Pengembangan Gas Lapangan JTB Bojonegoro Diapresiasi KSP dan Ditjen Migas
loading...
A
A
A
BOJONEGORO - Proyek pengembangan gas lapangan unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) Bojonegoro, Jatim yang dikelola PT Pertamina EP Cepu (PEPC) akan memasuki fase gas in dan tahap produksi. Deputi 1 Kantor Staf Presiden (KSP) Febry Calvin Tetelepta mengapresiasi kemajuan proyek JTB ini.
Hal itu disampaikan Deputi 1 KSP saat melakukan kunjungan kerja ke lokasi Gas Processing Facility (GPF) JTB di Desa Bandungrejo, Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur pada Rabu (13/7/2022).
Menurutnya, ada beberapa hal yang menjadi perhatian bersama di JTB dan itu sangat positif. Di antaranya lebih dari 65 persen yang terlibat dalam proyek JTB ini tenaga kerja lokal asli Bojonegoro.
Hal ini sebuah apresiasi yang luar biasa dari kehadiran proyek JTB di Bojonegoro. Sedangkan yang kedua adalah adanya bagian-bagian instalasi penting dalam proyek JTB yang dirakit di dalam negeri.
"Ini menjadi hal yang menarik dan sejalan dengan visi Presiden yang selama ini selalu menekankan faktor Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), dan di dalam proyek ini dapat terpenuhi," katanya dikutip Kamis (14/7/2022).
Kedeputian satu yang membidangi infrastruktur, energi dan investasi ini juga berharap bahwa kehadiran proyek JTB ini tidak hanya sebatas untuk memberikan pemenuhan energi.
Namun juga memberikan manfaat lainya bagi industri hilir yang ada di Pulau Jawa. Karena dengan berjalan lancarnya industri di wilayah ini maka akan memberikan efek berganda lainnya. Dengan demikian pertumbuhan perekonomian akan semakin baik melalui multiplier effect-nya.
"Kami yakin bahwa kontribusi JTB ini sangat signifikan dalam pemenuhan energi nasional," tuturnya.
Sementara, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji juga memberikan apresiasi.
Menurut Tutuka, Proyek JTB yang dioperatori oleh PEPC akan segera memasuki tahap gas in pada Juli ini dan merupakan tahapan penting (milestones) dalam perjalanan pengembangan proyek di lapangan ini.
Gas in adalah pengaliran gas dari sumber sumurnya menuju GPF untuk diolah sebelum memasuki tahap on stream. Untuk itu, pada tahapan yang cukup krusial ini, Tutuka mengajak semua pihak untuk berdoa bersama agar proses ini dapat berjalan dengan lancar dan aman.
“Semoga proses gas in yang akan berlangsung dalam waktu dekat ini dapat berjalan sukses, baik dan aman serta terus berlanjut hingga siap untuk akhirnya on stream,” ujarnya saat berkeliling di GPF.
Dia berharap dalam tahap gas in nanti seluruh proses dan tahapan dilalui dengan menerapkan aspek safety yang baik. Ditekankan oleh Tutuka agar aspek keselamatan terus diutamakan karena safety merupakan core value dalam industri hulu migas.
"Yang utama adalah safety. Pekerjaan kan sudah 97-98 persen, jadi safety ini yang harus diperhatikan. Safety ini mungkin sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh masyarakat, tapi ini perlu dipastikan sebelum gas in. Suatu hal yang tidak dapat ditawar, karena memang di industri migas safety itu paling ketat penerapannya dan menjadi perhatian nomor satu,” imbuhnya.
Direktur Utama PEPC Awang Lazuardi menyampaikan bahwa sebelumnya PEPC JTB telah mempersiapkan operator yang merupakan putra-putri terbaik asli Bojonegoro untuk mengoperasikan proyek gas JTB ini.
Mereka mengikuti proses penyaringan yang diadakan oleh PEPC JTB melalui program apprentice yang didukung dan telah mendapatkan persetujuan dari SKK Migas.
