Cegah Resiko Kematian, Deteksi Dini Leukimia Penting Dilakukan

Rabu, 23 Februari 2022 - 23:31 WIB
loading...
Cegah Resiko Kematian,...
Leukemia atau dikenal dengan kanker darah dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak. Foto ilustrasi SINDOnews
A A A
SURABAYA - Salah satu penyakit yang tergolong beresiko kematian tinggi adalah leukimia . Deteksi dini leukemia bisa dilakukan pada fasilitas kesehatan primer seperti Puskesmas yang memiliki laboratorium standar dan bisa memeriksa darah rutin serta dilengkapi tenaga analis.

Demikian disampaikan dr Een Hendarsih, SpPD-KHOM dalam program edukasi bincang sehat yang digelar oleh Siloam Hospitals Surabaya, melalui aplikasi Zoom, Selasa (22/2/2022).



Menurut dr Een, gejala leukemia sering kali menyerupai gejala penyakit infeksi lain, misalnya flu. Selain itu, jika muncul gejala demam berulang dan berkepanjangan atau mimisan, segera periksa ke dokter. Pemeriksaan perlu dilakukan untuk mendeteksi dini kemungkinan kanker dan mencegah perkembangan penyakit.

"Kanker dapat disembuhkan atau mengurangi resiko kematiannya. Hal tersebut dapat terjadi dengan deteksi dini. Dengan deteksi dini, jika seseorang terdiagnosa kanker dan memerlukan pengobatan agresif seperti kemoterapi, maka hal tersebut bisa diberikan dan kesempatan sembuh lebih tinggi" ungkap dr Een Hendarsih, SpPD-KHOM.

Lebih lanjut dia menjelaskan, leukemia atau dikenal dengan kanker darah dipicu oleh tubuh yang terlalu banyak memproduksi sel darah putih abnormal. Leukemia dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak. "Jadi mungkin masyarakat awam biasa mengartikan atau mengenal bahwa leukemia itu adalah sel darah putih yang memakan sel darah merah dan trombosit," tuturnya.

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi onkologi medik ini menjelaskan bahwa secara klinis leukemia terbagi menjadi dua, yaitu leukemia akut dan leukemia kronik. Leukemia akut adalah jenis penyakit yang perjalanannya tergolong cepat, mematikan, dan memburuk.

"Gejala yang dialami dapat memicu anemia, mudah merasa lelah, berat badan menurun drastis, mudah mengalami pendarahan, sering mengalami infeksi, kehilangan selera makan, nyeri tulang dan sendi, pembengkakan kelenjar getah bening, dan berkeringat pada malam hari. Hal ini terjadi karena pembakaran dalam tubuh yang tinggi," bebernya.

Sementara leukemia lronik, lanjut dr Een, adalah jenis penyakit yang perjalanannya tidak cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama. Gejala yang biasa dialami pada umumnya 25 persen tidak bergejala, dan baru diketahui setelah pasien melakukan MCU.

Gejala leukimia jenis ini adalah berat badan menurun dan terjadi pembesaran limpa. "Sering ditemui saat pasien datang dengan keluhan merasakan sakit pada bagian perut dan terasa ada yang mengganjal," tutur dr Een.

Penyebab dan faktor lain dari leukemia yaitu adanya radiasi. Sementara itu, beberapa penelitian menemukan bahwa para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia, dan penderita dengan radioterapi juga lebih sering menderita leukemia.

Juga ditemukan beberapa penderita leukemia pada korban hidup kejadian bom atom di Hiroshima. "Hal lain yang bisa menjadi penyebab leukemia yaitu penderita down syndrome yang memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal," ucap dokter lulusan UGM.

Pemeriksaan yang dilakukan, lanjutnya, adalah dengan metode hematologi lengkap, yaitu pemeriksaan darah yang diambil dari pembuluh darah, tepi yang terdapat pada bagian lipatan lengan. Dan pemeriksaan sumsum tulang, yaitu tulang dada, atau ujung tulang betis, dan tulang duduk.

Pengobatan leukemia, tambahnya, membutuhkan waktu yang cukup panjang. Rutin berkonsultasi dengan dokter selama pengobatan, bahkan hingga selesai pengobatan. "Hal ini dilakukan agar perkembangan penyakit selalu terpantau oleh dokter," tutupnya.
(don)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1824 seconds (0.1#10.140)