Pohon Beringin Keramat dan Sakral Tumbang di Tana Toraja, Evakuasi Tunggu Ritual Adat
loading...
Pohon beringin keramat dan sakral tumbang di Tana Toraja, evakuasi menunggu ritual adat.Foto/Jufri Tonapa
A
A
A
TANA TORAJA - Pohon beringin berukuran besar tumbang di Kelurahan Tarongko, Kecamatan Makale, Tana Toraja, Selasa (29/3/2022). Pohon tumbang itu melintang dan menghalangi jalan poros Tarongko. Sehingga kendaraan roda dua maupun empat tidak bisa melintas. Batang, dahan, dan ranting pohon tersebut belum dipotong dan dievakuasi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tana Toraja, Alfian Andi Lolo, mengatakan peronel dari BPBD Tana Toraja sudah datang ke lokasi untuk melakukan evakuasi. Namun proses evakuasi batal dilaksanakan atas permintaan masyarakat setempat.
Baca juga: Jadi DPO Korupsi, Ketua Kadin Kalbar Joni Isnaini Ditangkap Tim Cyber Crime Polda
“Waktu anggota saya sampai di sana, masyarakat larang, jangan dipotong atau dipindahkan dulu, karena katanya mau dilaksanakan dulu ritual adat sebelum pohon tersebut dievakuasi,” terang Alfian.
“Katanya masih ada orang yang biasa melakukan ritual kepercayaan animisme di pohon itu,” kata Alfian lebih lanjut.
Alfian menyebut, pihaknya memenuhi permintaan masyarakat agar pohon tersebut tidak dievakuasi dulu. “Masyarakat mau bicarakan dulu, kapan ritualnya dilaksanakan. Setelah ritual terlaksana, baru kita evakuasi,” kata Alfian.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tana Toraja, Alfian Andi Lolo, mengatakan peronel dari BPBD Tana Toraja sudah datang ke lokasi untuk melakukan evakuasi. Namun proses evakuasi batal dilaksanakan atas permintaan masyarakat setempat.
Baca juga: Jadi DPO Korupsi, Ketua Kadin Kalbar Joni Isnaini Ditangkap Tim Cyber Crime Polda
“Waktu anggota saya sampai di sana, masyarakat larang, jangan dipotong atau dipindahkan dulu, karena katanya mau dilaksanakan dulu ritual adat sebelum pohon tersebut dievakuasi,” terang Alfian.
“Katanya masih ada orang yang biasa melakukan ritual kepercayaan animisme di pohon itu,” kata Alfian lebih lanjut.
Alfian menyebut, pihaknya memenuhi permintaan masyarakat agar pohon tersebut tidak dievakuasi dulu. “Masyarakat mau bicarakan dulu, kapan ritualnya dilaksanakan. Setelah ritual terlaksana, baru kita evakuasi,” kata Alfian.
(msd)
Explore More