Duta Petani Milenial Kembangkan Pemasaran Sayuran Online dan Berbasis Ekspor
loading...
A
A
A
TASIKMALAYA - Di tengah pandemi COVID-19, Duta Petani Milenial (DPM) asal Kabupaten Tasikmalaya, Iip Irpan (34) tidak pantang menyerah. Berkolaborasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya dan Serikat Ekonomi Pesantren Kabupaten Tasikmalaya, Iip menangani hasil panen petani dan mengemasnya menjadi sayuran modifikasi dan dijual ke masyarakat secara online dengan brand “Hoyong Deui” dan “Salawasna Shop”.
Iip Irpan adalah penggerak petani ngaji, agami, dan tani dengan paham torekat sayuriyah. Dengan ide kreatifnya, hasil panen sayuran para petani dikemasnya lalu disuplai ke 500 warung UKM, 9 mini market, dan 25 perumahan di wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Dirinya menargetkan ingin meluaskan jaringan kemitraan dan berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam pemasarannnya.
"Saya ingin ke depan merambah ke pasar ekspor. Satu petani satu produk, dengan sistem satu pintu pemasaran komoditas berbasis ekspor," kata Ketua P4S Tazmahal Farm Okiagaru yang merupakan binaan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Sabtu (25/4/2020). (Baca juga; Penyuluh-Petani Dukung Program Kostratani untuk Kekuatan Pangan Nasional )
Duta Petani Milenial asal Kabupaten Tasikmalaya, yang telah dikukuhkan oleh Menteri Pertanian beberapa waktu lalu bersama 66 petani dan penyuluh lainnya ini, mengawali usaha taninya sejak 2009. Saat itu dirinya membudidayakan padi organik sistem SRI. Di tahun 2011 merambah usaha tani ke hortikultura dengan komoditas, cabai, Buncis Kenya, jahe, mentimun, sayuran daun dan melon. Lalu di 2016 hingga kini mengembangkan pertanian terpadu yang memadukan sektor hortikultura, peternakan, dan perikanan.
“Manfaat pertanian terpadu adalah limbah dari hortikultura yang bisa dimanfaatkan untuk diberikan ke ternak dan ikan. Sementara limbah ternak dikembalikan ke ikan dan hortikultura," terang Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan ini. (Baca juga; Agar Usaha Mikro Tak Mati, Bansos Pemprov Jabar Diusulkan Total Tunai )
Atas prestasinya itu, pada tahun 2019 dia memperoleh penghargaan dari Bupati Tasikmalaya sebagai petani berprestasi dan memperoleh apresiasi masyarakat berprestasi dari Gubernur Jawa Barat. Bahkan di tahun yang sama, Iip menjadi nominasi petani berprestasi oleh Kementerian Pertanian RI.
Dia menjadi salah satu figur petani milenial yang sesuai dengan apa pernyataan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, bahwa anak muda terjun di bidang pertanian bisa punya peluang kehidupan dan ekonomi lebih baik. Terbukti omzet usaha tani yang dikelola Iip dan timnya mencapai hingga Rp50 juta per bulan.
Dia saat ini memiliki 63 mitra usaha yang juga petani milenial di Kabupaten Tasikmalaya dan berkolaborasi aktif dengan beberapa P4S. Seperti P4S Okiagaru Cianjur, P4S Agro Priangan Okiagaru, P4S Lembang Agri, P4S Bina Karya Tasikmalaya, dan Okiagaru Indonesia Agricorp. Iip kini telah mampu menjadi motor penggerak pembangunan pertanian.
Seperti yang dikatakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, DPM diharapkan mampu menarik generasi milenial untuk ikut berwirausaha pertanian. Sekaligus menjadi corong dalam mempercepat advokasi ke masyarakat tentang program Kementerian Pertanian. Sehingga program tersebut dapat dilaksanakan dengan cepat dan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Saya akan terus bertani dan mengembangkan berbagai usaha pertanian agar bermanfaat bagi diri saya, keluarga, dan umat. Sebab saya yakin dengan menanam, merawat, memanen, menjual, dan berbagi, menjadi lumbung pahala bagi saya dari Allah SWT," ucap Iip yang juga menjabat sebagai Tim Fasilitator Organik Jawa Barat.