"Dapat kami sampaikan, bahwa sebanyak 108 putra putri terbaik Bojonegoro yang telah mengikuti seleksi sebelumnya untuk menjadi operator JTB saat ini sudah menjadi pekerja di PEPC sebagai Junior Operator," ungkapnya.
Awang menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan yang terus diberikan oleh pemerintah melalui Direktorat Jenderal Migas dan KSP dalam menyukseskan proyek Gas JTB. Pihaknya juga menegaskan tentang pentingnya aspek keselamatan dalam fasilitas ini.
Dia menambahkan, JTB selalu mengedepankan aspek safety dan menerapkan protokol keamanan dan keselamatan kerja dengan ketat. Dirinya selalu menekankan kepada timnya untuk senantiasa mengedepankan keselamatan pada setiap tahap pekerjaan menuju on stream.
“Jangan mengorbankan safety untuk sekadar mengejar produksi dan kita akan terus mencoba serta memberi upaya-upaya terbaik untuk improvements ke depan,” paparnya.
Proyek JTB Proyek Gas JTB yang dioperatori oleh PEPC Zona 12 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) sektor energi yang ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melalui Perpres Nomor 109 tahun 2020.
Proyek ini diharapkan menjadi salah satu penghasil gas terbesar di Indonesia. Suplai gas dari JTB akan memberikan ketersediaan gas bagi Pulau Jawa dan diharapkan dapat meningkatkan kemajuan perekonomian masyarakat di kawasan tersebut melalui geliat dunia usaha. Direncanakan proyek gas JTB akan mulai beroperasi pada tahun ini.
Kunjungan kerja kali ini juga diikuti oleh tim dari Kantor Staf Presiden Kedeputian 1, dan tim dari Direktorat Jenderal Migas ESDM yang diterima langsung oleh Direktur Utama Pertamina EP Cepu yang didampingi oleh Pjs.
General Manager Gas Project JTB Ruby Mulyawan beserta jajarannya. Kunjungan kerja ini dalam rangka pemantauan produksi minyak dan gas bumi Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) yang ada di Blok Cepu yaitu Proyek Pengembangan Gas Jambaran Tiung Biru (JTB) serta Lapangan Migas Banyu Urip dan Kedung Keris.
Hal itu disampaikan Deputi 1 KSP saat melakukan kunjungan kerja ke lokasi Gas Processing Facility (GPF) JTB di Desa Bandungrejo, Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur pada Rabu (13/7/2022).
Menurutnya, ada beberapa hal yang menjadi perhatian bersama di JTB dan itu sangat positif. Di antaranya lebih dari 65 persen yang terlibat dalam proyek JTB ini tenaga kerja lokal asli Bojonegoro.
Hal ini sebuah apresiasi yang luar biasa dari kehadiran proyek JTB di Bojonegoro. Sedangkan yang kedua adalah adanya bagian-bagian instalasi penting dalam proyek JTB yang dirakit di dalam negeri.
"Ini menjadi hal yang menarik dan sejalan dengan visi Presiden yang selama ini selalu menekankan faktor Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), dan di dalam proyek ini dapat terpenuhi," katanya dikutip Kamis (14/7/2022).
Kedeputian satu yang membidangi infrastruktur, energi dan investasi ini juga berharap bahwa kehadiran proyek JTB ini tidak hanya sebatas untuk memberikan pemenuhan energi.
Namun juga memberikan manfaat lainya bagi industri hilir yang ada di Pulau Jawa. Karena dengan berjalan lancarnya industri di wilayah ini maka akan memberikan efek berganda lainnya. Dengan demikian pertumbuhan perekonomian akan semakin baik melalui multiplier effect-nya.
"Kami yakin bahwa kontribusi JTB ini sangat signifikan dalam pemenuhan energi nasional," tuturnya.
Sementara, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji juga memberikan apresiasi.
Menurut Tutuka, Proyek JTB yang dioperatori oleh PEPC akan segera memasuki tahap gas in pada Juli ini dan merupakan tahapan penting (milestones) dalam perjalanan pengembangan proyek di lapangan ini.
