Gubernur Khofifah Sebut Angka Stunting di Jawa Timur Turun
loading...
A
A
A
SURABAYA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kementerian Kesehatan mengumumkan hasil Studi Satus Gizi Balita Indonesia (SSGI) 2021. Berdasarkan Hasil SSGI 2021, angka stunting secara nasional menunjukkan perbaikan dengan turunnya tren sebesar 3,3 persen. Dari 27,7 persen tahun 2019 menjadi 24,4 persen tahun 2021.
Provinsi Jawa Timur (Jatim) juga turut mengalami tren yang sama dengan penurunan sebesar 3,35 persen. Dari 26,86 persen pada 2019 menjadi 23,5 persen di 2021. Stunting adalah kondisi kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek pada anak balita.
Baca juga: Banjir Bandang Jember Tewaskan 2 Orang 1 Hilang, 1.668 Warga Terdampak
“Meskipun mengalami penurunan, kita tidak boleh berpuas diri.Permasalahan stunting masih jadi PR kita bersama,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat melantik Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Maria Ernawati di Gedung Negara Grahadi, Senin (10/1/2022).
Orang nomor satu di Jatim ini menambahkan, percepatan penurunan stunting harus dibarengi dengan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana). “Salah satu modal utama yang dapat kita gunakan dalam melaksanakan Program Bangga Kencana adalah ketersediaan data mikro keluarga yang diperoleh dari Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2021 (PK21),” tandas Khofifah.
Baca juga: Polisi Segera Limpahkan Tubagus M Joddy Tersangka Kecelakaan Vanessa Angel dan BB ke Kejaksaan
Selain permasalahan stunting, Khofifah juga menyinggung permasalahan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim, sejak pandemi COVID-19 AKI di Jatim mengalami peningkatan. Tahun 2020 tercatat 565 kasus, meningkat dibanding tahun 2019 sebanyak 529 kasus.
Salah penyebab diantaranya adalah karena COVID-19. "Sedangkan AKB menunjukkan tren penurunan. Dimana tahun 2018 sebanyak 4.028 kasus, tahun 2019 sebanyak 3.864, dan tahun 2020 sebanyak 3.611 kasus," terangnya
Provinsi Jawa Timur (Jatim) juga turut mengalami tren yang sama dengan penurunan sebesar 3,35 persen. Dari 26,86 persen pada 2019 menjadi 23,5 persen di 2021. Stunting adalah kondisi kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek pada anak balita.
Baca juga: Banjir Bandang Jember Tewaskan 2 Orang 1 Hilang, 1.668 Warga Terdampak
“Meskipun mengalami penurunan, kita tidak boleh berpuas diri.Permasalahan stunting masih jadi PR kita bersama,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat melantik Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Maria Ernawati di Gedung Negara Grahadi, Senin (10/1/2022).
Orang nomor satu di Jatim ini menambahkan, percepatan penurunan stunting harus dibarengi dengan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana). “Salah satu modal utama yang dapat kita gunakan dalam melaksanakan Program Bangga Kencana adalah ketersediaan data mikro keluarga yang diperoleh dari Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2021 (PK21),” tandas Khofifah.
Baca juga: Polisi Segera Limpahkan Tubagus M Joddy Tersangka Kecelakaan Vanessa Angel dan BB ke Kejaksaan
Selain permasalahan stunting, Khofifah juga menyinggung permasalahan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim, sejak pandemi COVID-19 AKI di Jatim mengalami peningkatan. Tahun 2020 tercatat 565 kasus, meningkat dibanding tahun 2019 sebanyak 529 kasus.
Salah penyebab diantaranya adalah karena COVID-19. "Sedangkan AKB menunjukkan tren penurunan. Dimana tahun 2018 sebanyak 4.028 kasus, tahun 2019 sebanyak 3.864, dan tahun 2020 sebanyak 3.611 kasus," terangnya
(msd)