Sambut Hari Pahlawan, Kodam Kasuari Laksanakan Pemugaran Tugu Pepera
loading...
A
A
A
MANOKWARI - Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, 10 November, Kodam XVIII/Kasuari bekerja sama dengan pemerintah Papua Barat dan Polda Papua Barat melakukan pemugaran Tugu Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera). Pemugaran tugu juga diikuti penandatanganan prasasti di lokasi Tugu Pepera, Manokwari, Papua Barat, Rabu (10/11/2021).
Hadir dalam kegiatan pemugaran Tugu Pepera ini antara lain Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen I Nyoman Cantiasa, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, Kapolda Papua Barat Irjen Pol Tornagogo Sihombing, Forkopimda Papua Barat, Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Papua Barat dan sejumlah organisasi masyarakat yang ada di Papua Barat.
Dalam sambutannya Pangdam XVIII/Kasuari , Mayjen I Nyoman Cantiasa mengatakan, pihaknya berharap momen tersebut tidak sekedar simbol belaka, tetapi akan menjadi sumber inspirasi dan motivasi dalam membangun Papua Barat.
“Kita semua harus bersatu untuk ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kesejahteraan Papua Barat dan ikut aktif dalam memecahkan permasalahan yang terjadi dengan mengacu pada pemerintah Indonesia sebagai pemerintahan yang sah” ungkap Pangdam.
Mayjen I Nyoman Cantiasa mengajak seluruh hadirin untuk mengisi pembagunan serta meneruskan cita-cita leluhur dan pahlawan yang telah berjuang agar Papua bersatu dengan Indonesia. “Kepedulian dan kesungguhan kita terhadap berbagai permasalahan yang terjadi di Papua Barat akan sangat berarti bagi terwujudnya Papua Barat yang damai, aman dan sejahtera,” tegas Pangdam.
Ia mengatakan bahwa kegiatan pemugaran tugu tersebut untuk mengenang sejarah perjuangan para pahlawan yang menghendaki Papua bersatu dengan Indonesia dengan proses yang tidak mudah.
“Saya berharap, momen ini hendaknya dijadikan simbol sejarah untuk melanjutkan nilai-nilai dan semangat perjuangan 1945 oleh masyarakat dan seluruh elemen di Papua Barat sebagai penerus estafet perjuangan pahlawan,” ujarnya.
Sementara itu di tempat yang sama, Gubernur Dominggus Mandacan yang merupakan anak pelaku sejarah Pepera mengatakan, Tugu Pepera bisa diperindah lagi dengan tidak mengurangi sejarah yang ada untuk mengingatkan anak cucu ke depan tentang sejarah Pepera.
“Ke depan perlu diajarkan di semua tingkat pendidikan di Papua Barat tentang sejarah Pepera, sehingga mereka tahu persis peristiwa dan pelaku sejarahnya agar dapat menjaga situs sejarah,” ujar Dominggus.
Pada kesempatan tersebut juga dibacakan keputusan Dewan Musyawarah Papua yang tertulis pada Tugu Pepera yang intinya bahwa Papua sampai kapanpun bagian dari Indonesia yang tak terpisahkan.
Diketahui, Tugu Pepera merupakan saksi bisu peristiwa Pepera pada 29 Juli 1969 silam di Manokwari. Tugu ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 18 September 1969. Selama 52 tahun, tugu ini telah mengalami beberapa kali proses renovasi.
Lihat Juga: Komitmen Tuntaskan Permasalahan di Halmahera Tengah, Putra Daerah Edi Langkara Banjir Dukungan
Hadir dalam kegiatan pemugaran Tugu Pepera ini antara lain Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen I Nyoman Cantiasa, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, Kapolda Papua Barat Irjen Pol Tornagogo Sihombing, Forkopimda Papua Barat, Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Papua Barat dan sejumlah organisasi masyarakat yang ada di Papua Barat.
Dalam sambutannya Pangdam XVIII/Kasuari , Mayjen I Nyoman Cantiasa mengatakan, pihaknya berharap momen tersebut tidak sekedar simbol belaka, tetapi akan menjadi sumber inspirasi dan motivasi dalam membangun Papua Barat.
“Kita semua harus bersatu untuk ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kesejahteraan Papua Barat dan ikut aktif dalam memecahkan permasalahan yang terjadi dengan mengacu pada pemerintah Indonesia sebagai pemerintahan yang sah” ungkap Pangdam.
Mayjen I Nyoman Cantiasa mengajak seluruh hadirin untuk mengisi pembagunan serta meneruskan cita-cita leluhur dan pahlawan yang telah berjuang agar Papua bersatu dengan Indonesia. “Kepedulian dan kesungguhan kita terhadap berbagai permasalahan yang terjadi di Papua Barat akan sangat berarti bagi terwujudnya Papua Barat yang damai, aman dan sejahtera,” tegas Pangdam.
Ia mengatakan bahwa kegiatan pemugaran tugu tersebut untuk mengenang sejarah perjuangan para pahlawan yang menghendaki Papua bersatu dengan Indonesia dengan proses yang tidak mudah.
Baca Juga
“Saya berharap, momen ini hendaknya dijadikan simbol sejarah untuk melanjutkan nilai-nilai dan semangat perjuangan 1945 oleh masyarakat dan seluruh elemen di Papua Barat sebagai penerus estafet perjuangan pahlawan,” ujarnya.
Sementara itu di tempat yang sama, Gubernur Dominggus Mandacan yang merupakan anak pelaku sejarah Pepera mengatakan, Tugu Pepera bisa diperindah lagi dengan tidak mengurangi sejarah yang ada untuk mengingatkan anak cucu ke depan tentang sejarah Pepera.
“Ke depan perlu diajarkan di semua tingkat pendidikan di Papua Barat tentang sejarah Pepera, sehingga mereka tahu persis peristiwa dan pelaku sejarahnya agar dapat menjaga situs sejarah,” ujar Dominggus.
Pada kesempatan tersebut juga dibacakan keputusan Dewan Musyawarah Papua yang tertulis pada Tugu Pepera yang intinya bahwa Papua sampai kapanpun bagian dari Indonesia yang tak terpisahkan.
Diketahui, Tugu Pepera merupakan saksi bisu peristiwa Pepera pada 29 Juli 1969 silam di Manokwari. Tugu ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 18 September 1969. Selama 52 tahun, tugu ini telah mengalami beberapa kali proses renovasi.
Lihat Juga: Komitmen Tuntaskan Permasalahan di Halmahera Tengah, Putra Daerah Edi Langkara Banjir Dukungan
(don)