Sejumlah Proyek Infrastruktur Strategis Jabar Mulai Digarap 2022, Cek Daftarnya

Minggu, 03 April 2022 - 14:10 WIB
loading...
Sejumlah Proyek Infrastruktur...
Pemprov Jabar mulai tancap gas menggarap proyek infrastruktur seiring membaiknya ekonomi dan pelonggaran pembatasan sosial. Foto/Ilustrasi/Dok
A A A
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat mulai tancap gas menggarap sejumlah proyek infrastruktur seiring kondisi ekonomi yang mulai membaik dan kebijakan pelonggaran pembatasan sosial.

Melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jasa Sarana, Pemprov Jabar melakukan percepatan penyusunan feasibility study (FS) dan detail engineering design (DED) sejumlah proyek infrastruktur.

Beberapa proyek infrastruktur strategis itu di antaranya proyek jalan tengah selatan (sisi barat), jalan khusus tambang, Rumah Sakit Karawang, smart parking Kota Sukabumi, dan BRT Bandung Raya.

Baca juga: Tarekat Syattariyah Belum Puasa, Hari Ini Menilik Bulan dengan Mata Telanjang

"Tahap FS dan DED ini selesai pada triwulan I," kata Direktur Utama BUMD Jasa Sarana, Hanif Mantiq, Jumat (1/4/2022) petang.

Tidak hanya itu, masih di triwulan I, pihaknya juga menetapkan kegiatan kontruksi untuk proyek incinerator 3 dan 4 untuk limbah B3 medis dan PLTM Kertamukti, Kabupaten Sukabumi serta smart parking Kota Sukabumi.

"Sementara proyek TPPAS Nambo Tahap 1, Tol Cisumdawu Seksi 1-3, dan SPPBE 50 ton di Cipatat, Kabupaten Bandung Barat direncanakan dapat segera beroperasi," katanya.

Menurutnya, langkah-langkah percepatan dalam sejumlah proyek infrastruktur di Jabar tersebut secara garis besar merupakan penugasan dari Gubernur Jabar, Ridwan Kamil.

"Berbagai kesiapan baik dari segi alternatif skema bisnis, pembiayaan, dan penentuan partner yang akan bekerja sama tentu saja terus dilakukan berdasarkan kaidah manajemen risiko dan good corporate governance," kata Hanif meyakinkan.

Terkait kesiapan infrastruktur kesehatan Jabar seiring penugasan Ridwan Kamil pada pertengahan 2020 lalu, lanjut Hanif, beberapa progress yang sudah dilakukan perseroan di tahun 2021, di antaranya pembentukan joint venture PT Sanusa Medika Hospital, penjajakan dan koordinasi dengan pemda dan BUMD, serta proses pemilihan lahan dan lokasi yang potensial.

Baca juga: Tabung Gas Meledak, Pasutri dan 2 Anak di Cimahi Alami Luka Bakar

"Proses percepatan yang akan terus didorong perseroan adalah kepastian skema Kerja sama lahan milik pemda (greenfield project), percepatan skema kerja sama dalam pengembangan rumah sakit milik pemda (brownfield project), perizinan, dan tentu saja percepatan dukungan lembaga pembiayaan," paparnya.

Lebih lanjut Hanif mengatakan, seiring langkah-langkah percepatan pembangunan proyek infrastruktur tersebut, pihaknya pun terus meningkatkan efektivitas program corporate social responsibility (CSR). Bahkan, Jasa Sarana berhasil meraih penghargaan TOP CSR Awards 2022.

Menurutnya, pemberian penghargaan bertema "Being a Responsible Company is the Key Strategy for Business Sustainable Growth" ini diselenggarakan untuk meningkatkan efektifitas program CSR perusahaan di seluruh Indonesia.

"BUMD Jasa Sarana dianugerahi penghargaan TOP CSR Awards 2022 di kategori #3 dan dinilai cukup berhasil dalam menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dan Community Development yang efektif dan berkualitas," katanya.

Hanif menambahkan, pelaksanaan program TJSL dilakukan sejalan dengan misi perseroan, yakni dapat memberikan multiplier effect, baik bagi masyarakat Jabar maupun membantu pertumbuhan ekonomi Jabar serta memaksimalkan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan.

Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil optimistis kondisi pandemi COVID-19 akan membaik di 2022 dan siap menggenjot pembangunan infrastruktur.

"Tahun 2022 ini, Insya Allah, kita bisa melewati pandemi ini," ujar Ridwan Kamil, Sabtu (5/3/2022) lalu.

Menurut Kang Emil, sapaan akrabnya, selama dua tahun terakhir, pembangunan infrastruktur di Jabar sempat terhenti menyusul refocusing anggaran yang terpaksa harus dilakukan untuk penanganan pandemi. Bahkan, Jabar sempat kehilangan pendapatan sekitar Rp5 triliun karena pembatasan aktivitas perekonomian.

"Kami hilang Rp5 triliun oleh COVID-19 yang seharusnya itu untuk membangun jalan dan infrastruktur lainnya karena anggarannya ditarik dulu untuk menyelamatkan nyawa dan bansos," katanya.
(msd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2061 seconds (0.1#10.140)