Gas in adalah pengaliran gas dari sumber sumurnya menuju GPF untuk diolah sebelum memasuki tahap on stream. Untuk itu, pada tahapan yang cukup krusial ini, Tutuka mengajak semua pihak untuk berdoa bersama agar proses ini dapat berjalan dengan lancar dan aman.
“Semoga proses gas in yang akan berlangsung dalam waktu dekat ini dapat berjalan sukses, baik dan aman serta terus berlanjut hingga siap untuk akhirnya on stream,” ujarnya saat berkeliling di GPF.
Dia berharap dalam tahap gas in nanti seluruh proses dan tahapan dilalui dengan menerapkan aspek safety yang baik. Ditekankan oleh Tutuka agar aspek keselamatan terus diutamakan karena safety merupakan core value dalam industri hulu migas.
"Yang utama adalah safety. Pekerjaan kan sudah 97-98 persen, jadi safety ini yang harus diperhatikan. Safety ini mungkin sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh masyarakat, tapi ini perlu dipastikan sebelum gas in. Suatu hal yang tidak dapat ditawar, karena memang di industri migas safety itu paling ketat penerapannya dan menjadi perhatian nomor satu,” imbuhnya.
Direktur Utama PEPC Awang Lazuardi menyampaikan bahwa sebelumnya PEPC JTB telah mempersiapkan operator yang merupakan putra-putri terbaik asli Bojonegoro untuk mengoperasikan proyek gas JTB ini.
Mereka mengikuti proses penyaringan yang diadakan oleh PEPC JTB melalui program apprentice yang didukung dan telah mendapatkan persetujuan dari SKK Migas.
"Dapat kami sampaikan, bahwa sebanyak 108 putra putri terbaik Bojonegoro yang telah mengikuti seleksi sebelumnya untuk menjadi operator JTB saat ini sudah menjadi pekerja di PEPC sebagai Junior Operator," ungkapnya.
Awang menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan yang terus diberikan oleh pemerintah melalui Direktorat Jenderal Migas dan KSP dalam menyukseskan proyek Gas JTB. Pihaknya juga menegaskan tentang pentingnya aspek keselamatan dalam fasilitas ini.
Dia menambahkan, JTB selalu mengedepankan aspek safety dan menerapkan protokol keamanan dan keselamatan kerja dengan ketat. Dirinya selalu menekankan kepada timnya untuk senantiasa mengedepankan keselamatan pada setiap tahap pekerjaan menuju on stream.
“Jangan mengorbankan safety untuk sekadar mengejar produksi dan kita akan terus mencoba serta memberi upaya-upaya terbaik untuk improvements ke depan,” paparnya.
Proyek JTB Proyek Gas JTB yang dioperatori oleh PEPC Zona 12 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) sektor energi yang ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melalui Perpres Nomor 109 tahun 2020.
Proyek ini diharapkan menjadi salah satu penghasil gas terbesar di Indonesia. Suplai gas dari JTB akan memberikan ketersediaan gas bagi Pulau Jawa dan diharapkan dapat meningkatkan kemajuan perekonomian masyarakat di kawasan tersebut melalui geliat dunia usaha. Direncanakan proyek gas JTB akan mulai beroperasi pada tahun ini.
Kunjungan kerja kali ini juga diikuti oleh tim dari Kantor Staf Presiden Kedeputian 1, dan tim dari Direktorat Jenderal Migas ESDM yang diterima langsung oleh Direktur Utama Pertamina EP Cepu yang didampingi oleh Pjs.
General Manager Gas Project JTB Ruby Mulyawan beserta jajarannya. Kunjungan kerja ini dalam rangka pemantauan produksi minyak dan gas bumi Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) yang ada di Blok Cepu yaitu Proyek Pengembangan Gas Jambaran Tiung Biru (JTB) serta Lapangan Migas Banyu Urip dan Kedung Keris.
(shf)