Iip Irpan adalah penggerak petani ngaji, agami, dan tani dengan paham torekat sayuriyah. Dengan ide kreatifnya, hasil panen sayuran para petani dikemasnya lalu disuplai ke 500 warung UKM, 9 mini market, dan 25 perumahan di wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Dirinya menargetkan ingin meluaskan jaringan kemitraan dan berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam pemasarannnya.
"Saya ingin ke depan merambah ke pasar ekspor. Satu petani satu produk, dengan sistem satu pintu pemasaran komoditas berbasis ekspor," kata Ketua P4S Tazmahal Farm Okiagaru yang merupakan binaan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Sabtu (25/4/2020). (Baca juga; Penyuluh-Petani Dukung Program Kostratani untuk Kekuatan Pangan Nasional )
Duta Petani Milenial asal Kabupaten Tasikmalaya, yang telah dikukuhkan oleh Menteri Pertanian beberapa waktu lalu bersama 66 petani dan penyuluh lainnya ini, mengawali usaha taninya sejak 2009. Saat itu dirinya membudidayakan padi organik sistem SRI. Di tahun 2011 merambah usaha tani ke hortikultura dengan komoditas, cabai, Buncis Kenya, jahe, mentimun, sayuran daun dan melon. Lalu di 2016 hingga kini mengembangkan pertanian terpadu yang memadukan sektor hortikultura, peternakan, dan perikanan.
“Manfaat pertanian terpadu adalah limbah dari hortikultura yang bisa dimanfaatkan untuk diberikan ke ternak dan ikan. Sementara limbah ternak dikembalikan ke ikan dan hortikultura," terang Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan ini. (Baca juga; Agar Usaha Mikro Tak Mati, Bansos Pemprov Jabar Diusulkan Total Tunai )
Atas prestasinya itu, pada tahun 2019 dia memperoleh penghargaan dari Bupati Tasikmalaya sebagai petani berprestasi dan memperoleh apresiasi masyarakat berprestasi dari Gubernur Jawa Barat. Bahkan di tahun yang sama, Iip menjadi nominasi petani berprestasi oleh Kementerian Pertanian RI.
Dia menjadi salah satu figur petani milenial yang sesuai dengan apa pernyataan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, bahwa anak muda terjun di bidang pertanian bisa punya peluang kehidupan dan ekonomi lebih baik. Terbukti omzet usaha tani yang dikelola Iip dan timnya mencapai hingga Rp50 juta per bulan.
Dia saat ini memiliki 63 mitra usaha yang juga petani milenial di Kabupaten Tasikmalaya dan berkolaborasi aktif dengan beberapa P4S. Seperti P4S Okiagaru Cianjur, P4S Agro Priangan Okiagaru, P4S Lembang Agri, P4S Bina Karya Tasikmalaya, dan Okiagaru Indonesia Agricorp. Iip kini telah mampu menjadi motor penggerak pembangunan pertanian.
Seperti yang dikatakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, DPM diharapkan mampu menarik generasi milenial untuk ikut berwirausaha pertanian. Sekaligus menjadi corong dalam mempercepat advokasi ke masyarakat tentang program Kementerian Pertanian. Sehingga program tersebut dapat dilaksanakan dengan cepat dan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Saya akan terus bertani dan mengembangkan berbagai usaha pertanian agar bermanfaat bagi diri saya, keluarga, dan umat. Sebab saya yakin dengan menanam, merawat, memanen, menjual, dan berbagi, menjadi lumbung pahala bagi saya dari Allah SWT," ucap Iip yang juga menjabat sebagai Tim Fasilitator Organik Jawa Barat.
(wib)