Gempa 5,3 M Guncang Laut Selatan Jawa, Getaran Dirasakan Pangandaran hingga Kebumen
loading...
A
A
A
BANDUNG - Laut selatan Jawa mengalami gempa bum i tektonik dengan magnitudo 5,3 pada pukul 23.03.06 WIB, Kamis (27/1/2022). Hasil analisis BMKG menunjukkan, gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,2.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,81° LS ; 108,09° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 130 km arah Selatan Kota Pangandaran, Jawa Barat pada kedalaman 42 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun mendatar (oblique normal).
Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno, guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Pangandaran, Cilacap dan Kebumen dengan skala intensitas III-IV MMI. Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Sementara di Tasikmalaya, Banjar dan Ciamis dirasakan dengan skala intensitas III MMI, yaitu getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan ada truk berlalu. Sedangkan di Garut dan Periangan dengan skala intensitas II MMI, yaitu getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Kendati begitu, tidak ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami.
Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,81° LS ; 108,09° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 130 km arah Selatan Kota Pangandaran, Jawa Barat pada kedalaman 42 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun mendatar (oblique normal).
Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno, guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Pangandaran, Cilacap dan Kebumen dengan skala intensitas III-IV MMI. Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Sementara di Tasikmalaya, Banjar dan Ciamis dirasakan dengan skala intensitas III MMI, yaitu getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan ada truk berlalu. Sedangkan di Garut dan Periangan dengan skala intensitas II MMI, yaitu getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Kendati begitu, tidak ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami.
Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
(don)