Cerita Sedih Korban Banjir Bandang Kota Malang, Kehilangan Tabungan Rp3 Juta untuk Berobat
loading...
A
A
A
MALANG - Rohman, korban banjir bandang di Kota Malang masih tak menyangka seluruh harta bendanya hilang dalam sekejap. Ia menjadi satu dari beberapa korban banjir bandang di Kota Malang, rumahnya hanyut terbawa air bah dari Sungai Brantas.
Banjir bandang yang terjadi pada Kamis sore (4/11/2021) telah melenyapkan seluruh harta bendanya, termasuk uang tabungannya senilai Rp 3 juta yang dikumpulkan dari hasil pemberian orang-orang, dan penghasilannya menarik becak.
"Hanyut semua habis, rumah hanyut juga, uang Rp 3 juta hasil tabungan untuk berobat juga habis terbawa banjir," ucap Rohman ditemui MNC Portal, di rumahnya di RT 7 RW 6 Kelurahan Klojen, Kota Malang, pada Senin (8/11/2021).
Rohman bercerita sebelum banjir bandang datang, ia tengah tertidur di rumahnya usai menarik becak. Saat itu waktu menunjukkan sekitar pukul 17.00 WIB, saat tiba - tiba suara air bah mengejutkannya dan membuat Rohman berlari menyelamatkan diri.
"Itu air deras datangnya, suaranya terdengar gemuruh. Saya lari menyelamatkan diri hanya pakai sarung sama kaos, dan kaleng," ungkap dia.
Pria 62 tahun menuturkan, air naik begitu cepat sehingga ia tak sempat membawa harta bendanya, termasuk uang tabungannya senilai Rp 3 juta, hasilnya menarik becak. Menurutnya, uang itu sebenarnya juga dikumpulkan untuk pengobatan sesak napas yang dideritanya sejak lama.
"Uang itu dikasih orang-orang saya kumpulkan, hasilnya narik becak, saya tabung untuk berobat uangnya Rp 3 juta, saya tabung nggak pengen ngerepoti anak - anak itu. Itu hanyut semua, nggak sempat ambil uang, ambil baju juga nggak, hanya pakai sarung, dan baju doang. Uang 3 juta, alat dapur, kasur, kompor, tape, radio, pakaian, semuanya hanyut," bebernya.
Dijelaskan, rumahnya juga roboh akibat terjangan banjir bandang tersebut. Rumah berukuran 3 x 7 meter itu hancur dan hanyut akibat terjangan material kayu besar berdiameter sekitar 1,5 meter.
"Kena hantaman banjir, kena pohon besar diameter 1,5 panjangnya hampir 4 meter lebih. Jadi kena pohon rumah saya sehingga rusak. Ketinggiannya hampir tiga meter kemarin disemprot air, ketinggian 3 meter," terangnya.
Kini Rohman hanya bisa pasrah pria dengan tiga orang anak, ia sementara ini tinggal di rumah teman-temannya dan tetangganya. Ia mengaku belum bisa menghubungi anak-anaknya di luar Kota Malang. Baca: Geger! Warga Desa Sumsel Temukan Bongkahan Emas di Sungai Are.
"Anak-anak di luar kota semua, belum ngubungi, saya di sini sendirian, nggak punya keluarga siapa-siapa, istri juga nggak ada," tuturnya.
Sementara itu Ketua RT 7 RW 6 Kelurahan Klojen Yuli Asminarsih mengaku juga uang hasil pendapatannya berjualan Rp2 juta juga hanyut terbawa air.
"Semua hanyut, kulkas, lemari kecil, berkas, uang - uang, meja belajar isinya, sepatu, seragam hanyut makanya anak saya nggak sekolah dulu, terus uangnya Rp 2 juta, ngungsi tinggal tersisa Rp 12 ribu," paparnya.
Di RT 7 RW 6 sendiri ada 27 kepala keluarga, dengan 74 jiwa yang terdampak banjir. Dimana tiga rumah warganya rusak tersapu banjir bandang, dan satu unit rumah milik Rohman, hanyut terbawa arus banjir. Baca Juga: Sungai Cibeet Meluap, 216 Rumah di Karawang Terendam Banjir.
Perempuan berusia 53ctahuj ini masih tak menyangka bila banjir yang terjadi pada Kamis sore itu bisa meluluhlantahkan rumahnya.
