Gubernur Aceh Harapkan Muktamar IDI ke-31 Lahirkan Inovasi dalam Dunia Kesehatan

Kamis, 24 Maret 2022 - 22:00 WIB
loading...
Gubernur Aceh Harapkan Muktamar IDI ke-31 Lahirkan Inovasi dalam Dunia Kesehatan
Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengatakan peran Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sangat strategis dalam menentukan arah kebijakan dalam bidang kesehatan.
A A A
BANDA ACEH - Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengatakan peran Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sangat strategis dalam menentukan arah kebijakan dalam bidang kesehatan. Oleh sebab itu, ia berharap melalui Muktamar ke-31, IDI dapat melahirkan inovasi baru dalam dunia kesehatan Indonesia. Sehingga bisa sejajar dan berdaya saing dengan negara lainnya.

"Kalau muktamarnya di Aceh saya yakin produk muktmar ini akan jauh lebih berkualitas," katanya saat memberikan sambutan pada pembukaan Muktamar IDI ke-31 dan Muktamar Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) ke-21, di Gedung Banda Aceh Convention Hall, Rabu (23/3/2022).

Nova mengatakan, isu kesehatan masyarakat khususnya di Aceh menjadi sangat penting dan mendapatkan perhatian yang serius. Tanpa kesehatan, maka proses untuk menjalankan pembangunan akan sulit dilakukan.
"Kita punya pengalaman menghadapi pandemi Covid-19 yang menjadi bukti betapa pentingnya isu kesehatan sebagai basis pembangunan bangsa. Selama Covid-19 masih menjadi pandemi, maka sektor-sektor lain pasti akan ikut terganggu," ujarnya.

Menurut Nova, para dokter adalah putra putri terbaik bangsa. Aceh sendiri menjadi daerah yang sangat tertolong dengan hadirnya dokter. Mulai dari masa konflik, bencana tsunami, hingga pandemi Covid-19. "IDI sebagai wadah pengembangan profesionalisme para dokter di Indonesia tentu diharapkan dapat selalu menjawab setiap tantangan baru," ucapnya.

Dalam kesempatan itu Nova menyampaikan selamat dan menyambut baik kedatangan delegasi Muktamar IDI dari seluruh Indonesia. Ia berharap, selama delegasi berada di Banda Aceh dapat menikmati segala fasilitas dan sarana pendukung, destinasi wisata, cagar budaya, maupun kuliner-kuliner lezat khas seperti kopi Arabika Aceh.

"Tentunya ini menjadi kebanggaan dan kehormatan bagi kami, sekaligus torehan sejarah baru karena Banda Aceh untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah muktamar IDI, setelah 70 tahun perjalanan panjang organisasi profesi ini berdiri," tuturnya.

Ketua Umum Pengurus Besar IDI, dr. Daeng Muhammad Faqih, mengucapkan terimakasih dan mengapresiasi pemerintah dan jajaran beserta pengurus IDI wilayah Aceh yang telah menyambut seluruh delegasi dengan begitu baik. Berbagai kearifan lokal, seni, hingga kuliner mengiringi penyambutan delegasi muktamar. "Kami sangat bangga dengan kesungguhan kawan-kawan di Aceh, terutama komitmen, semangat dan pengorbanan," katanya.

Daeng mengatakan, Muktamar ke-31 IDI harus menjadi momentum bagi seluruh pengurus IDI untuk mewujudkan dan mengingatkan peran dan fungsi dokter. "Marilah kita berhimpun, tuangkan peran kita dengan memproduksi gagasan. Mari kita betul-betul membuat gerakan kontribusi, dengan mencurahkan ide dan gagasan," katanya.

Daeng menaknkan bahwa tidak sepantasnya seorang dokter melanggar kode etik. Apalagi mengisukan sesuatu yang tidak bermanfaat. "Setelah Muktamar ini proses meningkatkan peran dokter harus menjadi lebih baik. Banyak hal perlu kita hadapi, pandemi, perkembangan teknologi 4.0 dan teknologi pengobatan kita yang masih tertinggal dengan negara lain," ujarnya.

Menurut Daeng, masih adanya gap penguasaan teknologi kesehatan antara dokter Indonesia dan negara lain. Kesenjangan tersebut harus dikikis sehingga dokter di Indonesia memiliki kompetensi yang berdaya saing. "Kita harus bisa mengikis gap dengan dokter luar negeri, sehingga bisa memberikan pelayanan terbaik bagi rakyat," katanya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1260 seconds (0.1#10.140)