Koma Tiga Tahun, Eks Pemimpin Jihad Islam Palestina Meninggal di Suriah
loading...
A
A
A
DAMASKUS - Mantan pemimpin Jihad Islam Palestina (PIJ), Ramadan Shallah, meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Damaskus, Suriah, pada Sabtu (6/6/2020) lalu.
Musuh Israel ini sebelumnya koma lebih dari tiga tahun setelah menjalani operasi jantung.
PIJ adalah salah satu kelompok militan di Gaza yang kerap meluncurkan serangan roket ke Israel. Shallah meninggal pada usia 62 tahun.
"Kami berduka atas meninggalnya pemimpin besar Palestina yang memegang panji Jihad untuk Palestina dan Yerusalem sejak berdirinya gerakan ini," kata PIJ dalam pernyataan. (BACA JUGA: Diduga Korban Rasisme, Tiga Pengusaha China Dibunuh dan Dibakar di Zambia)
Kondisi medisnya secara pasti, termasuk kondisi komanya masih belum diketahui. Namun, laporan sejumlah media Timur Tengah menyebut Shallah meninggal saat dalam keadaan koma.
Khaled al-Batsh, anggota senior biro politik PIJ di Gaza mengatakan Shallah akan dimakamkan di kamp pengungsi Palestina Yarmouk di Damaskus, Ibu Kota Suriah.
Shallah menjadi pemimpin PIJ pada 1995 setelah kematian pendahulunya; Fathi Shiqaqi, akibat dibunuh oleh badan intelijen Israel Mossad di Malta.
Pemimpin senior PIJ yang berbasis di Gaza, Dawood Shihab mengatakan kepada Al Jazeera yang dilansir Senin (8/6/2020),bahwa kelompok itu akan tetap setia pada prinsip dan warisan Shallah.
"Dr Shallah adalah patriot Arab dan Muslim yang selalu percaya pada penyebab Palestina," katanya. (BACA JUGA: Jagoannya Kalah Voting, Ketua Parlemen Kota di Taiwan Bunuh Diri)
Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor berita resmi Palestina, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan; "Kami telah kehilangan seorang tokoh patriotik utama."
Musuh Israel ini sebelumnya koma lebih dari tiga tahun setelah menjalani operasi jantung.
PIJ adalah salah satu kelompok militan di Gaza yang kerap meluncurkan serangan roket ke Israel. Shallah meninggal pada usia 62 tahun.
"Kami berduka atas meninggalnya pemimpin besar Palestina yang memegang panji Jihad untuk Palestina dan Yerusalem sejak berdirinya gerakan ini," kata PIJ dalam pernyataan. (BACA JUGA: Diduga Korban Rasisme, Tiga Pengusaha China Dibunuh dan Dibakar di Zambia)
Kondisi medisnya secara pasti, termasuk kondisi komanya masih belum diketahui. Namun, laporan sejumlah media Timur Tengah menyebut Shallah meninggal saat dalam keadaan koma.
Khaled al-Batsh, anggota senior biro politik PIJ di Gaza mengatakan Shallah akan dimakamkan di kamp pengungsi Palestina Yarmouk di Damaskus, Ibu Kota Suriah.
Shallah menjadi pemimpin PIJ pada 1995 setelah kematian pendahulunya; Fathi Shiqaqi, akibat dibunuh oleh badan intelijen Israel Mossad di Malta.
Pemimpin senior PIJ yang berbasis di Gaza, Dawood Shihab mengatakan kepada Al Jazeera yang dilansir Senin (8/6/2020),bahwa kelompok itu akan tetap setia pada prinsip dan warisan Shallah.
"Dr Shallah adalah patriot Arab dan Muslim yang selalu percaya pada penyebab Palestina," katanya. (BACA JUGA: Jagoannya Kalah Voting, Ketua Parlemen Kota di Taiwan Bunuh Diri)
Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor berita resmi Palestina, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan; "Kami telah kehilangan seorang tokoh patriotik utama."