Penampakan Terkini Kawah Puncak Gunung Semeru Pasca Erupsi
loading...
A
A
A
LUMAJANG - Sembilan hari pasca erupsi Gunung Semeru penampakan puncak terekam melalui drone. Video rekaman puncak gunung tertinggi di Jawa itu direkam seorang youtuber di kanal youtube-nya Andrea Ramadhan.
Ada tiga video yang terkait Gunung Semeru sebelum dan sesudah erupsi Gunung Semeru. Dimana video drone udara penampakan puncak Gunung Semeru sebelum erupsi direkam pada 5 November 2021 lalu. Sedangkan dua video pasca erupsi Gunung Semeru direkam menggunakan drone dan diunggah pada 10 Desember 2021 dan 11 Desember 2021.
Baca juga: Cerita Korban Selamat dari Erupsi Semeru, Bertaruh Nyawa di Bawah Naungan Atap Musala
Terlihat pada video pertama sebulan sebelum erupsi Gunung Semeru, asap tebal yang merupakan awan menutupi puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa ini. Perbedaan signifikan justru terlihat di video kedua dimana pada video itu puncak gunung setinggi 3.676 mdpl, yakni bagian puncak sisi tenggara yang lubang karena material vulkanik yang dilontarkan pada Sabtu 4 Desember 2021 lalu.
Video kondisi puncak Gunung Semeru begitu jelas terekam. Di video itu juga terlihat kepulan asap masih muncul membumbung sekitar 250 meter di atas puncak gunung. Bukaan kawah terlihat cukup lebar dari perbandingan dua video yang diunggah di kanal youtube.
Baca juga: Pelajar SMP Maniak Film Porno, Aniaya dan Setubuhi Teman Sekolah demi Lampiaskan Nafsu
Sementara di video ketiga terlihat bagaimana dampak kerusakan yang ditimbulkan dari erupsi Gunung Semeru, video ini direkam sang youtuber dengan drone pada Sabtu pagi (11/12/2021) sekitar pukul 07.30 WIB. Tampak aliran lava dan material mengubur lereng dan kaki gunung. Sejauh mata memandang tak ada lagi vegetasi hijau yang menunjukkan adanya tanaman.
Material vulkanik membentuk semacam rongga-rongga dan bebatuan yang tampak mengeras. Beberapa area yang terlihat di lereng gunung juga masih tampak mengeluarkan asap putih bertanda masih panas.
Video ini juga merekam dampak kerusakan parah di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, yang rusak parah terdampak erupsi. Beberapa rumah warga yang rusak, pepohonan, dan lahan perkebunan milik warga yang turut terdampak. Namun tak terlihat alat berat maupun peralatan penambang pasir yang terdapat di aliran sungai yang dijadikan tempat menambang pasir.
Sebelumnya diberitakan, Gunung Semeru meletus pada 4 Desember 2021 dan mengeluarkan awan panas guguran (APG) mengarah ke Besuk Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kurang lebih pukul 15.20 WIB.
Akibat letusan Gunung Semeru ini tercatat hingga Sabtu malam 11 Desember 2021, ada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 46 warga meninggal dunia. Selain itu sebanyak 104 orang terluka, rinciannya 32 warga luka berat dan 82 warga luka sedang serta ringan, dimana mayoritas mengalami luka bakar.
Para warga ini dirawat di empat fasilitas kesehatan di Kabupaten Lumajang seperti RSUD dr. Haryoto, RS Bhayangkara Lumajang, RS Pasirian, Puskesmas Penanggal, Puskesmas Candipuro, dan beberapa puskesmas lainnya.
Selain itu BNPB mencatat ada 9.118 warga mengungsi, dengan rincian 4.435 jiwa laki - laki dan 4.683 perempuan. Para pengungsi ini tersebar di 115 titik pengungsian, di antaranya terpusat di 18 titik di tiga kecamatan yakni Kecamatan Pasirian ada 6 titik, sebanyak 2.081 jiwa, Kecamatan Candipuro 8 titik dengan 3.538 jiwa, dan Kecamatan Pronojiwo 4 titik dengan 1.056 jiwa pengungsi.
