Suka Cita Cucu Marhaen Terima Bantuan Bedah Rumah di Hari Lahir Pancasila
loading...
A
A
A
BANDUNG - Senyum bahagia terpancar dari wajah Mak Ayit, salah seorang cucu Marhaen, sosok petani yang menginspirasi lahirnya paham Marhaenisme yang dikembangkan dari pemikiran Presiden Soekarno .
Mak Ayit mengaku bahagia karena tepat di Hari Lahir Pancasila yang jatuh setiap tanggal 1 Juni, dia dan keluarganya bakal tinggal di rumah yang lebih layak huni setelah menerima bantuan bedah rumah dari para aktivis yang tergabung dalam Barikade 98.
Mak Ayit dan keluarganya selama ini tinggal di sebuah rumah tak jauh dari makam kakeknya yang terletak di Gang Marhaen, Jalan Batununggal, Mengger, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung. Bantuan bedah rumah sengaja diberikan karena rumah Mak Ayit dinilai sudah kurang layak huni.
Baca juga: Bumikan Pancasila, Pejabat dan Kapolres se-Jabar Pimpin Upacara di Sekolah
Tak lupa Mak Ayit yang selama ini telaten merawat makam kakeknya itu pun menyampaikan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan. Menurutnya, bantuan tersebut sangat berarti bagi dia dan keluarganya. "Hatur nuhun pisan kanggo perhatosanna (Terima kasih banyak untuk perhatiannya)," ungkap Mak Ayit.
Meski mengaku tak terlalu mengenal dekat sosok sang kakek karena sang kakek telah lama meninggal sebelum Mak Ayit tumbuh besar, namun dia mengaku mendapatkan banyak cerita tentang sang kakek dari keluarganya.
Satu-satunya kenangan yang ditinggalkan sang kakek, kata Mak Ayit, yakni adanya foto Presiden Soekarno di rumahnya. Menurutnya, foto yang diberikan langsung Presiden Soekarno tersebut menjadi sejarah yang takkan pernah dia lupakan.
"Hanya itu barang peninggalan yang ada dan itu asli (diberi) dari Pak Soekarno," ucap Mak Ayit.
Sementara itu, Ketua Barikade 98, Benny Rhamdani mengatakan bahwa bantuan tersebut sengaja diberikan kepada Mak Ayit sebagai wujud perhatian para penerus bangsa ini, agar jangan sampai melupakan sejarah.
Terlebih, kata Benny, Marhaen merupakan sosok yang menginsipirasi Presiden Soekarno dan sudah selayaknya diperhatikan perhatian pemerintah, termasuk anak cucunya.
"Kita ingat persis apa yang disampaikan Bung Karno, aga tidak melupakan sejarah. Banyak orang sudah melakukan upacara untuk memperingati Hari Lahir Pancasila ini, kita memilih untuk merenovasi rumah salah satu cucu Marhaen ini," ungkap Benny.
Menurut Benny, bantuan bedah rumah itu sendiri sebenarnya berasal dari Menteri BUMN, Erick Thohir melalui PT Pupuk Kujang dan disalurkan kepada Mak Ayit oleh Barikade 98. Adapun bantuan bedah rumah yang diberikan tersebut nilai totalnya sebesar Rp45 juta.
Benny yang juga menjabat Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) itu mengakui, nilai bantuan tersebut tak terbilang besar, namun bantuan tersebut menjadi wujud perhatian pihaknya, termasuk pemerintah.
Meski begitu, kata Benny, bantuan nantinya bisa saja bertambah bergantung pada hasil renovasi. Bahkan, tidak menutup kemungkinan rumah dua cucu Marhaen yang masih hidup pun bakal direnovasi juga.
"Uang yang kita berikan sekarang kecil dibandingkan jasa Marhaen yang mampu ikut serta menuntun bangsa Indonesia pada kemerdekaan. Ini jauh sangat kecil, tapi inilah yang bisa kita lakukan saat ini," ucapnya.
Di hari Lahir Pancasila ini, Benny pun mengajak masyarakat, khususnya generasi muda untuk tidak melupakan peran para pejuang kemerdekaan Indonesia. Sebab, berkat perjuangan mereka, bangsa Indonesia bisa menikmati segala hal tanpa ditindas negara lain.
"Kalau tanpa perjuangan para pejuang, mana mungkin kita bisa menikmati kemerdekaan seperti sekarang," kata dia.
