Melihat Lebih Dekat PKBM Mencerdaskan Masyarakat di Wilayah 3T
loading...
A
A
A
PONTIANAK - Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) menjadi salah satu solusi masyarakat di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T), terutama perbatasan negara, untuk mengejar ketertinggalan pendidikan dan mendapatkan ijazah. Salah satunya PKBM Mutiara Hati, Melawi, Kalimantan Barat yang didirikan sejak 2009.
Vivin Darsanti, pengelola PKBM Mutiara Hati mengatakan, masyarakat Melawi masih banyak yang buta aksara, tamatan SD, dan lulusan SMP/sederajat. Peserta didik yang mengikuti program belajar di PKBM-nya rata-rata remaja dan dewasa.
Sebagian besar merupakan pekerja kebun sawit. Pendidikan kesetaraan ini banyak diminati guna mendapatkan pekerjaan yang lebih layak demi kesejahteraan kehidupannya.
Selama beroperasi 13 tahun, PKBM Mutiara Hati telah meluluskan 980 siswa berbagai jenjang kesetaraan, seperti Kejar Paket A (setara SD), Kejar Paket B (setara SMP), dan Kejar Paket C (setara SMA), Keaksaraan Dasar, Keaksaraan Usaha Mandiri, Keterampilan Komputer, Keterampilan Hidup Pemberdayaan (PKHP).
"Pada 2021, PKBM Mutiara Hati telah meluluskan 110 siswa," kata Vivin, Sabtu (26/2/2022).
Menggelar program belajar mengajar di wilayah perbatasan tidak semudah di kota besar, di mana akses pendidikan dan fasilitas dapat dengan mudah didapatkan. PKBM Mutiara Hati pun menemui banyak kendala, terutama saat kebijakan standarisasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) karena tidak memiliki fasilitas komputer layaknya sekolah negeri.
Vivin harus menyewa beberapa komputer di sekolah terdekat setiap bulan untuk murid-muridnya mendapatkan kelas tambahan atau kursus dan juga Ujian Nasional.
"Cukup besar biaya yang kami keluarkan untuk hanya menyewa komputer dan tenaga pendidik kursus komputer, apalagi jumlah murid yang terus bertambah setiap tahunnya. Biasanya kami datang ke sekolah negeri untuk menyewa ruang komputer," kata Vivin.
Hal yang sama dialami Hayati, Pengelola PKBM Teluk Batu, Landak, Kalimantan Barat. Ia memiliki peserta didik dengan tingkatan pendidikan paling banyak tamatan SD. Rata-rata peserta didik PKBM Teluk Batu merupakan petani dan buruh usia dewasa yang kesulitan menjual hasil pertanian, sehingga berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Masyarakat Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak ini, menurut Hayati, sangat ingin meningkatkan taraf hidupnya dengan memiliki keterampilan. Karena itu banyak masyarakat yang masuk melalui pendidikan kesetaraan.
Vivin Darsanti, pengelola PKBM Mutiara Hati mengatakan, masyarakat Melawi masih banyak yang buta aksara, tamatan SD, dan lulusan SMP/sederajat. Peserta didik yang mengikuti program belajar di PKBM-nya rata-rata remaja dan dewasa.
Sebagian besar merupakan pekerja kebun sawit. Pendidikan kesetaraan ini banyak diminati guna mendapatkan pekerjaan yang lebih layak demi kesejahteraan kehidupannya.
Selama beroperasi 13 tahun, PKBM Mutiara Hati telah meluluskan 980 siswa berbagai jenjang kesetaraan, seperti Kejar Paket A (setara SD), Kejar Paket B (setara SMP), dan Kejar Paket C (setara SMA), Keaksaraan Dasar, Keaksaraan Usaha Mandiri, Keterampilan Komputer, Keterampilan Hidup Pemberdayaan (PKHP).
"Pada 2021, PKBM Mutiara Hati telah meluluskan 110 siswa," kata Vivin, Sabtu (26/2/2022).
Menggelar program belajar mengajar di wilayah perbatasan tidak semudah di kota besar, di mana akses pendidikan dan fasilitas dapat dengan mudah didapatkan. PKBM Mutiara Hati pun menemui banyak kendala, terutama saat kebijakan standarisasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) karena tidak memiliki fasilitas komputer layaknya sekolah negeri.
Vivin harus menyewa beberapa komputer di sekolah terdekat setiap bulan untuk murid-muridnya mendapatkan kelas tambahan atau kursus dan juga Ujian Nasional.
"Cukup besar biaya yang kami keluarkan untuk hanya menyewa komputer dan tenaga pendidik kursus komputer, apalagi jumlah murid yang terus bertambah setiap tahunnya. Biasanya kami datang ke sekolah negeri untuk menyewa ruang komputer," kata Vivin.
Hal yang sama dialami Hayati, Pengelola PKBM Teluk Batu, Landak, Kalimantan Barat. Ia memiliki peserta didik dengan tingkatan pendidikan paling banyak tamatan SD. Rata-rata peserta didik PKBM Teluk Batu merupakan petani dan buruh usia dewasa yang kesulitan menjual hasil pertanian, sehingga berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Masyarakat Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak ini, menurut Hayati, sangat ingin meningkatkan taraf hidupnya dengan memiliki keterampilan. Karena itu banyak masyarakat yang masuk melalui pendidikan kesetaraan.