Tekan Kasus Covid-19 di Jatim, Ini Langkah Gubernur Khofifah

Sabtu, 27 Juni 2020 - 13:22 WIB
loading...
Tekan Kasus Covid-19 di Jatim, Ini Langkah Gubernur Khofifah
Gubernur Khofifah Indar Parawansa.Foto/dok
A A A
SURABAYA - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa akan membentuk Tim Gabungan Forkopimda Jatim dan Gugus Tugas Surabaya Raya (Surabaya, Sidoarjo dan Gresik) yang menjadi wilayah penyebaran tertinggi di Jatim.

Pembentukan tim ini untuk mengintensifkan koordinasi dalam sinergi, kolaborasi dan evaluasi. (Baca juga: HUT Bhayangkara, Polisi dan Warga Berburu Hama Tikus )

“Sesuai arahan pak Presiden (Joko Widodo) bahwa kita tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Maka dengan dibentuknya Tim Gabungan Surabaya Raya ini nantinya akan bisa dilakukan sharing sumber daya dan komitmen yang terukur,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Sabtu (27/6/2020).

Selanjutnya, orang nomor satu di Jatim itu akan terus memasifkan tes, pelacakan, isolasi hingga treatment dengan jumlah yang lebih banyak. Salah satunya dengan menerjunkan Tim Gabungan Covid-19 Hunter dan Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, khususnya di klaster utama Surabaya Raya untuk melakukan tes dan isolasi massif. Kemudian tracing minimal 20 orang per kasus positif.

Lalu penyediaan ruang isolasi yang lebih besar supaya isolasi menjadi nyaman. Nantinya, keberadaan RS Darurat bisa dioptimalkan. “Beban RS juga harus dievaluasi dan relaksasi, pasien ringa harus benar-benar dipisahkan. Terapi harus selalu update dengan para pakar,” imbuh orang nomor satu di Pemprov Jatim ini.

Saat ini, terang Khofifah, mesin PCR yang ada di Jatim kapasitas totalnya 2.250 tes per hari dan dalam seminggu tesnya mencapai 13.500 specimen. “Minggu depan rencananya akan dimaksimalkan lagi dengan tambahan mesin PCR serta reagen sesuai kebutuhan,” imbuhnya.

Lebih lanjut disampaikan Khofifah, terkait prakondisi memasuki new normal, pihaknya akan melakukan kordinasi ulang dengan tim gugus tugas provinsi dan tiga kabupaten kota. (Baca juga: Kampung Tangguh Peduli Lansia di Tengah Pandemi COVID-19 Sidoarjo )

Koordinasi ini untuk mempertimbangkan agar sementara tetap menutup dulu aktivitas di level krusial seperti bioskop, studio atau taman hiburan indoor dan melakukan monitor ketat. “Termasuk monitoring pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat di pasar di Surabaya Raya,” tandas Khofifah.

Di samping itu, pihaknya juga membuat zonasi tiap kecamatan berdasarkan 15 indikator epidemilogi dan tidak bisa asal membuka aktivitas. Untuk meluaskan sosialisasi protokol kesehatan kepada masyarakat , Pemprov Jatim akan melibatkan ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat, influencer, dan pelaku usaha dan elemen strategis lainnya.

Utamanya terkait pemakaian masker dan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir. Sistem support dan insentif juga perlu disediakan untuk industri masker maupun media supaya masyarakat terbiasa menggunakan masker.

“Ini penting kita lakukan, karena riset membuktikan bahwa bila 60 persen populasi menggunakan masker kain maka Rate of Transmission (RT) bisa dibawah satu dan kurva bisa turun,” tandas mantan Menteri Sosial ini.

Khofifah juga menegaskan pentingnya rencana untuk membendung RS yang overload. Sebab, RS yang overload dapat berdampak pada menurunnya kualitas yang dapat menyebabkan meningkatnya kematian . Di samping itu juga rencana untuk memberikan relaksasi bagi tenaga kesehatan yang sudah mulai exhausted dalam promotif, preventif, kuratif dan tracing.

“Pada saat yang sama kami juga harus terus melakukan intervensi dampak sosial ekonomi akibat COVID-19. Karenanya, bantuan dan support dari pemerintah pusat masih sangat kami butuhkan,” pungkasnya
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2361 seconds (0.1#10.140)