Selain memberikan bantuan bedah rumah kepada Mak Ayit, rombongan Barikade 98 dan perwakilan PT Pupuk Kujang pun menyempatkan diri untuk berziarah di makam Marhaen.
Mak Ayit mengaku bahagia karena tepat di Hari Lahir Pancasila yang jatuh setiap tanggal 1 Juni, dia dan keluarganya bakal tinggal di rumah yang lebih layak huni setelah menerima bantuan bedah rumah dari para aktivis yang tergabung dalam Barikade 98.
Mak Ayit dan keluarganya selama ini tinggal di sebuah rumah tak jauh dari makam kakeknya yang terletak di Gang Marhaen, Jalan Batununggal, Mengger, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung. Bantuan bedah rumah sengaja diberikan karena rumah Mak Ayit dinilai sudah kurang layak huni.
Baca juga: Bumikan Pancasila, Pejabat dan Kapolres se-Jabar Pimpin Upacara di Sekolah
Tak lupa Mak Ayit yang selama ini telaten merawat makam kakeknya itu pun menyampaikan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan. Menurutnya, bantuan tersebut sangat berarti bagi dia dan keluarganya. "Hatur nuhun pisan kanggo perhatosanna (Terima kasih banyak untuk perhatiannya)," ungkap Mak Ayit.
Meski mengaku tak terlalu mengenal dekat sosok sang kakek karena sang kakek telah lama meninggal sebelum Mak Ayit tumbuh besar, namun dia mengaku mendapatkan banyak cerita tentang sang kakek dari keluarganya.
Satu-satunya kenangan yang ditinggalkan sang kakek, kata Mak Ayit, yakni adanya foto Presiden Soekarno di rumahnya. Menurutnya, foto yang diberikan langsung Presiden Soekarno tersebut menjadi sejarah yang takkan pernah dia lupakan.
"Hanya itu barang peninggalan yang ada dan itu asli (diberi) dari Pak Soekarno," ucap Mak Ayit.
Sementara itu, Ketua Barikade 98, Benny Rhamdani mengatakan bahwa bantuan tersebut sengaja diberikan kepada Mak Ayit sebagai wujud perhatian para penerus bangsa ini, agar jangan sampai melupakan sejarah.
Terlebih, kata Benny, Marhaen merupakan sosok yang menginsipirasi Presiden Soekarno dan sudah selayaknya diperhatikan perhatian pemerintah, termasuk anak cucunya.
"Kita ingat persis apa yang disampaikan Bung Karno, aga tidak melupakan sejarah. Banyak orang sudah melakukan upacara untuk memperingati Hari Lahir Pancasila ini, kita memilih untuk merenovasi rumah salah satu cucu Marhaen ini," ungkap Benny.
Menurut Benny, bantuan bedah rumah itu sendiri sebenarnya berasal dari Menteri BUMN, Erick Thohir melalui PT Pupuk Kujang dan disalurkan kepada Mak Ayit oleh Barikade 98. Adapun bantuan bedah rumah yang diberikan tersebut nilai totalnya sebesar Rp45 juta.
Benny yang juga menjabat Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) itu mengakui, nilai bantuan tersebut tak terbilang besar, namun bantuan tersebut menjadi wujud perhatian pihaknya, termasuk pemerintah.
Meski begitu, kata Benny, bantuan nantinya bisa saja bertambah bergantung pada hasil renovasi. Bahkan, tidak menutup kemungkinan rumah dua cucu Marhaen yang masih hidup pun bakal direnovasi juga.
"Uang yang kita berikan sekarang kecil dibandingkan jasa Marhaen yang mampu ikut serta menuntun bangsa Indonesia pada kemerdekaan. Ini jauh sangat kecil, tapi inilah yang bisa kita lakukan saat ini," ucapnya.
Di hari Lahir Pancasila ini, Benny pun mengajak masyarakat, khususnya generasi muda untuk tidak melupakan peran para pejuang kemerdekaan Indonesia. Sebab, berkat perjuangan mereka, bangsa Indonesia bisa menikmati segala hal tanpa ditindas negara lain.
"Kalau tanpa perjuangan para pejuang, mana mungkin kita bisa menikmati kemerdekaan seperti sekarang," kata dia.
Selain memberikan bantuan bedah rumah kepada Mak Ayit, rombongan Barikade 98 dan perwakilan PT Pupuk Kujang pun menyempatkan diri untuk berziarah di makam Marhaen.
(msd)