Penularan PMK Meluas, Sulsel Berhenti Pasok Hewan Ternak dari Daerah Lain
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Penyebaran kasus ternak tertular virus penyakit mulut dan kuku atau PMK di Sulawesi Selatan terus meluas, sehingga Provinsi Sulsel mengambil langkah antisipatif dengan menghentikan sementara pasokan hewan ternak dari luar daerah.
Berdasarkan data Dinas Peternakan Sulsel, Ternak positif PMK itu terdeteksi di Kabupaten Kabupaten Toraja sebanyak 28 ekor, Toraja Utara sebanyak 73 ekor, dan Makassar 1 ekor.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nurlina Saking mengatakan, pihaknya terus memperketat pengawasan di sejumlah kabupaten lain, seperti Bone, Bantaeng, Gowa, bahkan Makassar. Pasalnya, di kabupaten tersebut, juga ada beberapa hewan ternak yang statusnya suspek PMK .
"Meski suspek, tapi kami tetap berikan perlakuan seperti ternak yang terkonfirmasi. Itu sebagai antisipasi. Kalaupun pada akhirnya negatif, kan tidak jadi masalah," bebernya.
Nurlina mengatakan, awal mula kasus terdeteksi pada 5 Juli 2022. Saat itu juga pihaknya menerjunkan tim untuk melakukan penelusuran selama 3 hari yang kemudian dilanjutkan oleh dinas peternakan setempat.
Saat ini, pihak Pemprov mengambil langkah lockdown. Tak ada lagi pemasukan hewan ternak yang rentan PMK dari daerah lain ke Sulsel.
"Jadi kami hentikan sementara. Antar kabupaten juga ada pengetatan lalu lintas. Ada yang menutup, ada yang memperketat. Jadi Toraja Utara dan Tana Toraja itu ditutup, tidak boleh ada ternak yang masuk dan keluar dulu," tegasnya.
Selain itu, pihaknya juga berupaya meningkatkan biosecurity. Di antaranya dengan memasifkan disinfeksi di lokasi-lokasi yang ditemukan ternak sakit.
"Rencana juga akan segera dilaksanakan vaksinasi . Kami mendapatkan bantuan vaksin dari Kementerian Peternakan sebanyak 15 ribu dosis. Tahap pertama kami utamakan di Toraja Toraja Utara, Bone, dan Bantaeng," jelasnya.
Berdasarkan data Dinas Peternakan Sulsel, Ternak positif PMK itu terdeteksi di Kabupaten Kabupaten Toraja sebanyak 28 ekor, Toraja Utara sebanyak 73 ekor, dan Makassar 1 ekor.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nurlina Saking mengatakan, pihaknya terus memperketat pengawasan di sejumlah kabupaten lain, seperti Bone, Bantaeng, Gowa, bahkan Makassar. Pasalnya, di kabupaten tersebut, juga ada beberapa hewan ternak yang statusnya suspek PMK .
"Meski suspek, tapi kami tetap berikan perlakuan seperti ternak yang terkonfirmasi. Itu sebagai antisipasi. Kalaupun pada akhirnya negatif, kan tidak jadi masalah," bebernya.
Nurlina mengatakan, awal mula kasus terdeteksi pada 5 Juli 2022. Saat itu juga pihaknya menerjunkan tim untuk melakukan penelusuran selama 3 hari yang kemudian dilanjutkan oleh dinas peternakan setempat.
Saat ini, pihak Pemprov mengambil langkah lockdown. Tak ada lagi pemasukan hewan ternak yang rentan PMK dari daerah lain ke Sulsel.
"Jadi kami hentikan sementara. Antar kabupaten juga ada pengetatan lalu lintas. Ada yang menutup, ada yang memperketat. Jadi Toraja Utara dan Tana Toraja itu ditutup, tidak boleh ada ternak yang masuk dan keluar dulu," tegasnya.
Selain itu, pihaknya juga berupaya meningkatkan biosecurity. Di antaranya dengan memasifkan disinfeksi di lokasi-lokasi yang ditemukan ternak sakit.
"Rencana juga akan segera dilaksanakan vaksinasi . Kami mendapatkan bantuan vaksin dari Kementerian Peternakan sebanyak 15 ribu dosis. Tahap pertama kami utamakan di Toraja Toraja Utara, Bone, dan Bantaeng," jelasnya.