Berkat Manis Bisnis Gula, Pakubuwono X Kaya Raya Bisa Beli Mobil Benz

Selasa, 12 Juli 2022 - 05:04 WIB
loading...
Berkat Manis Bisnis Gula, Pakubuwono X Kaya Raya Bisa Beli Mobil Benz
Periode 1893-1939 Kasunanan Surakarta merupakan masa kejayaan. Pada era ini, yang memerintah Kasunanan Surakarta adalah Sri Susuhunan Pakubuwono X. Foto Wikipedia
A A A
JAKARTA - Periode 1893-1939 Kasunanan Surakarta merupakan masa kejayaan. Pada era ini, yang memerintah Kasunanan Surakarta adalah Sri Susuhunan Pakubuwono X.

Putra dari Pakubuwono IX dan Kanjeng Ratu Kustiyah yang lahir pada 29 November 1866 ini sukses menghadirkan kesejahteraan bagi rakyatnya.



Pakubuwono X memiliki nama kecil Raden Mas Sayiddin Malikul Kusno. Ia naik takhta pada 30 Maret 1893. Gelar, Sri Susuhunan Pakubuwono X disematkan padanya setelah dinobatkan menjadi raja.

Disebutkan bahwa pada masa sebelumnya, yaitu ketika diperintah oleh Pakubuwono IX, Kesunanan Surakarta selalu mengalami pergolakan politik hingga peperangan. Pada masa pemerintahan Pakubuwono X, perlahan situasi itu mulai terkendali.

Kehidupan masyarakat mulai tenang, damai dan sejahtera. Hal ini dimungkinkan karena Pakubuwojo X sudah mulai menjalankan program pro rakyat. Beberapa kebijakan mulai fokus pada upaya pemenuhan kesejahteraan rakyatnya.

Antara lain, Pakubuwono membangun fasilitas kesehatan seperti klinik Panti Rogo yang berkembang menjadi Rumah Sakit Kadipolo dan apotek Pantihusodo.

Di bidang pendidikan, dia membangun sekolah-sekolah seperti Sekolah Pamardi Putri, Kasatriyan, dan Rijksstudiefond.
Selain itu, Pakubuwono X juga membangun infrastruktur modern Kota Surakarta seperti Pasar Gedhe Harjonagoro, Stasiun Solo Jebres, Stasiun Solo Kota (Sangkrah), Stadion Sriwedari, Kebun Binatang Jurug, dan Taman Balekambang.

Tidak hanya itu, dia juga membangun rumah pemotongan hewan di Jagalan, rumah singgah bagi tunawisma, dan rumah pembakaran jenazah bagi warga Tionghoa. Bank untuk memberikan kredit rumah bagi rakyat juga didirikan.

Selama pemerintahannya yang berlangsung 46 tahun, Pakubuwono sering berkeliling untuk melihat secara langsung kehidupan warganya. Kesunanan Surakarta mengalami kesejahteraan luar biasa, terutama karena menjadi sentra bisnis gula.

Jawa, pada akhir abad ke-19, mengalami kejayaan industri gula. Menurut catatan Archief voor de Java Suikerindustrie in Ned-Indie (1929), pada 1897 produksi gula di Jawa mencapai 605.000 ton.

Gula yang melimpah dipasok dari 148 pabrik di seluruh Jawa. Industri gula tersebut umumnya dikelola raja-raja keturunan Mataram. Saat industri tersebut melejit pada era itu, keuntungan mengalir ke Keraton Kasunanan Surakarta yang kala itu diperintah Pakubuwono X.

Pakubuwono X adalah Raja Kasunanan Surakarta yang menikmati kejayaan industri gula, meski sudah dirintis oleh pendahulunya, sejak 1842. Menurut sumber dari Keraton Kasunanan Surakarta, dari seluruh raja yang pernah memerintah Keraton Kasunanan Surakarta, Pakubuwono X adalah raja terkaya.

Karena itu, tidak heran jika dia bisa membeli mobil kala itu. Pakubuwono X membeli Mobil bertipe Benz Victoria Phaeton, dari pabrik Benz Stuttgart Jerman. Tercatat, Pakubuwono X membelinya pada tahun kedelapan sesudah produksi pertama dikeluarkan. Artinya, lebih dulu memilikinya ketimbang petinggi kompeni Belanda yang baru bisa membelinya pada tahun 1896.

Mobil tersebut dibeli Pakubuwono X melalui Prottle & Co, toko yang menjual barang-barang impor yang berlokasi di pasar besa di Surabaya kala itu. Setelah tiba di Surakarta, kendaraan berkapasitas delapan penumpan itu kemudian didesain seperti kereta kuda. Mobil ini dijuluki Kyai Maruto. Julukan tersebut mengacu pada kecepatannya yang melampaui kecepatan kereta kuda.

Kala itu masyarakat juga menjuluki Kyai Maruto dengan sebutan kereta setan. Alasannya, karena kereta tersebut melaju dengan kencang seolah-olah ditarik oleh kuda gaib.

Mobil ini memiliki mesin 1 silinder, dengan kapasitas bahan bakar 2.0 liter, bertenaga 5 hp. Rodanya terbuat dari kayu alias ban mati (ban tanpa udara).

Memiliki mobil kala itu, terutama kaum raja, merupakan barang mewah dan langka. Sebab, mayoritas kendaraan para raja kala itu adalah kereta kuda.

Beberapa sumber bahkan menyebut mobil ini mungkin jadi yang pertama di AsiaTenggara karena Raja Thailand Chulalongkorn (Rama V) baru memiliki mobil sejenis pada 19 Desember 1904.

Sayangya, pada 1924 mobil seharga 1.000 Gulden itu diangkut kemabli ke Eropa. Mobil itu dikapalkan ke Belanda melalui Pelabuhan Semarang. Ceritanya di balik itu bahwa Kyai Maruto dipinjam oleh pemerintah Belanda untuk mengikuti pameran Auto RAI. Namun selepas pameran, mobil itu tidak pernah dikembalikan dan hingga sekarang sipajang di Museum Louwman, Belanda.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1226 seconds (0.1#10.140)