"Sejak tahun 1978 pindah sini nggak pernah banjirnya segitu, ini kemarin terparah dan langsung naiknya cepat, dalam hitungan detik. Waktu itu sekitar jam 5 sore, mau maghrib," pungkasnya.
Banjir bandang yang terjadi pada Kamis sore (4/11/2021) telah melenyapkan seluruh harta bendanya, termasuk uang tabungannya senilai Rp 3 juta yang dikumpulkan dari hasil pemberian orang-orang, dan penghasilannya menarik becak.
"Hanyut semua habis, rumah hanyut juga, uang Rp 3 juta hasil tabungan untuk berobat juga habis terbawa banjir," ucap Rohman ditemui MNC Portal, di rumahnya di RT 7 RW 6 Kelurahan Klojen, Kota Malang, pada Senin (8/11/2021).
Rohman bercerita sebelum banjir bandang datang, ia tengah tertidur di rumahnya usai menarik becak. Saat itu waktu menunjukkan sekitar pukul 17.00 WIB, saat tiba - tiba suara air bah mengejutkannya dan membuat Rohman berlari menyelamatkan diri.
"Itu air deras datangnya, suaranya terdengar gemuruh. Saya lari menyelamatkan diri hanya pakai sarung sama kaos, dan kaleng," ungkap dia.
Pria 62 tahun menuturkan, air naik begitu cepat sehingga ia tak sempat membawa harta bendanya, termasuk uang tabungannya senilai Rp 3 juta, hasilnya menarik becak. Menurutnya, uang itu sebenarnya juga dikumpulkan untuk pengobatan sesak napas yang dideritanya sejak lama.
"Uang itu dikasih orang-orang saya kumpulkan, hasilnya narik becak, saya tabung untuk berobat uangnya Rp 3 juta, saya tabung nggak pengen ngerepoti anak - anak itu. Itu hanyut semua, nggak sempat ambil uang, ambil baju juga nggak, hanya pakai sarung, dan baju doang. Uang 3 juta, alat dapur, kasur, kompor, tape, radio, pakaian, semuanya hanyut," bebernya.
Dijelaskan, rumahnya juga roboh akibat terjangan banjir bandang tersebut. Rumah berukuran 3 x 7 meter itu hancur dan hanyut akibat terjangan material kayu besar berdiameter sekitar 1,5 meter.
"Kena hantaman banjir, kena pohon besar diameter 1,5 panjangnya hampir 4 meter lebih. Jadi kena pohon rumah saya sehingga rusak. Ketinggiannya hampir tiga meter kemarin disemprot air, ketinggian 3 meter," terangnya.
Kini Rohman hanya bisa pasrah pria dengan tiga orang anak, ia sementara ini tinggal di rumah teman-temannya dan tetangganya. Ia mengaku belum bisa menghubungi anak-anaknya di luar Kota Malang. Baca: Geger! Warga Desa Sumsel Temukan Bongkahan Emas di Sungai Are.
"Anak-anak di luar kota semua, belum ngubungi, saya di sini sendirian, nggak punya keluarga siapa-siapa, istri juga nggak ada," tuturnya.
Sementara itu Ketua RT 7 RW 6 Kelurahan Klojen Yuli Asminarsih mengaku juga uang hasil pendapatannya berjualan Rp2 juta juga hanyut terbawa air.
"Semua hanyut, kulkas, lemari kecil, berkas, uang - uang, meja belajar isinya, sepatu, seragam hanyut makanya anak saya nggak sekolah dulu, terus uangnya Rp 2 juta, ngungsi tinggal tersisa Rp 12 ribu," paparnya.
Di RT 7 RW 6 sendiri ada 27 kepala keluarga, dengan 74 jiwa yang terdampak banjir. Dimana tiga rumah warganya rusak tersapu banjir bandang, dan satu unit rumah milik Rohman, hanyut terbawa arus banjir. Baca Juga: Sungai Cibeet Meluap, 216 Rumah di Karawang Terendam Banjir.
Perempuan berusia 53ctahuj ini masih tak menyangka bila banjir yang terjadi pada Kamis sore itu bisa meluluhlantahkan rumahnya.
"Sejak tahun 1978 pindah sini nggak pernah banjirnya segitu, ini kemarin terparah dan langsung naiknya cepat, dalam hitungan detik. Waktu itu sekitar jam 5 sore, mau maghrib," pungkasnya.
(nag)