Cerita Pangeran Diponegoro Menolak Bantuan Nyai Roro Kidul di Gua Langse

Minggu, 10 April 2022 - 05:35 WIB
loading...
Cerita Pangeran Diponegoro Menolak Bantuan Nyai Roro Kidul di Gua Langse
Diponegoro lahir di Yogyakarta pada tanggal 11 November 1785. (Ist)
A A A
Diponegoro lahir di Yogyakarta pada tanggal 11 November 1785 dari ibu yang merupakan seorang selir (garwa ampeyan), bernama R.A. Mangkarawati, dari Pacitan dan ayahnya bernama Gusti Raden Mas Suraja, yang di kemudian hari naik takhta bergelar Hamengkubuwana III.

Pangeran Diponegoro sewaktu dilahirkan bernama Bendara Raden Mas Mustahar, kemudian diubah menjadi Bendara Raden Mas Antawirya. Nama Islamnya adalah Abdul Hamid.

Pangeran Diponegoro konon pernah bertemu dengan Nyi Roro Kidul saat tengah bertapa di Gua Langse. Pertemuan dengan Ratu Pantai Selatan ini terjadi ketika Diponegoro masih berusia 20 tahun.

Dikisahkan pada buku Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro 1785-1855 tulisan Peter Carey, ketika itu Diponegoro sedang tenang bersemedi dan Ratu Kidul merasuki ritualnya.

Ratu Kidul yang hadir menampakkan diri di gua terlebih dahulu memancarkan aura sinar menandakan kedatangannya. Tetapi saat kedatangan Ratu Kidul, Diponegoro tengah bersemedi dengan khusu.

Pangeran Diponegoro menjadi tak dapat diganggu, hal ini membuat Ratu Kidul mundur sambil berjanji pada saat yang tepat nanti dia akan datang kembali.

Kemunculan Ratu Kidul di depan Diponegoro punya satu tujuan. Sebagai ratu dari dunia spiritual Jawa, dia menawarkan bantuan dengan syarat Pangeran Diponegoro memohon kepada Allah agar sang Ratu dapat kembali ke dunia sebagai manusia normal.

Itulah permintaan sang Ratu kepada semua Raja Jawa yang merupakan kekasihnya. Tetapi sebagaimana tulisan Diponegoro, tak seorang pun dapat mengubah nasib Ratu Kidul.

Sang Ratu tidak dapat keluar dari dunia kerajaan spiritual bahkan sampai pada hari kiamat, ketika semua lapisan kehidupan yang berbeda-beda akan dikumpulkan menjadi satu. Jadi ini semua sudah menjadi kehendak Tuhan dengan segala kecantikan dan kekuatan magisnya.

Ratu Pantai Selatan merupakan sosok yang tragis. Dia sangat membutuhkan bantuan doa, meski pada saat yang sama dia pun mampu membantu orang lain. Namun permintaan Ratu Kidul itu pun tegas ditolak Pangeran Diponegoro.

Tujuan Pangeran Diponegoro untuk bersemedi dan menemui Ratu Kidul sebenarnya ingin menyejajarkan dirinya dengan Senopati dan Sultan Agung, dua Raja yang punya hubungan istimewa dengan Ratu Kidul.

Pangeran Diponegoro merasa perlu untuk menarik garis paralel antara dirinya dan Sultan Agung dalam menggunakan kekuatan spiritual selama Perang Jawa.

Di sisi lain, Diponegoro mengisahkan perjumpaannya dengan Ratu Kidul itu untuk menggarisbawahi dia tidak memerlukan bantuan dari kekuatan magis spiritual dalam perjuangan melawan Belanda. Baca: Kisah Pangeran Diponegoro dan Karomah Para Kiai Kharismatik.

Sebagai seorang Muslim sejati, dia menempatkan pertama-tama iman kepada Allah Yang Mahakuasa saja. Apalagi tujuan utamanya dalam Perang Jawa yakni bagaimana memajukan agama Islam, lebih khusus lagi bagaimana mengangkat keluhuran agama Islam di seluruh Jawa.

Penolakan Diponegoro pada tawaran bantuan Ratu Kidul menggarisbawahi cita-cita ini dan untuk itu begitu banyak pengorbanan telah diberikannya.

Tetapi Pangeran Diponegoro secara pribadi merasa terpesona dengan kecantikan yang tak pernah pudar dari sang Ratu. Sebagai seorang Jawa tulen, Pangeran Diponegoro mendapat banyak inspirasi dari alam gaib roh-roh leluhur. Baca Juga: Kisah Perjumpaan Sunan Kalijaga dan Perampok Madura hingga Diminta Bertapa 44 Tahun.

Bersamaan dengan itu, dia mengambil inspirasi pula dari ketaatannya sebagai seorang Muslim kepada ajaran-ajaran esoterik Shattariyya. Hal ini mencerminkan sintesis mistik, yang digambarkan Ricklefs dengan demikian bagus dalam studinya tentang Jawa sebelum abad ke-19.
(nag)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3254 seconds (0.1#10.140)