Jokowi Sukses Realisasikan Nilai Pancasila Demi Jaga Stabilits Politik
loading...
A
A
A
BANDUNG - Aktivis pemuda nasional Sahat Martin Philip Sinurat menyoroti kesuksesan Indonesia menjaga stabilitas politiknya. Menurutnya, peran Jokowi yang telah berhasil merealisasikan nilai-nilai pancasila menjadi faktor utama terciptanya kondusifitas di negeri ini.
Sahat melihat Jokowi memiliki kemampuan pendekatan secara pancasialis. Presiden RI ke-7 itu menjadi pemimpin untuk semua golongan.
Sahat mengatakan Jokowi tidak pernah membeda-bedakan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Semua golongan baik itu agama, suku, etnis, semuanya diberikan porsi yang seimbang.
“Salah satu yang saya lihat adalah Pak Jokowi memakai pendekatan nilai-nilai ideologi kita yaitu Pancasila tadi. Untuk bisa kita membangun komunikasi yang tanpa batas tanpa sekat, misalnya sekat-sekat suku, etnis atau golongan,” ujar Sahat.
Kondusifitas politik yang terjadi sekarang ini juga disebabkan oleh lihainya gaya komunikasi yang ditampilkan oleh Jokowi. Sahat mengatakan, mantan Gubernur DKI itu bisa membangun komunikasi apik baik untuk kalangan elite maupun masyarakat kecil.
“Yang pertama kita harus melihat bahwa kepemimpinan Pak Jokowi adalah kepemimpinan sipil. Artinya ada komunikasi yang baik yang beliau lakukan dengan lintas partai, dengan lintas elemen, baik elemen di dalam pemerintah maupun masyarakat sipil,” kata Sahat. Baca: Angin Puting Beliung Terjang 10 Kecamatan di Karawang.
Sahat memberikan contoh bagaimana Jokowi dalam mengambil langkah untuk menjaga stabilitas politik di Indonesia. Salah satunya dengan menggaet lawan politiknya yang memiliki kemampuan untuk membantunya di kabinet demi bangsa dan negara.
“Di 2019 ketika selesai pemilu, beliau (Jokowi) dan Pak Prabowo yang tadinya berseteru bisa bersatu, ini kedunaya mempunyai nilai-nilai kenegarawanan, artinya boleh kita berbeda ketika berkompetisi, tapi ketika sudah selesai ya akur lagi,” pungkas Sahat.
Sahat melihat Jokowi memiliki kemampuan pendekatan secara pancasialis. Presiden RI ke-7 itu menjadi pemimpin untuk semua golongan.
Sahat mengatakan Jokowi tidak pernah membeda-bedakan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Semua golongan baik itu agama, suku, etnis, semuanya diberikan porsi yang seimbang.
“Salah satu yang saya lihat adalah Pak Jokowi memakai pendekatan nilai-nilai ideologi kita yaitu Pancasila tadi. Untuk bisa kita membangun komunikasi yang tanpa batas tanpa sekat, misalnya sekat-sekat suku, etnis atau golongan,” ujar Sahat.
Kondusifitas politik yang terjadi sekarang ini juga disebabkan oleh lihainya gaya komunikasi yang ditampilkan oleh Jokowi. Sahat mengatakan, mantan Gubernur DKI itu bisa membangun komunikasi apik baik untuk kalangan elite maupun masyarakat kecil.
“Yang pertama kita harus melihat bahwa kepemimpinan Pak Jokowi adalah kepemimpinan sipil. Artinya ada komunikasi yang baik yang beliau lakukan dengan lintas partai, dengan lintas elemen, baik elemen di dalam pemerintah maupun masyarakat sipil,” kata Sahat. Baca: Angin Puting Beliung Terjang 10 Kecamatan di Karawang.
Sahat memberikan contoh bagaimana Jokowi dalam mengambil langkah untuk menjaga stabilitas politik di Indonesia. Salah satunya dengan menggaet lawan politiknya yang memiliki kemampuan untuk membantunya di kabinet demi bangsa dan negara.
“Di 2019 ketika selesai pemilu, beliau (Jokowi) dan Pak Prabowo yang tadinya berseteru bisa bersatu, ini kedunaya mempunyai nilai-nilai kenegarawanan, artinya boleh kita berbeda ketika berkompetisi, tapi ketika sudah selesai ya akur lagi,” pungkas Sahat.
(nag)