Dramatis! Janda Tua Ini Dorong Anaknya yang Cacat Pakai Kepala Demi Selamatkan dari Awan Panas Semeru
loading...
A
A
A
LUMAJANG - Terjangan awan panas Gunung Semeru, pada Sabtu (4/12/2021) sore, menyisakan pilu bagi Ngatri. Ibu rumah tangga ini, harus berjibaku di bawah guyuran material vulkanik menyelamatkan anaknya yang kondisinya cacat fisik.
Wanita berusia 50 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani ini, dilanda kepanikan saat awan panas dari Gunung Semeru menerjang. "Waktu itu anak saya sedang di kamar mandi, dan saya istirahat. Tiba-tiba tetangga semua teriak-teriak, dan saat saya ke luar rumah, kondisinya sudah gelap akibat abu," ungkapnya.
Ngatri tak dapat membendung air matanya, saat menuturkan upayanya menyelamatkan diri bersama anaknya. Saat itu dia langsung masuk ke rumah mencari anaknya, dan menariknya ke luar untuk menyelamatkan diri.
Karena kondisi anaknya cacat, Ngatri terpaksa harus menarik anaknya sendirian, karena anaknya tidak bisa berjalan kaki. "Badannya luka-luka karena saya tarik. Tapi terus saya tarik, supaya selamat," ungkapnya.
Dalam kekalutan, Ngatri mencoba menyelamatkan diri bersam anaknya dengan mencari jalan pintas, menuruni jurang dan menaiki bukit. Bahkan, dia harus menggunakan kepalanya, untuk mendorong anaknya ke atas bukit.
Warga Dusun Kajarkuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang ini mengaku kondisinya dan anaknya sudah hampir telanjang, karena harus berguling-guling di perbukitan.
Wanita berusia 50 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani ini, dilanda kepanikan saat awan panas dari Gunung Semeru menerjang. "Waktu itu anak saya sedang di kamar mandi, dan saya istirahat. Tiba-tiba tetangga semua teriak-teriak, dan saat saya ke luar rumah, kondisinya sudah gelap akibat abu," ungkapnya.
Ngatri tak dapat membendung air matanya, saat menuturkan upayanya menyelamatkan diri bersama anaknya. Saat itu dia langsung masuk ke rumah mencari anaknya, dan menariknya ke luar untuk menyelamatkan diri.
Baca Juga
Karena kondisi anaknya cacat, Ngatri terpaksa harus menarik anaknya sendirian, karena anaknya tidak bisa berjalan kaki. "Badannya luka-luka karena saya tarik. Tapi terus saya tarik, supaya selamat," ungkapnya.
Dalam kekalutan, Ngatri mencoba menyelamatkan diri bersam anaknya dengan mencari jalan pintas, menuruni jurang dan menaiki bukit. Bahkan, dia harus menggunakan kepalanya, untuk mendorong anaknya ke atas bukit.
Warga Dusun Kajarkuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang ini mengaku kondisinya dan anaknya sudah hampir telanjang, karena harus berguling-guling di perbukitan.