Gubernur Jatim Percepat Tanam Padi di Tulungagung, Ada Apa?

Minggu, 07 Juni 2020 - 16:52 WIB
loading...
Gubernur Jatim Percepat Tanam Padi di Tulungagung, Ada Apa?
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (pakai rompi) melakukan Gerakan Percepatan Tanam Padi pada musim kemarau di Desa Bangunjaya, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung. Foto/Dok. Pemprov Jatim
A A A
TULUNGAGUNG - Pandemi COVID-19 membawa dampak bagi dunia, termasuk Indonesia. Bahkan, organisasi pangan dan pertanian, atau Food and Agriculture Organization (FAO) memberi peringatan bahwa akibat pandemi ini, dunia akan mengalami krisis pangan.

(Baca juga: Parikan Khas Surabaya Hangatkan Penyaluran BST di Kantor Pos )

Untuk itu, mengantisipasi potensi krisis pangan tersebut Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa melakukan Gerakan Percepatan Tanam Padi pada musim kemarau di Desa Bangunjaya, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung, Minggu (7/6/2020).

Bersama Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo dan Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono beserta Forkopimda Tulungagung, Khofifah turun langsung melaksanakan tanam padi dengan sistem tanam jajar legowo dengan varietas inpari 42.

Seusai penanaman, Khofifah mengatakan, percepatan masa tanam kedua padi tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi krisis pangan akibat kemarau panjang dan adanya pandemi COVID-19 di paruh kedua tahun 2020. "Gerakan percepatan tanam ini, menjadi momentum untuk kembali memperkuat kemandirian pangan kita," katanya.

(Baca juga: Di Tengah Pandemi COVID-19, PSSI Intensif Komunikasi ke FIFA )

Percepatan tanam padi ini, kata dia, sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo yang meminta pemerintah daerah yang menjadi lumbung pangan di daerah melakukan percepatan masa tanam. Maka dia meminta kepada lima kabupaten yang menjadi lumbung pangan Jatim untuk melakukan percepatan masa tanam kedua padi.

Kelima kabupaten tersebut antara lain, Kabupaten Tulungagung, Ngawi, Nganjuk, Tuban, dan Jember. Ini artinya, kelima daerah lumbung pangan Jatim tersebut juga menjadi penyangga bagi 16 provinsi di kawasan Indonesia bagian timur.

"Jawa Timur menjadi provinsi penyangga bagi 16 provinsi di Indonesia, khususnya yang ada di bagian timur. Hampir 80 persen kebutuhan logistiknya disuplai dari Jawa Timur," terangnya.

Untuk mendapatkan hasil yang optimal, Khofifah juga menugaskan kepada Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim bersama tim pertanian untuk terjun langsung melakukan monitoring masa tanam di masing masing wilayah yang menjadi lumbung pangan di Jatim.

"Kami berharap, dengan dimulainya masa tanam sampai dengan masa panen, tidak ada gangguan. Sehingga hasilnya bisa produktif dan harganya juga kompetitif," imbuh Khofifah.

(Baca juga: Penularan COVID-19 Masih Tinggi, Masa Transisi Tambah 7 Hari )

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Hadi Sulistyo mengatakan, tahun ini Tulungagung memiliki sasaran luas tanam 45.850 hektar. Ditargetkan pada bulan Juni ini dapat terpenuhi tanam seluas 3.390 hektar. Di lokasi tanam di Desa Bangunjaya memiliki area seluas 160 hektar dengan total area tanam seluruh Kecamatan Pakel, seluas 973 hektar.

Saat ini, varietas yang digunakan adalah Inpari 42, Inpari 16 dan Logawa. Pihaknya meyakini, jika semua bersinergi dari pemerintah, petani dan stakeholder pangan di Jatim akan tercukupi. "Saya meyakini dan memiliki semboyan Jika Kita Bersama Pangan Tersedia," ungkapnya.

Sementara itu Bupati Tulungagung, Marwoto Birowo menjelaskan, Tulungagung akan terus menjadi penyangga pangan di Jatim. Saat ini di Tulungagung memasuki jadwal kemarau basah. Dimana seluruh aktifitas di persawahan melakukan cocok tanam dan panen kedua juga memanen Jagung. "Kami berharap, dengan dimulainya percepatan musim tanam kedua ini, hasil yang didapatkan bisa lebih sukses guna menunjang kebutuhan pangan nasional," harapnya.

Untuk diketahui, Jatim yang memiliki peran sebagai salah satu wilayah lumbung pangan nasional. Jatim memiliki luas panen pada semester I tahun 2020 seluas 1.120.153 hektar. Sedangkan untuk produksi padi pada semester I ini diperkirakan mencapai 6.185.310 ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 4.066.348 ton beras. Potensi konsumsi Jatim sendiri diperkirakan mencapai 2.133.143 ton beras. Sehingga pada semester I tahun 2020 ini surplus beras Jatim mencapai 1.933.205 ton beras.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1116 seconds (0.1#10.140)