Banom PKB Sulsel Pulangkan Korban Perdagangan Manusia ke Sulbar
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Badan Otonom (Banom) PKB, Gerakan Aliansi Rakyat Daerah Buruh Migran Indonesia (Garda BMI) Sulsel berhasil memulangkan Wahyuni, pekerja migran Indonesia yang bekerja di Arab Saudi diduga korban human trafficking atau perdagangan manusia.
Ketua Garda BMI Sulsel, Andi Anwar Purnomo mengatakan, agen-agen perekrut buruh migran ini, tidak memiliki standar panduan kerja. Malahan jika ada tuntutan keluarga untuk memulangkan buruh migran dari Arab Saudi, agensi ini suka berkelit.
"Mereka selalu berargumentasi dan membela diri tanpa rasa kemanusiaan. Mereka mengaku telah memfasilitasi ratusan PMI (Pekerja Migran Indonesia) ke Arab Saudi, salah satunya Wahyuni ini," katanya.
Ketua DPW PKB Sulsel Azhar Arsyad mengapresiasi langkah anggotanya bisa memulangkan Wahyuni, PMI asal Sulbar. Meski Wahyuni bukan berasal dari Sulsel.
"Alhamdulilah, kali ini Garda BMI PKB Sulsel menorehkan prestasi atas upaya pemulangan Wahyuni. Dengan alasan kemanusiaan sahabat-sahabat Garda BMI tetap mengurus Wahyuni meski di luar wilayah kerjanya dengan bekerjasama dengan DPP Garda BMI dan Garda BMI Banten," ungkap Azhar.
Dia menuturkan, memang banyak perusahaan ilegal yang motifnya perdagangan manusia dengan agensi di seluruh dunia. Khususnya di Indonesia, salah satunya di Polman.
"Jadi domisili perusahaannya banyak di Dubai, Riyadh dan lainnya. Distribusi tenaga kerja wanita dari Dubai paling mayoritas. Distribusi ke berbagai negara-negara kawasan Arab secara ilegal atau visa ziarah (wisata)," terang anggota DPRD Sulsel ini.
Azhar pun mendorong pemerintah harus tegas menindak semua perusahaan dan agensi-agensi yang merekrut tenaga kerja ilegal. Pemerintah dan penegak hukum wajib menangkap dan mengadili para agensi yang terlibat perdagangan manusia.
"Jangan berikan tempat nyaman dan lindungi untuk mereka-mereka yang terlibat dalam perdagangan, perbudakan dan eksploitasi manusia. Karena perilaku seperti itu tidak memanusiakan manusia jadi harus dihentikan," tandas Ketua Fraksi PKB DPRD Sulsel.
Pengurus DPC PKB Polman, Wahidah mengapresiasi kinerja Garda BMI Sulsel yang telah mengurus dan memulangkan Wahyuni. Ia berjanji akan mengawal korban sampai kampung halaman hingga bertemu dengan keluarganya.
"Terkait human trafficking di Kabupaten Polman dan Sulawesi Barat pada umumnya akan kami kejar terus perusahaan dan sponsor-sponsor sampai ke akar-akarnya dengan kekuatan kader-kader. Badan Otonom di Polman bakal bekerjasama dengan pihak kepolisian," tambah Wahidah.
Ketua Garda BMI Sulsel, Andi Anwar Purnomo mengatakan, agen-agen perekrut buruh migran ini, tidak memiliki standar panduan kerja. Malahan jika ada tuntutan keluarga untuk memulangkan buruh migran dari Arab Saudi, agensi ini suka berkelit.
"Mereka selalu berargumentasi dan membela diri tanpa rasa kemanusiaan. Mereka mengaku telah memfasilitasi ratusan PMI (Pekerja Migran Indonesia) ke Arab Saudi, salah satunya Wahyuni ini," katanya.
Ketua DPW PKB Sulsel Azhar Arsyad mengapresiasi langkah anggotanya bisa memulangkan Wahyuni, PMI asal Sulbar. Meski Wahyuni bukan berasal dari Sulsel.
"Alhamdulilah, kali ini Garda BMI PKB Sulsel menorehkan prestasi atas upaya pemulangan Wahyuni. Dengan alasan kemanusiaan sahabat-sahabat Garda BMI tetap mengurus Wahyuni meski di luar wilayah kerjanya dengan bekerjasama dengan DPP Garda BMI dan Garda BMI Banten," ungkap Azhar.
Dia menuturkan, memang banyak perusahaan ilegal yang motifnya perdagangan manusia dengan agensi di seluruh dunia. Khususnya di Indonesia, salah satunya di Polman.
"Jadi domisili perusahaannya banyak di Dubai, Riyadh dan lainnya. Distribusi tenaga kerja wanita dari Dubai paling mayoritas. Distribusi ke berbagai negara-negara kawasan Arab secara ilegal atau visa ziarah (wisata)," terang anggota DPRD Sulsel ini.
Azhar pun mendorong pemerintah harus tegas menindak semua perusahaan dan agensi-agensi yang merekrut tenaga kerja ilegal. Pemerintah dan penegak hukum wajib menangkap dan mengadili para agensi yang terlibat perdagangan manusia.
"Jangan berikan tempat nyaman dan lindungi untuk mereka-mereka yang terlibat dalam perdagangan, perbudakan dan eksploitasi manusia. Karena perilaku seperti itu tidak memanusiakan manusia jadi harus dihentikan," tandas Ketua Fraksi PKB DPRD Sulsel.
Pengurus DPC PKB Polman, Wahidah mengapresiasi kinerja Garda BMI Sulsel yang telah mengurus dan memulangkan Wahyuni. Ia berjanji akan mengawal korban sampai kampung halaman hingga bertemu dengan keluarganya.
"Terkait human trafficking di Kabupaten Polman dan Sulawesi Barat pada umumnya akan kami kejar terus perusahaan dan sponsor-sponsor sampai ke akar-akarnya dengan kekuatan kader-kader. Badan Otonom di Polman bakal bekerjasama dengan pihak kepolisian," tambah Wahidah.
(agn)