Peringati HPI Ke-167, Ini Pesan Menag untuk Umat Kristen Papua

Minggu, 06 Februari 2022 - 06:13 WIB
loading...
Peringati HPI Ke-167,...
Peringatan Hari Pekabaran Injil (HPI) Ke-167 Tahun digelar di Plataran Kantor DPR Papua, Jayapura. Foto/iNews TV/Edy Siswanto
A A A
JAYAPURA - Umat Nasrani di Papua memperingati Hari Pekabaran Injil (HPI) yang ke-167 Tahun. Peringatan momen bersejarah yang diperingati setiap tahun ini digelar di Plataran Kantor DPR Papua, Jayapura, Sabtu (5/2/2022) malam.

Peringatan HPI ini dihadiri Plt Dirjen Binmas Agama Kristen Kementerian Agama, Pontus Sitorus; Gubernur Papua, Lukas Enembe; Ketua DPR Papua sekaligus Panitia HPI ke-167 Jhonny Banua Rouw, serta ratusan umat Nasrani dari beberapa dedominasi gereja di Papua.


Perayaan yang dimulai dengan ibadah dengan lima bahasa dari perwakilan lima wilayah adat ini berlangsung khidmat. Yakni, doa bahasa Tobati, perwakilan wilayah Adat Mamta; doa bahasa Waropen mewakili wilayah adat Seireri; doa dalam bahasa Mee, mewakili wilayah adat Mee Pago; doa bahasa Asmat, mewakili Anim Ha; dan doa dalam bahasa Lanny, mewakili wilayah adat Mee Pago.

Acara yang dihadiri juga ratusan jemaat ini juga dilakukan peluncuran Papua Kristian Center yang dilakukan oleh Gubernur Papua Lukas Enembe dan seluruh Forkompimda serta pemimpin Dominasi Gereja di Papua.

Dalam acara tersebut juga diputarkan sambutan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas.

Menag dalam sambutannya mengapreasi pelaksanaan HPI ke-167 dan berpesan pentingnya agama dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

"Papua sejatinya adalah tanah yang damai, meski mayoritas warganya memeluk agama Kristiani, namun sikap saling hormat menghormati dan toleransi antar umat beragamanya sangat tinggi," katanya.



Menag juga berpesan untuk umat Kristiani senantiasa memegang teguh ajaran Tuhan sebagai pembawa juru selamat.

Selain itu, dia berharap agar umat Kristen di tanah Papua tetap dan terus menjadi teladan dalam sikap toleran dan kemanusiaan, serta tidak terjebak dalam fanatisme yang berlebihan.

Sehingga apa yang menjadi tujuan bersama dapat terwujud, yaitu agama sebagai sarana dalam meraih keridhoan Tuhan dalam kehidupan yang rukun dan damai.

"Akhirnya momentum Hari Pekabaran Injil Ke-167 tahun di tanah Papua ini dimaknai sebagai kebangkitan Papua, menuju Papua yang damai Mandiri Sejahtera dan berkeadilan serta tetap bersatu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia", terang Menag.



Sementara, Pontus Sitorus menyebut jika tema perayaan HPI ke-167, yakni "Api Injil Terus Menyala di Tanah Papua", harus diimplementasikan dalam kehidupan nyata.

"Ajaran Injil itu syarat dengan ajaran-ajaran yang harus dilakukan atau nyata bukan hanya teori. Seperti kelemahlembutan, kesetiaan, kasih, penguasaan diri, itu semua perlu dilakukan sesuai ajaran Injil," ucapnya.

Pendeta Dorman Wandikbo selaku tokoh agama dari GIDI (Gereja Injili Di Indonesia), menuturkan bahwa Papua cinta damai. Hingga saat ini, terhitung injil masuk di Papua sudah mencapai 167 tahun dan tidak pernah terjadi konflik agama.

"Untuk itu Indonesia harus belajar dari kami orang Papua, bagaimana memelihara toleransi hidup beragama di atas tanah ini," tandasnya.

Senada dengan itu, Ketua Panitia HPI ke-167 tahun yang juga selaku Ketua DPR Papua, Jhony Banua Rouw. Dia menyebut Warga Papua memang menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama.

"Situasi dan kondisi masyarakat Papua yang menjunjung tinggi semangat toleransi dalam berbagai kehidupan perlu untuk terus kita jaga karena ini adalah modal besar dalam membangun Papua yang damai Mandiri Sejahtera dan berkeadilan."

"Ini yang kami mau sampaikan bahwa daerah lain harus mencontohi kami di Papua, kerena selama ini toleransi hidup beragama dan kebersamaan terus terjaga," tegasnya.

Menurutnya, di tempat lain banyak yang melarang satu agama tidak boleh beribadah dan lain sebagainya. Hal itu yang dikatakan bisa memecah persatuan dan kesatuan bangsa.

"Di Papua mayoritasnya kristiani, namun banyak masjid berdiri di sana-sini tidak ada larangan. Bahkan pada saat Idul Fitri pemuda kristen menjaga umat muslim yang beribadah. Sebaliknya pada saat natal pemuda muslim terlibat menjaga kedamayaan saat ibadah berlansung. Kami junjung tinggi toleransi," tandasnya.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3857 seconds (0.1#10.140)