, polio, dan lain-lain. Hal itu dilakukan untuk mencegah peningkatan kejadian luar biasa akibat imunisasi yang belum lengkap," paparnya.
Ryan menyebutkan, terdapat 3,6 juta anak di Jabar yang menjadi sasaran imunisasi dalam BIAN tahun ini.
"Terdapat 3,6 juta anak yang tersebar di seluruh kabupaten kota di Jabar dan untuk keperluan imunisasi ini sudah kita distribusikan ke masing-masing kabupaten kota," ucapnya.
Ryan juga menjelaskan, dari 27 kabupaten kota di Jabar, ada 5 kabupaten kota yang menjadi prioritas dalam BIAN yakni Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kota Bandung, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur.
"Lima kabupaten kota ini menjadi prioritas karena cakupan imunisasi di daerah tersebut kita nilai masih kurang," sebutnya.
Dia menambahkan, kondisi cakupan imunisasi di Jabar hingga pascapandemi baru mencapai sekitar 83 persen atau masih rendah dibandingkan target imunisasi yang dipatok 95 persen.
"Sampai pascapandemi ini baru 83 persen. Oleh karena itu, kita akan kejar cakupannya sesuai target sampai 95 persen. Kita pernah mencapai lebih dari 95 persen sebelumnya," katanya.
(msd)