Ridwan Kamil Turun Tangan, TKI di Arab Saudi Asal Cianjur Akhirnya Bisa Pulang
loading...
A
A
A
CIANJUR - Setelah sempat kebingungan karena tak bisa pulang ke Tanah Air, Maisurah, Tenaga Kerja Indonesia ( TKI ) di Arab Saudi , akhirnya bisa pulang ke kampung halamannya di Cianjur , Jawa Barat.
Maisurah yang tinggal bersama kedua anaknya tertahan di Arab Saudi karena salah satu anaknya menderita penyakit tumor ganas. Selain itu, Maisurah dan kedua anaknya terkendala masalah administrasi kependudukan.
Mengetahui warganya kesulitan kembali ke Tanah Air, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil langsung memerintahkan organisasi kemanusiaan bentukannya, Jabar Quick Respons (JQR) untuk segera menyelesaikan persoalan tersebut.
"Pak Gubernur memiliki perhatian khusus terhadap nasib para PMI asal Jabar. Maka dari itu, kami diminta langsung oleh Beliau untuk mengawal proses pemulangan PMI asal Cianjur yang tengah bekerja di Riyadh Arab Saudi," ujar Ketua Umum JQR, Bambang Trengono di Bandung, Jumat (11/3/2022).
Bambang menuturkan, selain karena kondisi salah satu anaknya yang didiagnosa menderita tumor ganas dan masalah administrasi kependudukan, Maisurah dan kedua anaknya tak bisa pulang ke Tanah Air karena tak punya ongkos pulang.
Akhirnya, setelah melalui sejumlah proses, Maisurah dan kedua anaknya tiba di Tanah Air, Rabu (9/3/2022) lalu.Selain mengawal proses pemulangan Maisurah dan kedua anaknya, pihaknya juga memprioritaskan proses pemulihan dan pengobatan anaknya.
"Maka dari itu, kami segera respons dan berkonsolidasi dengan OPD terkait baik dari lingkup pemerintah provinsi maupun kabupaten," terangnya.
Bambang menyebutkan, dalam kasus tersebut, pihak Pemprov Jabar melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), Dinas Sosial (Dinsos), dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar berperan aktif dalam memberikan layanan perlindungan bagi PMI.
"Hal ini merupakan ciri bagaimana negara hadir dalam permasalahan warganya dimanapun dia berada," ujarnya.
Pihak JQR, Dinkes, dan Dinsos Jabar kemudian berkordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Cianjur untuk memfasilitasi pengobatan Anwar (10), putra Maisurah yang menderita tumor ganas. "JQR akan melakukan pendampingan di RSUD Sayang Kabupaten Cianjur sehingga pengobatannya terjamin," tandasnya.
Saat ditemui di kediaman kerabatnya di Cianjur, Maisurah menceritakan bagaimana dia dan kedua anaknya bisa kembali ke kampung halamannya di Kampung Sukamanah Kelurahan Cibinong Hilir, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur.
Maisurah mengaku, sejak 2006 silam, dia meninggalkan Cianjur dan bekerja di Arab Saudi. Sejak saat itu pula, dia tidak pernah sama sekali pulang. "Setelah suami wafat, pada Juli 2021 lalu, kami sudah ingin pulang ke Cianjur, namun terkendala biaya dan anak saya Anwar didiagnosa tumor ganas," ungkapnya.
Beruntung, biaya pengobatan Anwar dibantu oleh majikan Maisurah dan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Arab Saudi. Maisurah akhirnya meminta bantuan KBRI untuk kembali ke Tanah Air.
"Dari KBRI informasinya sampai ke Pak Gubernur Ridwan Kamil. Alhamdullilah takdirnya saya bisa pulang, saya ucapkan terima kasih banyak buat Pak Gubernur Ridwan Kamil," ucap Maisurah.
Setelah tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Maisurah dan kedua anaknya dijemput pihak Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) untuk diantar ke tempat karantina di Jakarta. Dari tempat karantina, mereka kembali dijemput oleh pihak Kementrian Sosial dari Balai Ciungwanara Kabupaten Bogor.
Plt Kordinator Rehabilitasi Sosial Balai Ciungwanara Kementerian Sosial (Kemensos), Santi Utami Dewi mengatakan, pihaknya memfasilitasi penanganan pertama pengobatan Anwar dan tempat karantina.
Dari pemeriksaan awal oleh dokter spesialis, kata dia, Anwar disarankan untuk melaksanakan pengobatan lanjutan. Pihaknya juga mengapresiasi upaya yang dilakukan Pemprov Jabar yang berkolaborasi dengan tingkat pusat dan daerah dalam kasus Maisurah.
"Kami mengucapkan terima kasih banyak untuk Pemprov Jabar melalui JQR, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan untuk memfasilitasi Ibu Maisurah," katanya.
Sementara itu, Kepala Disnakertrans Jabar, Rachmat Taufik Garsadi mengatakan, Provinsi Jabar penyumbang PMI terbanyak ke-3 di Indonesia. Kondisi tersebut, kata Taufik, juga bergaris lurus juga dengan jumlah pemasalahan PMI.
