2 Tahun Mati Suri, Dewata Rockers MG Jember Gandeng LensA Community Bangkitkan Batik Ride
loading...
A
A
A
JEMBER - Setelah dua tahun mati suri, aktifitas komunitas anak motor Dewata Rockers MG Jember mulai menghidupkan lagi Batik Ride. Anak-anak muda dalam Bold Riders ini berkolaborasi dengan komunitas fotografi yakni LensA Community Jember.
Menurut Ketua Dewata Rockers MG Chapter Jember M Malik, komunitas anak motor di Jember mulai melakukan sejumlah kegiatan seperti riding dengan jumlah terbatas. Terbaru adalah kegiatan donor darah 28 Oktober 2021, kemudian sebelum itu ada Batik Ride #1ndonesiaroda2 pada 12 Oktober 2021 dengan keliling Jember sembari singgah di sejumlah lokasi menarik.
Baca juga: Banjir Terjang Banyuwangi, 53 Rumah Warga Terendam Air Setinggi Hampir 1 Meter
"Batik Ride 2021 ini mengambil start di halaman depan kampus Universitas Jember, lalu ke pusat pembuatan batik Sunitonito di Sumbersari - Jember, kemudian finish di Kohana Cafe (Griya Batik Notonegoro)," jelas M Malik, Jumat (19/11).
Total ada sekitar 60 motor berbagai genre, dari cafe racer, scramble, sport hingga motor kekinian seperti motor matic turut meramaikan Batik Ride 2021. Para biker ini, semuanya memakai batik, sekaligus menjadi penanda batik bukan barang kuno. Buktinya, anak motor yang dikenal keren dalam style juga bangga dan keren saat memakai batik.
"Antusiasme sangat tinggi, ada yang mau datang dari Surabaya, Jakarta juga, tapi kami tahan dulu mereka, masih pandemi. Kami batasi jumlah peserta dan tetap menerapkan protokol kesehatan," imbuh Malik di Jember.
Baca juga: Pecinta Alam dan Musik Super Friends hingga Boldriders Surabaya Gelar Hutanada di Banyuwangi
Saat riding, komunitas yang ikut Batik Ride 2021 mampir ke sentra pembuatan batik di Sunitonito, Sumbersari, Jember. Di sana anak-anak Bold Riders ini merasakan langsung sensasi membatik yang ternyata tidak mudah.
Harapannya, selain teredukasi soal dunia batik, komunitas juga bisa menjadi corong kepada komunitas lainnya jika batik adalah kekayaan nusantara yang harus terus dipelihara. Dengan demikian kebanggaan terhadap batik akan terus ada. Khususnya kepada komunitas motor yang didominasi anak-anak muda.
"Setelah itu kami melanjutkan perjalanan lagi keliling Kota Jember, dan akhirnya finish di Kohana Cafe, di sana kami berkolaborasi dengan komunitas fotografi yakni LensA community. Kami sediakan talent untuk jadi obyek foto, dan hasilnya kami lombakan," ungkapnya.
Kegiatan kreatif anak motor di Jember ini banyak mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan. Selain tetap bisa menjalankan hobi naik motor yang memiliki nilai manfaat, komunitas juga turut menjadi agen kampanye perlindungan budaya lokal, yakni batik
Menurut Ketua Dewata Rockers MG Chapter Jember M Malik, komunitas anak motor di Jember mulai melakukan sejumlah kegiatan seperti riding dengan jumlah terbatas. Terbaru adalah kegiatan donor darah 28 Oktober 2021, kemudian sebelum itu ada Batik Ride #1ndonesiaroda2 pada 12 Oktober 2021 dengan keliling Jember sembari singgah di sejumlah lokasi menarik.
Baca juga: Banjir Terjang Banyuwangi, 53 Rumah Warga Terendam Air Setinggi Hampir 1 Meter
"Batik Ride 2021 ini mengambil start di halaman depan kampus Universitas Jember, lalu ke pusat pembuatan batik Sunitonito di Sumbersari - Jember, kemudian finish di Kohana Cafe (Griya Batik Notonegoro)," jelas M Malik, Jumat (19/11).
Total ada sekitar 60 motor berbagai genre, dari cafe racer, scramble, sport hingga motor kekinian seperti motor matic turut meramaikan Batik Ride 2021. Para biker ini, semuanya memakai batik, sekaligus menjadi penanda batik bukan barang kuno. Buktinya, anak motor yang dikenal keren dalam style juga bangga dan keren saat memakai batik.
"Antusiasme sangat tinggi, ada yang mau datang dari Surabaya, Jakarta juga, tapi kami tahan dulu mereka, masih pandemi. Kami batasi jumlah peserta dan tetap menerapkan protokol kesehatan," imbuh Malik di Jember.
Baca juga: Pecinta Alam dan Musik Super Friends hingga Boldriders Surabaya Gelar Hutanada di Banyuwangi
Saat riding, komunitas yang ikut Batik Ride 2021 mampir ke sentra pembuatan batik di Sunitonito, Sumbersari, Jember. Di sana anak-anak Bold Riders ini merasakan langsung sensasi membatik yang ternyata tidak mudah.
Harapannya, selain teredukasi soal dunia batik, komunitas juga bisa menjadi corong kepada komunitas lainnya jika batik adalah kekayaan nusantara yang harus terus dipelihara. Dengan demikian kebanggaan terhadap batik akan terus ada. Khususnya kepada komunitas motor yang didominasi anak-anak muda.
"Setelah itu kami melanjutkan perjalanan lagi keliling Kota Jember, dan akhirnya finish di Kohana Cafe, di sana kami berkolaborasi dengan komunitas fotografi yakni LensA community. Kami sediakan talent untuk jadi obyek foto, dan hasilnya kami lombakan," ungkapnya.
Kegiatan kreatif anak motor di Jember ini banyak mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan. Selain tetap bisa menjalankan hobi naik motor yang memiliki nilai manfaat, komunitas juga turut menjadi agen kampanye perlindungan budaya lokal, yakni batik
(msd)