25 Bangunan Rusak Akibat Abrasi Pantai Boulevard Amurang, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

Sabtu, 18 Juni 2022 - 14:18 WIB
loading...
25 Bangunan Rusak Akibat...
Abrasi di Pantai Boulevard Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, menurut peneliti BRIN dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Foto/Dok.MPI/Subhan Sabu
A A A
MINAHASA SELATAN - Abrasi Pantai Boulevard Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, mengagetkan warga yang tinggal di sekitarnya. Abrasi ini mengakibatkan 25 bangunan rusak berat, termasuk fasilitas umum dan rumah warga.



Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Widodo S. Pranowo menjelaskan, dugaan awal penyebab abrasi di Pantai Boulevard Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, karena sejumlah faktor.



Dalam keterangan tertulis, Widodo mengatakan, kondisi geografis Pantai Boulevard, Amurang, yang berbatasan langsung dengan Laut Sulawesi, membuat teluk sehingga bisa menyebabkan refraksi gelombang laut ketika memasuki teluk.



"Refraksi adalah bergeraknya gelombang menuju pantai yang kemudian mengalami proses perubahan garis puncak gelombang. Kemudian gelombang tersebut berusaha bergerak sejajar dengan kontur garis pantai," ujar dia.

Faktor lainnya diduga karena pembangkit hidrodinamika arus penggerus Pantai Boulevard. Widodo menjelaskan ada dua gaya pembangkit arus yang datangnya dari arah berlawanan di depan mulut Teluk Amurang, yang kemudian masuk ke Teluk Amurang.

Arus akibat gaya pasang surut bergerak menuju ke arah timur-laut, sedangkan arus akibat angin dan gelombang laut bergerak menuju ke barat. "Kedua arus tersebut kemudian bergerak masuk ke Teluk Amurang menciptakan energi yang dahsyat menggerus pantai di dalam Teluk Amurang," kata dia.



Kemudian jika ditinjau dari data pasang surut, pada 15 Juni 2022, antara pukul 13:00 hingga 17:00 waktu setempat, elevasi muka laut di Stasiun Labuhan Uki terlihat lebih tinggi dari pada di Stasiun Manado.

Secara teori, air mengalir dari elevasi yang lebih tinggi menuju elevasi yang lebih rendah. Artinya, kata dia, akan terjadi aliran massa air yang bergerak ke timur laut, yakni dari arah Stasiun Labuhan Uki menuju ke Stasiun Manado.

"Aliran massa air tersebut akan memiliki peluang yang sangat besar masuk ke Teluk Amurang, karena posisi Teluk Amurang berada di antara Labuhan Uki dan Manado," kata Widodo.



Apabila ditinjau dari data angin dan data gelombang, pada 15 Juni 2022 antara pukul 12.00-14.00 WITA. Angin di depan mulut Teluk Amurang bergerak menuju ke arah Barat, dengan kecepatan 9-13 knot, dan diperkirakan menghasilkan gelombang setinggi 0,6-0,8 meter.

Angin dan gelombang ini, menurutnya, membangkitkan arus yang bergerak masuk ke Teluk Amurang menambah kekuatan arus yang dibangkitkan oleh gaya pasang surut yang juga masuk ke Teluk Amurang.

"Berdasarkan data citra satelit Himawari, selain menampilkan arah pergerakan angin, terlihat juga adanya kumpulan awan yang sangat tebal di atas Teluk Amurang," pungkas Widodo.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1715 seconds (0.1#10.140)