Anggota Keluarga Pasien di Kota Malang Rentan Tertular COVID-19
loading...
A
A
A
MALANG - Kasus penularan COVID-19 di Kota Malang, masih mengalami peningkatan. Salah satu titik rentan penularan ada di lingkungan keluarga pasien positif COVID-19.
(Baca juga: Tangis Haru Warga Papua Lepas Kepulangan Prajurit Kostrad )
Dalam sepekan terakhir, ditemukan banyak penularan COVID-19 yang terjadi pada anggota keluarga pasien positif COVID-19. Di antaranya terjadi di Kelurahan Mergosono, Kelurahan Kotalama, Kelurahan Balearjosari, Kelurahan Arjosari, Kelurahan Kiduldalem, dan Kelurahan Tunjungsekar.
Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 Kota Malang, hingga Senin (22/6/2020) jumlah positif COVID-19 di Kota Malang, mencapai sebanyak 148 orang. "Sebanyak 10 orang meninggal dunia, 47 orang berhasil sembuh, dan 91 orang masih dalam perawatan," ujar Kabag Humas Pemkot Malang, Nurwidianto.
(Baca juga: Waspada Kondisi Darurat, Penerbang Tempur Dilatih Gunakan Senpi )
Dia menyebutkan, dari hasil rapat koordinasi di Pemkot Malang, klaster keluarga menjadi perhatian serius. Bagi pasien positif COVID-19 yang kondisi rumahnya tidak memadai untuk isolasi mandiri, maka akan dipindahkan ke RSUD Kota Malang, sebagai rumah sakit karantina.
"Sementara untuk kontak erat dari pasien positif COVID-19 yang hasil penelusurannya berpotensi mengarah positif, akan disediakan ruang karantina di gedung Balai Diklat Provinsi Jatim di Jalan Kawi," ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, isolasi mandiri bagi pasien COVID-19 tetap menjadi prioritas, tujuannya membantu mempercepat penyembuhan secara psikologis. Tetapi dengan catatan, pasien positif COVID-19 yang isolasi mandiri di rumah tidak memiliki riwayat klinis yang menyertainya, dan kondisi rumahnya memang memadai untuk isolasi mandiri.
(Baca juga: Dipicu Cemburu, 2 Kelompok Pemuda di Wajo Tawuran Tengah Malam )
Faktor psikologis pasien, disebutnya menjadi salah satu faktor penting dalam penyembuhan pasien COVID-19, karena bisa membantu untuk menguatkan daya tahan tubuh pasien. "Pada kasus isolasi mandiri yang dilakukan tenaga kesehatan, semuanya berhasil sembuh. Isolasi mandiri juga bisa mereduksi tingkat singgungan pasien di rumah sakit," ungkapnya.
Selama pandemi COVID-19, faktor solidaritas warga juga menjadi modal kuat di Kota Malang, untuk menghadapi penyebaran penyakit akibat virus Corona yang hingga kini belum ada obatnya tersebut.
(Baca juga: Jumlah Polisi di Rembang yang Positif COVID-19 Bertambah )
Solidaritas itu ditunjukkan warga dengan penyediaan bahan makan bagi keluarga yang menjalani isolasi mandiri, dengan menerapkan protokol kesehatan, serta penyemprotan disinfektan yang dilakukan berbagai elemen masyarakat.
Kekuatan solidaritas di masyarakat ini, juga mendapatkan apresiasi dari Wali Kota Malang, Sutiaji. "Isolasi mandiri yang didukung solidaritas masyarakat, serta kesiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan yang terus dibangun, bakan bisa menekan penyebaran COVID-19," tegasnya.
(Baca juga: Tangis Haru Warga Papua Lepas Kepulangan Prajurit Kostrad )
Dalam sepekan terakhir, ditemukan banyak penularan COVID-19 yang terjadi pada anggota keluarga pasien positif COVID-19. Di antaranya terjadi di Kelurahan Mergosono, Kelurahan Kotalama, Kelurahan Balearjosari, Kelurahan Arjosari, Kelurahan Kiduldalem, dan Kelurahan Tunjungsekar.
Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 Kota Malang, hingga Senin (22/6/2020) jumlah positif COVID-19 di Kota Malang, mencapai sebanyak 148 orang. "Sebanyak 10 orang meninggal dunia, 47 orang berhasil sembuh, dan 91 orang masih dalam perawatan," ujar Kabag Humas Pemkot Malang, Nurwidianto.
(Baca juga: Waspada Kondisi Darurat, Penerbang Tempur Dilatih Gunakan Senpi )
Dia menyebutkan, dari hasil rapat koordinasi di Pemkot Malang, klaster keluarga menjadi perhatian serius. Bagi pasien positif COVID-19 yang kondisi rumahnya tidak memadai untuk isolasi mandiri, maka akan dipindahkan ke RSUD Kota Malang, sebagai rumah sakit karantina.
"Sementara untuk kontak erat dari pasien positif COVID-19 yang hasil penelusurannya berpotensi mengarah positif, akan disediakan ruang karantina di gedung Balai Diklat Provinsi Jatim di Jalan Kawi," ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, isolasi mandiri bagi pasien COVID-19 tetap menjadi prioritas, tujuannya membantu mempercepat penyembuhan secara psikologis. Tetapi dengan catatan, pasien positif COVID-19 yang isolasi mandiri di rumah tidak memiliki riwayat klinis yang menyertainya, dan kondisi rumahnya memang memadai untuk isolasi mandiri.
(Baca juga: Dipicu Cemburu, 2 Kelompok Pemuda di Wajo Tawuran Tengah Malam )
Faktor psikologis pasien, disebutnya menjadi salah satu faktor penting dalam penyembuhan pasien COVID-19, karena bisa membantu untuk menguatkan daya tahan tubuh pasien. "Pada kasus isolasi mandiri yang dilakukan tenaga kesehatan, semuanya berhasil sembuh. Isolasi mandiri juga bisa mereduksi tingkat singgungan pasien di rumah sakit," ungkapnya.
Selama pandemi COVID-19, faktor solidaritas warga juga menjadi modal kuat di Kota Malang, untuk menghadapi penyebaran penyakit akibat virus Corona yang hingga kini belum ada obatnya tersebut.
(Baca juga: Jumlah Polisi di Rembang yang Positif COVID-19 Bertambah )
Solidaritas itu ditunjukkan warga dengan penyediaan bahan makan bagi keluarga yang menjalani isolasi mandiri, dengan menerapkan protokol kesehatan, serta penyemprotan disinfektan yang dilakukan berbagai elemen masyarakat.
Kekuatan solidaritas di masyarakat ini, juga mendapatkan apresiasi dari Wali Kota Malang, Sutiaji. "Isolasi mandiri yang didukung solidaritas masyarakat, serta kesiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan yang terus dibangun, bakan bisa menekan penyebaran COVID-19," tegasnya.
(eyt)