"Biasanya permasalahan timbul karena banyaknya PMI non-prosedural, masalahnya seperti deportasi, PMI ingin dipulangkan, gaji tidak dibayar dan lainnya," bebernya.
Maisurah yang tinggal bersama kedua anaknya tertahan di Arab Saudi karena salah satu anaknya menderita penyakit tumor ganas. Selain itu, Maisurah dan kedua anaknya terkendala masalah administrasi kependudukan.
Mengetahui warganya kesulitan kembali ke Tanah Air, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil langsung memerintahkan organisasi kemanusiaan bentukannya, Jabar Quick Respons (JQR) untuk segera menyelesaikan persoalan tersebut.
"Pak Gubernur memiliki perhatian khusus terhadap nasib para PMI asal Jabar. Maka dari itu, kami diminta langsung oleh Beliau untuk mengawal proses pemulangan PMI asal Cianjur yang tengah bekerja di Riyadh Arab Saudi," ujar Ketua Umum JQR, Bambang Trengono di Bandung, Jumat (11/3/2022).
Bambang menuturkan, selain karena kondisi salah satu anaknya yang didiagnosa menderita tumor ganas dan masalah administrasi kependudukan, Maisurah dan kedua anaknya tak bisa pulang ke Tanah Air karena tak punya ongkos pulang.
Akhirnya, setelah melalui sejumlah proses, Maisurah dan kedua anaknya tiba di Tanah Air, Rabu (9/3/2022) lalu.Selain mengawal proses pemulangan Maisurah dan kedua anaknya, pihaknya juga memprioritaskan proses pemulihan dan pengobatan anaknya.
"Maka dari itu, kami segera respons dan berkonsolidasi dengan OPD terkait baik dari lingkup pemerintah provinsi maupun kabupaten," terangnya.
Bambang menyebutkan, dalam kasus tersebut, pihak Pemprov Jabar melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), Dinas Sosial (Dinsos), dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar berperan aktif dalam memberikan layanan perlindungan bagi PMI.
"Hal ini merupakan ciri bagaimana negara hadir dalam permasalahan warganya dimanapun dia berada," ujarnya.
Pihak JQR, Dinkes, dan Dinsos Jabar kemudian berkordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Cianjur untuk memfasilitasi pengobatan Anwar (10), putra Maisurah yang menderita tumor ganas. "JQR akan melakukan pendampingan di RSUD Sayang Kabupaten Cianjur sehingga pengobatannya terjamin," tandasnya.
Saat ditemui di kediaman kerabatnya di Cianjur, Maisurah menceritakan bagaimana dia dan kedua anaknya bisa kembali ke kampung halamannya di Kampung Sukamanah Kelurahan Cibinong Hilir, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur.
Maisurah mengaku, sejak 2006 silam, dia meninggalkan Cianjur dan bekerja di Arab Saudi. Sejak saat itu pula, dia tidak pernah sama sekali pulang. "Setelah suami wafat, pada Juli 2021 lalu, kami sudah ingin pulang ke Cianjur, namun terkendala biaya dan anak saya Anwar didiagnosa tumor ganas," ungkapnya.
Beruntung, biaya pengobatan Anwar dibantu oleh majikan Maisurah dan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Arab Saudi. Maisurah akhirnya meminta bantuan KBRI untuk kembali ke Tanah Air.
"Dari KBRI informasinya sampai ke Pak Gubernur Ridwan Kamil. Alhamdullilah takdirnya saya bisa pulang, saya ucapkan terima kasih banyak buat Pak Gubernur Ridwan Kamil," ucap Maisurah.
Setelah tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Maisurah dan kedua anaknya dijemput pihak Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) untuk diantar ke tempat karantina di Jakarta. Dari tempat karantina, mereka kembali dijemput oleh pihak Kementrian Sosial dari Balai Ciungwanara Kabupaten Bogor.
Plt Kordinator Rehabilitasi Sosial Balai Ciungwanara Kementerian Sosial (Kemensos), Santi Utami Dewi mengatakan, pihaknya memfasilitasi penanganan pertama pengobatan Anwar dan tempat karantina.
Dari pemeriksaan awal oleh dokter spesialis, kata dia, Anwar disarankan untuk melaksanakan pengobatan lanjutan. Pihaknya juga mengapresiasi upaya yang dilakukan Pemprov Jabar yang berkolaborasi dengan tingkat pusat dan daerah dalam kasus Maisurah.
"Kami mengucapkan terima kasih banyak untuk Pemprov Jabar melalui JQR, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan untuk memfasilitasi Ibu Maisurah," katanya.
Sementara itu, Kepala Disnakertrans Jabar, Rachmat Taufik Garsadi mengatakan, Provinsi Jabar penyumbang PMI terbanyak ke-3 di Indonesia. Kondisi tersebut, kata Taufik, juga bergaris lurus juga dengan jumlah pemasalahan PMI.
"Biasanya permasalahan timbul karena banyaknya PMI non-prosedural, masalahnya seperti deportasi, PMI ingin dipulangkan, gaji tidak dibayar dan lainnya," bebernya.
(nic)