628 Gempa Bumi Guncang Jabar, Mayoritas Terjadi di Laut

Selasa, 04 Januari 2022 - 11:50 WIB
loading...
628 Gempa Bumi Guncang...
BMKG Stasiun Geofisika Bandung mencatat 628 kali kejadian gempa bumi di wilayah Jawa Barat pada 2021. Foto/Ilustrasi/Dok.SINDOnews
A A A
BANDUNG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung mencatat 628 kali kejadian gempa bumi di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya selama periode tahun 2021. Ratusan kejadian gempa bumi tersebut mayoritas terjadi di laut.

Kepala BMKG Stasiun Bandung Teguh Rahayu, dari peta distribusi episenter gempa bumi periode tahun 2021, terlihat 441 kejadian gempa bumi terjadi di laut dan tersebar di selatan Pulau Jawa.



Hal itu sebagai akibat dari subduksi pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia. Sedangkan 187 kejadian gempa bumi terjadi di darat dengan kedalaman dangkal sebagai akibat dari aktivitas sesar lokal.

"Kejadian gempa bumi terjadi dengan kedalaman yang bervariasi pada rentang 1 hingga 322 km," kata Teguh, Selasa (4/1/2022).

Secara kedalamannya, dapat dirinci 546 kejadian gempa bumi dangkal (300 Km).



Sedangkan untuk magnitudo gempa bumi terbesar yang tercatat adalah 5,6 dan Magnitudo terkecil yang tercatat adalah 1,4.

Menurut dia, sepanjang 2021 terdapat 58 kali kejadian gempa bumi yang dirasakan. Salah satu gempa dirasakan dengan magnitudo tertinggi yaitu sebesar 5,6 terjadi pada tanggal 27 April 2021 di wilayah Sukabumi, Jawa Barat.

Gempa bumi tersebut terjadi pada pukul 09.23 WIB yang berpusat pada 7,84 Lintang Selatan dan 106,89 Bujur Timur pada kedalaman 12 Km.

Gempa ini dirasakan di wilayah Sukabumi, Rangkasbitung, Bayah, Cihara, Cilograng, Panggrangan, Bogor sebesar III MMI dan di wilayah Bandung, Tangerang Selatan dan Jakarta sebesar II MMI.



Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi.

"BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Serta menghindari bangunan-bangunan retak atau rusak yang diakibatkan oleh gempa," ujarnya.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1779 seconds (0.1#10.140)