Kegigihan Pria Lulusan SD Ini Membawa Hasil, Air Bersih Mengucur di Maladuk
loading...
A
A
A
SORONG - Kegigihan dan kerja keras Arnold Mambrasa (58) mencari sumber air bersih di Dusun Maladuk, Distrik Klamono, Sorong, Papua Barat berbuah manis. Kini air bersih mengucur di kampungnya.
Arnold dan semua warga sebenarnya sudah lama mendambakan air bersih bisa mengalir di kampungnya. Namun keinginan itu awalnya tak didukung dengan semangat warga.
Dia mengatakan, sejak 76 tahun Indonesia merdeka, kampungnya belum bisa mengakses air bersih. Kampungnya belum merdeka jika kemerdekaan adalah mendapatkan hak atas kebutuhan dasar manusia, yakni air bersih.
Maka ketika Program Peningkatan Sarana Air Bersih Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (Peri Berdaya) PT Pertamina Papua Field mengadakan inovasi untuk membuat Biosand Water Filter Komunal tahun 2020, Arnold paling bersemangat di antara warga lainnya.
“Om Arnold ini yang paling bersemangat untuk membantu pekerjaan kami. Mulai dari saat pengerjaan teknis hingga belajar untuk mengoperasikan,” kata Hariyanto, Communication Relation & Community Involvement and Development PT Pertamina EP Papua Field dalam keterangannya, Jumat (17/12/2021)
Semangat inilah yang menjadikan tim Peri Berdaya melatih Arnold lalu Markus Kondologit untuk mengoperasikan sistem. Tak hanya sekadar menghadirkan air bersih namun ada proses pemberdayaan dan harapannya inisiatif warga dalam pengadaan air bersih tersebut. Gerakan sosial dan komunal ini yang diharapkan tumbuh di masyarakat.
Arnold sudah berupaya untuk mengajak pemuda kampung namun agaknya mereka belum berminat untuk turut serta. Namun Arlnold percaya jika air itu betul-betul sudah masuk ke rumah mereka maka para pemuda akan tertarik.
“Kalau bukan saya, siapa lagi? Harus ada yang gerak,” kata Arnold ketika ditanya alasannya masih tetap semangat mengupayakan air bersih ini.
Hal itu terbukti saat air bersih pertama kali memancar dari biosand water filter komunal. Arlnold paling pertama tersenyum selain anak-anak yang belum pernah mandi dengan air bersih di halaman rumahnya. Bahkan saking bahagianya, Arlnold mengatakan akan tidur bersama air untuk menunjukkan pada para generasi muda agar bekerja keras.
Kegigihan Arlnold layak menjadi contoh. Di balik kesederhanaan dan pendidikan yang hanya sampai SD, Arnold mampu menguliahkan 6 anaknya. “Sa pu sapi. Sa berladang. Sa melakukan semuanya (Saya punya sapi. Saya berladang. Saya melakukan semuanya),” ujarnya.
Mereka berladang menanam pisang, kaspi (singkong), dan betatas (ubi jalar) dengan hasil yang tak menentu karena tergantung turunnya hujan. Ketika kemarau menerjang, maka ladang tak menghasilkan.
Arnold saat kemarau panjang tetap merawat sapi-sapinya. Ia pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa dua ekor sapi. Dirawat baik-baik sehingga beranak pinak dan bisa digunakan untuk membiayai anak-anaknya.
“Saya punya sapi lima ekor,” katanya sambil menunjukkan sapi yang merumput bebas di lahan. Distrik Klamono sebagian besar terdiri dari tanah rawa yang ditumbuhi rumput tebal.
Arnold dan semua warga sebenarnya sudah lama mendambakan air bersih bisa mengalir di kampungnya. Namun keinginan itu awalnya tak didukung dengan semangat warga.
Dia mengatakan, sejak 76 tahun Indonesia merdeka, kampungnya belum bisa mengakses air bersih. Kampungnya belum merdeka jika kemerdekaan adalah mendapatkan hak atas kebutuhan dasar manusia, yakni air bersih.
Maka ketika Program Peningkatan Sarana Air Bersih Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (Peri Berdaya) PT Pertamina Papua Field mengadakan inovasi untuk membuat Biosand Water Filter Komunal tahun 2020, Arnold paling bersemangat di antara warga lainnya.
“Om Arnold ini yang paling bersemangat untuk membantu pekerjaan kami. Mulai dari saat pengerjaan teknis hingga belajar untuk mengoperasikan,” kata Hariyanto, Communication Relation & Community Involvement and Development PT Pertamina EP Papua Field dalam keterangannya, Jumat (17/12/2021)
Semangat inilah yang menjadikan tim Peri Berdaya melatih Arnold lalu Markus Kondologit untuk mengoperasikan sistem. Tak hanya sekadar menghadirkan air bersih namun ada proses pemberdayaan dan harapannya inisiatif warga dalam pengadaan air bersih tersebut. Gerakan sosial dan komunal ini yang diharapkan tumbuh di masyarakat.
Arnold sudah berupaya untuk mengajak pemuda kampung namun agaknya mereka belum berminat untuk turut serta. Namun Arlnold percaya jika air itu betul-betul sudah masuk ke rumah mereka maka para pemuda akan tertarik.
“Kalau bukan saya, siapa lagi? Harus ada yang gerak,” kata Arnold ketika ditanya alasannya masih tetap semangat mengupayakan air bersih ini.
Hal itu terbukti saat air bersih pertama kali memancar dari biosand water filter komunal. Arlnold paling pertama tersenyum selain anak-anak yang belum pernah mandi dengan air bersih di halaman rumahnya. Bahkan saking bahagianya, Arlnold mengatakan akan tidur bersama air untuk menunjukkan pada para generasi muda agar bekerja keras.
Kegigihan Arlnold layak menjadi contoh. Di balik kesederhanaan dan pendidikan yang hanya sampai SD, Arnold mampu menguliahkan 6 anaknya. “Sa pu sapi. Sa berladang. Sa melakukan semuanya (Saya punya sapi. Saya berladang. Saya melakukan semuanya),” ujarnya.
Mereka berladang menanam pisang, kaspi (singkong), dan betatas (ubi jalar) dengan hasil yang tak menentu karena tergantung turunnya hujan. Ketika kemarau menerjang, maka ladang tak menghasilkan.
Arnold saat kemarau panjang tetap merawat sapi-sapinya. Ia pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa dua ekor sapi. Dirawat baik-baik sehingga beranak pinak dan bisa digunakan untuk membiayai anak-anaknya.
“Saya punya sapi lima ekor,” katanya sambil menunjukkan sapi yang merumput bebas di lahan. Distrik Klamono sebagian besar terdiri dari tanah rawa yang ditumbuhi rumput tebal.
(shf)