Mengenal Wayang Potehi Kesenian Asal Cina Ternyata Ada di Gowa
loading...
A
A
A
GOWA - Berdirinya Bangsa Indonesia memang tak lepas dari sejarah panjang, mulai dari peradaban manusia dan budaya , apalagi jika berbicara tentang Bangsa Tionghoa yang banyak meninggalkan sejarah.
Salah satunya yakni wayang potehi atau wayang boneka yang terbuat dari kain perca. Kesenian tradisional asal China ini, diyakini sudah ada sejak tahun 265 hingga 420 masehi, dan mulai dikenal di Indonesoa pada abad ke 16.
David Arianto, atau kerap disapa Ko David adalah satu satunya warga keturunan etnis Tionghoa yang bertempat tinggal di Desa Taeng, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, yang hingga kini masih melestarikan kesenian Wayang Potehi tradisional asal China.
Dalam pelestariannya, Ko David sendiri juga mempunyai beberapa koleksi Wayang Patohi dan juga bertindak selaku Dalang disetiap pementasanya.
Ko David bilang, Kesenian Wayang Potehi merupakan kesenian khas Tionghoa yang menceritakan legenda para dinasti dari tanah Tiongkok, dan kesenian Wayang Potehi saat dimainkan tak lepas dari iringan musik tradisional yang juga berasal dari China.
''Biasanya kesenian Wayang Potehi dimainkan oleh beberapa orang, termasuk sang Dalang sendiri,'' ucap Ko David.
Jika melirik, kata Potehi berasal dari penggalan kata Po yang berarti kain, Te adalah kantong, sedangkan Hi sendiri adalah wayang. Jadi jika digabungkan Potehi memiliki arti wayang boneka yang terbuat dari kain.
''Dari sejarahnya sendri Wayang Potehi awalnya dimainkan oleh lima orang tahanan yang sudah divonis hukuman mati oleh sang Kaisar. Namun, satu dari lima orang tahanan tersebut berinisiatif uhntuk menghibur ke empat rekannya yang terus bersedih memikirkan nasibnya dikeesokan hari untuk menjalani hukuman mati,'' jesalnya.
Sehingga kata dia, kelimanya kompak dengan memanfaatkan percak kain, panci serta piring dan benda benda lainnya yang ada di dalam ruang tahanan.
''Kemudian kelima tahanan tersebut mulai memainkan pertunjukan Wayang Potehi hingga terdengar ke oleh sang Kaisar sehingga mereka berlima ini menuai pujian,'' tutur sang Dalang.
Sang Kaisar yang merasa terhibur akhirnya memutuskan untuk tidak menghukum mati kelima tahanan tersebut, akan tetapi mereka dijadikan abdi dalam untuk menghibur Kaisar dan para tahanan.
Untuk pementasannya sendri, Sang Dalang memasukkan tangannya ke kedalam kain wayangwayang, kemudian memainkannya seperti wayang pada umumnyau mumnya sambil diiringi musik tradisional China.
Ko David adalah satu-satunya penggiat Wayang Potehi di wilayah Sulawesi Selatan, bahkan dirinya merupakan ketua Wayang Potehi di Indonesia Timur.
Dirinya berharap, perandapa lebih dari pemerintah dalam pelestarian kesenian Wayang Potehi kepada generasi muda, terkhusus dalam persaingan di era globalisasi saat ini.
"Dan perlu diketahui Wayang Potehi ini merupakan cikal bakal terlahirnya pewayangan yang ada di Indonesia," pungkasnya.
Salah satunya yakni wayang potehi atau wayang boneka yang terbuat dari kain perca. Kesenian tradisional asal China ini, diyakini sudah ada sejak tahun 265 hingga 420 masehi, dan mulai dikenal di Indonesoa pada abad ke 16.
David Arianto, atau kerap disapa Ko David adalah satu satunya warga keturunan etnis Tionghoa yang bertempat tinggal di Desa Taeng, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, yang hingga kini masih melestarikan kesenian Wayang Potehi tradisional asal China.
Dalam pelestariannya, Ko David sendiri juga mempunyai beberapa koleksi Wayang Patohi dan juga bertindak selaku Dalang disetiap pementasanya.
Ko David bilang, Kesenian Wayang Potehi merupakan kesenian khas Tionghoa yang menceritakan legenda para dinasti dari tanah Tiongkok, dan kesenian Wayang Potehi saat dimainkan tak lepas dari iringan musik tradisional yang juga berasal dari China.
''Biasanya kesenian Wayang Potehi dimainkan oleh beberapa orang, termasuk sang Dalang sendiri,'' ucap Ko David.
Jika melirik, kata Potehi berasal dari penggalan kata Po yang berarti kain, Te adalah kantong, sedangkan Hi sendiri adalah wayang. Jadi jika digabungkan Potehi memiliki arti wayang boneka yang terbuat dari kain.
''Dari sejarahnya sendri Wayang Potehi awalnya dimainkan oleh lima orang tahanan yang sudah divonis hukuman mati oleh sang Kaisar. Namun, satu dari lima orang tahanan tersebut berinisiatif uhntuk menghibur ke empat rekannya yang terus bersedih memikirkan nasibnya dikeesokan hari untuk menjalani hukuman mati,'' jesalnya.
Sehingga kata dia, kelimanya kompak dengan memanfaatkan percak kain, panci serta piring dan benda benda lainnya yang ada di dalam ruang tahanan.
''Kemudian kelima tahanan tersebut mulai memainkan pertunjukan Wayang Potehi hingga terdengar ke oleh sang Kaisar sehingga mereka berlima ini menuai pujian,'' tutur sang Dalang.
Sang Kaisar yang merasa terhibur akhirnya memutuskan untuk tidak menghukum mati kelima tahanan tersebut, akan tetapi mereka dijadikan abdi dalam untuk menghibur Kaisar dan para tahanan.
Untuk pementasannya sendri, Sang Dalang memasukkan tangannya ke kedalam kain wayangwayang, kemudian memainkannya seperti wayang pada umumnyau mumnya sambil diiringi musik tradisional China.
Ko David adalah satu-satunya penggiat Wayang Potehi di wilayah Sulawesi Selatan, bahkan dirinya merupakan ketua Wayang Potehi di Indonesia Timur.
Dirinya berharap, perandapa lebih dari pemerintah dalam pelestarian kesenian Wayang Potehi kepada generasi muda, terkhusus dalam persaingan di era globalisasi saat ini.
"Dan perlu diketahui Wayang Potehi ini merupakan cikal bakal terlahirnya pewayangan yang ada di Indonesia," pungkasnya.
(agn)