Inilah Sosok Pida, Gadis Manis Pejuang Literasi yang Pintar Mendongeng

Sabtu, 20 November 2021 - 16:25 WIB
loading...
Inilah Sosok Pida, Gadis...
Pida, pegiat literasi. Foto: Taufik/SINDOnews
A A A
DEMAK - Namanya Afryda Afryana, gadis manis yang selalu dikelilingi bocah-bocah, karena kepiawaiannya mendongeng. Boneka “Si Loka” yang bergerak lucu ditangannya kerap mengundang tawa renyah bocah.

Perempuan lajang yang lahir 24 tahun lalu itu, merupakan warga Desa Ngelowetan, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak. Sosoknya yang energik bukan hanya menjadi magnet bagi anak-anak, tetapi banyak juga remaja dan ibu-ibu.

Pida, panggilan akrabnya, kini menjadi Sekretaris Karang Taruna di desanya. Dia memiliki cerita panjang seputar organisasi kepemudaan itu. Wadah berekspresi bagi pemuda di desanya telah lama mati suri. Pida yang baru menamatkan pendidikan S-1 pun merangkul mereka untuk bangkit dan bersatu.



“Awalnya saya melihat organisasi pemuda di desa ini tidak berjalan. Padahal banyak remaja dan kawula muda yang berbakat dan memiliki kapasitas yang bagus. Namun hanya sibuk dengan urusan sendiri-sendiri. Karena itu, saya tergerak untuk mengajak mereka menghidupkan organisasi karang taruna di desa ini,” tutur Pida, Sabtu (20/11/2021).

“Sebelumnya ada wadah untuk pemuda di tingkat dusun, namanya Laskar Ismaya. Agar bisa merangkul lebih banyak pemuda, makanya kita lebur jadi satu di tingkat desa menjadi karang taruna saja,” lanjut dia.

Sejak saat itu, karang taruna di Desa Ngelo Wetan yang diberi nama Loka Jaya terus menampakkan eksistensinya. Pemberian nama Loka Jaya bermakna penuh energi. Diharapkan, memberikan energi positif bagi masyarakat.



Griya Baca

Salah satunya kegiatan yang dilaksanakan Pida bersama Karang Taruna Loka Jaya adalah dengan membentuk rumah baca bernama Griya Baca. Tempat ini sebagai akses informasi yang mendukung proses belajar mengajar anak-anak.

Bukan hanya untuk meningkatkan literasi, Griya Baca juga hiburan bagi anak-anak maupun warga desa. Meski dengan fasilitas minim, Pida dan rekan-rekannya tak patah arang. Mereka memanfaatkan serambi masjid sebagai tempat yang nyaman untuk membaca beragam buku.

“Kami sangat berharap, mungkin bisa ada bantuan atau fasilitasi desa maupun pemda untuk pengembangan Griya Baca yang kami kelola. Untuk fasilitas memang masih sangat minim. Tapi kami mencoba meskipun minim tapi bisa membuat perubahan bagi desa ini,” ujar Pida.



Mendongeng atau storytelling menjadi bagian yag oaling ditunggu anak-anak ketika di Griya Baca. Apalagi ketika Pida sudah memegang alat peraga boneka “Si Loka”. Storytelling dinilai efektif untuk menyampaikan informasi sekaligus menstimulasi kemampuan berbahasa anak.

Bawang Goreng

Putri kedua pasangan suami-istri Mulyono dan Marfutikah ini juga menginisiasi pengolahan bawang merah yang diproduksi menjadi bawang goreng. Pengolahan bawang merah ini cukup beralasan, mengingat di Desa Ngelo Wetan banyak warga yang menanam bawang merah.

Melimpahnya produksi bawang merah tak sebanding dengan jerih payah petani. Harga jualnya rendah sehingga tak dapat menutup biaya-biaya selama masa tanam. Pida pun berpikir mencari solusi agar nilai ekonomis bawang merah tinggi, dan masa simpannya lebih tahan lama.



“Akhirnya terbesit ide untuk mengolah tanaman semusim itu menjadi bawang merah goreng. Dengan penjelasan yang detail dan argumen yang cukup kuat, gayung bersambut. Ide ini diterima oleh teman-teman,” terang gadis yang kesehariannya membuka bimbingan belajar ini.

Dengan modal uang kas, Pida dan teman-temannya mulai melakukan pengolahan bawang merah menjadi bawang goreng. Pemasaran sementara ini masih di sekitar desa dengan mengandalkan anggota karang taruna.



Laden

Kegiatan sosial lainnya yang digagas alumnus PGRI Semarang yang adalah membantu warga yang menggelar hajatan atau sering disebut laden. Pida menggerakkan pemuda karang taruna untuk turut membantu menyiapkan perlengkapan, menjadi penerima tamu, serta mengkoordinasikan ke beberapa pihak untuk pemenuhan kebutuhan seperti peralatan memasak untuk warga yang punya hajatan.

“(Saya) inginnya menjadi manusia yang tak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga harus bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Karena, kebahagiaan hakiki adalah ketika manusia mampu memberikan kebahagian bagi sesama,” tandasnya.
(hsk)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2845 seconds (0.1#10.140)