Pneumonia Lebih Rentan Terkena pada Anak, Ini Penjelasan Dokter Spesialis

Sabtu, 19 Februari 2022 - 23:26 WIB
loading...
Pneumonia Lebih Rentan Terkena pada Anak, Ini Penjelasan Dokter Spesialis
Pneumonia pada anak merupakan kondisi yang perlu diwaspadai dengan mengetahui penyebab, gejala, faktor resiko dan cara penanggulangannya. Foto ilustrasi SINDOnews
A A A
MEDAN - Pneumonia pada anak merupakan kondisi yang perlu diwaspadai dengan mengetahui penyebab, gejala, faktor resiko dan cara penanggulangannya. Dokter Olga Rasiyanti, M. Ked (Ped), Sp. A (K), dokter spesialis anak mengatakan bahwa anak-anak umumnya lebih rentan terkena pneumonia.

"Penyebab pneumonia cukup beragam, mulai dari infeksi bakteri, virus, hingga jamur. Beberapa jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan pneumonia pada anak adalah virus influenza, virus Corona, serta beberapa jenis bakteri," tutur dr Olga Rasiyanti, melalui edukasi bincang sehat pada platform Zoom yang diselenggarakan Manajemen RS Siloam Dhirga Surya Medan, Sumatera Uara, Jumat (18/2/2022).

Dokter Olga menjelaskan, anak umumnya lebih berisiko terkena pneumonia disebabkan sejumlah faktor, yaitu tidak mendapatkan air susu ibu (ASI), malnutrisi atau kurang gizi, infeksi tertentu, seperti HIV dan campak, imunisasi kurang lengkap atau tidak memperoleh vaksin pneumonia dan termasuk faktor terlahir prematur.



"Intens terpapar debu atau asap rokok termasuk faktor resiko yang patut diwaspadai orang tua. Hal ini disebabkan pemukiman yang padat dan rentan polusi udara," pungkasnya.

Penyakit pneumonia atau infeksi paru yang menimbulkan peradangan pada kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru, lanjutnya, dapat mengancam nyawa siapa pun, terutama pada bayi, anak-anak, dan lansia di atas 65 tahun.

Dalam bincang sehat ini, dr Ryki M Sihombing, Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam di RS Siloam Dhirga Surya Medan juga turut mengingatkan pentingnya pencegahan infeksi paru atau pneumonia pada usia tua/lansia melalui pemberian vaksin.

Menurut dr Ryki, faktor individu, lingkungan serta gaya hidup membuat seseorang terkena penyakit pneumokokus yang disebabkan oleh bakteri 'Streptococcus pneumoniae'. Penyakit ini dibagi dua jenis yaitu non-invasif (otitis media, sinusitis, pneumonia) dan invasif. Perlu diingat kondisi non invasif dapat berubah menjadi invasif (bakteremia/sepsis, meningitis).

Penyakit pneumokokus ini, lanjutnya, dapat berakibat seperti gagal napas, sepsis, abses paru-paru dan bahkan mengakibatkan perburukan kondisi medis pada penderita penyakit bawaan (asma, PPOK, Hipertensi, penyakit Jantung dan Diabetes).

Penurunan sistem imun pada usia tua/lansia dan adanya penyakit penyerta menyebabkan orang lanjut usia lebih beresiko menderita penyakit pneumokokus seperti pneumonia. "Berdasarkan rekomendasi Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), vaksinasi pneumokokus PCV dapat diberikan untuk melindungi orang dewasa di atas 50 tahun," tutur dr Ryki.

Penyakit pneumokokus merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin dan vaksin dapat diberikan bersamaan dengan vaksin influenza yang akan menstimulasi sistem imun dan akan menghasilkan antibodi. Adapun kuman pneumokokus dapat menyebabkan penyakit seperti pneumonia.

"Sehingga perlu dikenali faktor-faktor resiko apa saja bisa terkena penyakit ini, dan untuk mencegah penyakit pneumokokus ini maka imunisasi pneumokokus sangat direkomendasikan untuk diberikan pada individu dewasa diatas 50 tahun," pungkas dr Ryki.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 3.1032 seconds (0.1#10.140)