Ada tiga video yang terkait Gunung Semeru sebelum dan sesudah erupsi Gunung Semeru. Dimana video drone udara penampakan puncak Gunung Semeru sebelum erupsi direkam pada 5 November 2021 lalu. Sedangkan dua video pasca erupsi Gunung Semeru direkam menggunakan drone dan diunggah pada 10 Desember 2021 dan 11 Desember 2021.
Baca juga: Cerita Korban Selamat dari Erupsi Semeru, Bertaruh Nyawa di Bawah Naungan Atap Musala
Terlihat pada video pertama sebulan sebelum erupsi Gunung Semeru, asap tebal yang merupakan awan menutupi puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa ini. Perbedaan signifikan justru terlihat di video kedua dimana pada video itu puncak gunung setinggi 3.676 mdpl, yakni bagian puncak sisi tenggara yang lubang karena material vulkanik yang dilontarkan pada Sabtu 4 Desember 2021 lalu.
Video kondisi puncak Gunung Semeru begitu jelas terekam. Di video itu juga terlihat kepulan asap masih muncul membumbung sekitar 250 meter di atas puncak gunung. Bukaan kawah terlihat cukup lebar dari perbandingan dua video yang diunggah di kanal youtube.
Baca juga: Pelajar SMP Maniak Film Porno, Aniaya dan Setubuhi Teman Sekolah demi Lampiaskan Nafsu
Sementara di video ketiga terlihat bagaimana dampak kerusakan yang ditimbulkan dari erupsi Gunung Semeru, video ini direkam sang youtuber dengan drone pada Sabtu pagi (11/12/2021) sekitar pukul 07.30 WIB. Tampak aliran lava dan material mengubur lereng dan kaki gunung. Sejauh mata memandang tak ada lagi vegetasi hijau yang menunjukkan adanya tanaman.
Material vulkanik membentuk semacam rongga-rongga dan bebatuan yang tampak mengeras. Beberapa area yang terlihat di lereng gunung juga masih tampak mengeluarkan asap putih bertanda masih panas.
Video ini juga merekam dampak kerusakan parah di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, yang rusak parah terdampak erupsi. Beberapa rumah warga yang rusak, pepohonan, dan lahan perkebunan milik warga yang turut terdampak. Namun tak terlihat alat berat maupun peralatan penambang pasir yang terdapat di aliran sungai yang dijadikan tempat menambang pasir.
Sebelumnya diberitakan, Gunung Semeru meletus pada 4 Desember 2021 dan mengeluarkan awan panas guguran (APG) mengarah ke Besuk Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kurang lebih pukul 15.20 WIB.
Akibat letusan Gunung Semeru ini tercatat hingga Sabtu malam 11 Desember 2021, ada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 46 warga meninggal dunia. Selain itu sebanyak 104 orang terluka, rinciannya 32 warga luka berat dan 82 warga luka sedang serta ringan, dimana mayoritas mengalami luka bakar.
Para warga ini dirawat di empat fasilitas kesehatan di Kabupaten Lumajang seperti RSUD dr. Haryoto, RS Bhayangkara Lumajang, RS Pasirian, Puskesmas Penanggal, Puskesmas Candipuro, dan beberapa puskesmas lainnya.
Selain itu BNPB mencatat ada 9.118 warga mengungsi, dengan rincian 4.435 jiwa laki - laki dan 4.683 perempuan. Para pengungsi ini tersebar di 115 titik pengungsian, di antaranya terpusat di 18 titik di tiga kecamatan yakni Kecamatan Pasirian ada 6 titik, sebanyak 2.081 jiwa, Kecamatan Candipuro 8 titik dengan 3.538 jiwa, dan Kecamatan Pronojiwo 4 titik dengan 1.056 jiwa pengungsi.
(msd)