Sultan Mahmud Malik Az-Zahir, Raja Samudera Pasai dalam Catatan Ibn Battuta
loading...
A
A
A
Tradisi itu diteruskan, pada masa Sultan Mahmud Malik Az-Zahir berkuasa. Hingga kini, mata uang tersebut tercatat sebagai yang paling tua, yang pernah dikeluarkan oleh kerajaan Islam yang ada di Asia Tenggara.
Tentang mata uang ini, dicatat oleh Tome Pires, pada 1513-1515. Dituliskan, bahwa peredaran mata uang di beberapa kerajaan digunakan sebagai alat tukar barang dalam perdagangan di berberapa pusat kota dan kerajaan.
Dari 11 mata uang dirham yang ditemukan, beberapa diantaranya memuat nama Sultan Muhammad Malik Az-Zahir, Sultan Ahmad, dan Sultan Abdullah yang semua merupakan raja-raja dari Kerajaan Islam Samudera Pasai.
Dalam catatan yang lain, Kerajaan Samudera Pasai juga dikenal sebagai kerajaan maritim yang tangguh. Dalam bidang perdagangan, kerajaan ini menjadi pemasok lada yang berkualitas dengan mutu nomor satu di dunia.
Panen lada di wilayah kerajaan itu, bisa dua kali setahun. Selain lada, produksi susu sapi dari Kerajaan Samudera Pasai juga sangat terkenal dan berkualitas sangat baik, untuk dijadikan bahan dasar keju di Eropa.
Sumber tulisan:
Susanto Zuhdi, Pasai Kota Pelabuhan Jalan Sutra, Kumpulan Makalah Diskusi, Proyek lnventarisasi dan Dokumentasi sejarah Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993.
Ahmad Sugiri, Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Abad VII Sampai Abad XV, Penerbit A-Empat, April 2021.
Prof. Dr. M. Dien Madjid, Catatan Pinggir Sejarah Aceh, Perdagangan, Diplomasi, adn Perjuangan Rakyat, Obor, 2013.
Siti Nur Aidah dan Tim Penerbit KBM, Sejarah 8 Kerajaan Terbesar di Indonesia, KBM Indonesia, 2020.
Tentang mata uang ini, dicatat oleh Tome Pires, pada 1513-1515. Dituliskan, bahwa peredaran mata uang di beberapa kerajaan digunakan sebagai alat tukar barang dalam perdagangan di berberapa pusat kota dan kerajaan.
Dari 11 mata uang dirham yang ditemukan, beberapa diantaranya memuat nama Sultan Muhammad Malik Az-Zahir, Sultan Ahmad, dan Sultan Abdullah yang semua merupakan raja-raja dari Kerajaan Islam Samudera Pasai.
Dalam catatan yang lain, Kerajaan Samudera Pasai juga dikenal sebagai kerajaan maritim yang tangguh. Dalam bidang perdagangan, kerajaan ini menjadi pemasok lada yang berkualitas dengan mutu nomor satu di dunia.
Panen lada di wilayah kerajaan itu, bisa dua kali setahun. Selain lada, produksi susu sapi dari Kerajaan Samudera Pasai juga sangat terkenal dan berkualitas sangat baik, untuk dijadikan bahan dasar keju di Eropa.
Sumber tulisan:
Susanto Zuhdi, Pasai Kota Pelabuhan Jalan Sutra, Kumpulan Makalah Diskusi, Proyek lnventarisasi dan Dokumentasi sejarah Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993.
Ahmad Sugiri, Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Abad VII Sampai Abad XV, Penerbit A-Empat, April 2021.
Prof. Dr. M. Dien Madjid, Catatan Pinggir Sejarah Aceh, Perdagangan, Diplomasi, adn Perjuangan Rakyat, Obor, 2013.
Siti Nur Aidah dan Tim Penerbit KBM, Sejarah 8 Kerajaan Terbesar di Indonesia, KBM Indonesia, 2020.
(hsk)